5

8.2K 738 13
                                    

Dengan ceria juga bersandung kecil, (namakamu) mulai membereskan makanannya, untuk ia bawa ke kantor Iqbaal, ia tahu Iqbaal adalah seorang pekerja keras, sibuk dan terkadang selalu melupakan hal kecil, seperti makan. Maka dari itu (namakamu) akan membawa makanan untuk suaminya, Iqbaal.

Sampai di kantor (namakamu) langsung menuju meja informasi, menanyakan dimana ruangan suaminya, setelah itu ia pun melangkah menuju ruangan suaminya, Iqbaal.

"Ini kali ya."

Tok...tok....

"Mohon maaf mau bertemu siapa mba?"

(namakamu) terkejut saat tahu yang membuka pintu adalah wanita, apa ia salah ruangan? Pikirnya.

"Saya mau bertemu pak Iqbaal."

"Sudah ada janji sebelumnya?"

"Belum."

"Mohon maaf mba, pak Iqbaal sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu, sebaiknya lain kali kesini lagi mba"

"Saya hanya bertemu sebentar, apa ga bisa?"

"Mohon maaf mba tidak bisa."

Iqbaal yang sedang fokus dengan pekerjaannya pun harus terhenti saat mendengar suara gaduh di depan ruangannya, ia memutuskan untuk melihat apa yang terjadi di depan sana.

"Ada apa ini ribut-ribut."

"Maaf pak Iqbaal, mba ini memaksa mau bertemu bapak, saya sudah bilang bapak sedang sibuk dan tidak bisa di ganggu, tapi beliau tetap memaksa."

"Baik, anda kembali ke meja anda Zheena, biar saya mengurus."

"Baik pak."

Setelah itu Iqbaal tersenyum tipis melihat wanita yang tidak lain istrinya dengan wajah menahan kesal itu.

"Kamu engga bilang mau kesini sayang."

"Kan tadi pagi aku bilang."

"Iyaiya, ayo masuk."

"Aku ganggu yaa?"

"Engga dong sayang, kamu bawa makanan kan?"

"Bawa dong, pasti bayi besar ini belum makan kan."

"Kamu selalu tahu, bunda."

(namakamu) tertawa saat Iqbaal memanggilnya bunda, ada rasa bahagia yang tidak bisa ia jelaskan.

"Jangan ketawa, tawa kamu bagus, nanti mereka jatuh cinta sama istriku ini."

"Lebay, ayo masuk ah."

"Sampe lupa aku yang."

"Pelupa kamu baal."

"Yang penting aku engga lupa kamu bayiiku."

"Bodo."

Iqbaal tertawa kecil lalu mulai masuk kembali ke dalam ruangannya, sambil merangkul erat pinggang istrinya.

"Posesif."

"Sejak dulu bukan?"

"Kenapa bisa aku cinta kamu baal, pake apa sih kamu?"

"Ya bisa lah, toh aku ganteng sih, terpesona kan kamu."

"Pedenya kumat."

Mereka tertawa bersama, tanpa mereka sadari, seketaris Iqbaal, Alzheena Gabriella, menatap (namakamu) dengan tatapan tidak suka.

"Suapin yang."

"Manja dih, engga malu apa?"

"Pokoknya suapin."

Ayah Iqbaal [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang