Setelah Iqbaal menghabiskan waktu bersama dengan keluarganya, ia mendapatkan tugas baru, sebuah proyek besar di kota Lombok, mau tidak mau Iqbaal harus pergi meninggalkan keluarganya, lagi pula Iqbaal sendiri tidak akan lama di Lombok.
(namakamu) tentu selalu mendukung semua keputusan Iqbaal sebagai suaminya, sebagai kepala keluarga, ia juga tidak mempermasalahkan harus di tinggal berapa lama, tetapi yang ia permasalahkan adalah saat Iqbaal kembali ke Jakarta.
Iqbaal kembali dengan sikap yang berbeda, tidak ada sapaan manis, tidak ada senyuman hangat, tidak ada pelukan rindu, semua tidak ada, yang ada hanya sikap dingin dan cuek.
"Kamu kenapa baal?" Tanya (namakamu) dengan lembut.
Iqbaal menoleh sebentar lalu menggelengkan kepalanya, untuk saat ini ia sedang malas berdebat dengan istrinya.
"Kalau ada apa-apa bilang, jangan kaya gini, kamu pikir dengan kamu kaya gini, aku bisa ngerti?"
"Kamu bisa diem engga? Aku capek baru pulang, harusnya kamu layanin aku, kamu istri aku kan?" Ujar Iqbaal dengan ketus.
"Ada apa sih sama kamu baal?"
"Kamu yang kenapa?" Tanya Iqbaal dengan nada yang semakin meninggi.
"Aku? Salah aku apa?"
"Aku kerja buat kalian, buat kamu sama Zanna, tapi ini balasan kamu? Setelah apa yang aku kasih buat kamu? Aku engga pernah nyangka kamu gini, istri yang aku bangga-banggain, selingkuh di belakang aku, ternyata bener kamu engga beda jauh sama wanita penggoda di luar sana."
Plak..
Rahang Iqbaal memerah, tangannya mengepal hebat, ia semakin naik pitam saat istrinya menamparnya dengan keras.
"Tega kamu bilang gitu sama aku? Asal kamu tahu baal, aku engga pernah selingkuh, aku tahu diri, aku udah punya keluarga, aku punya kamu, yang udah sepantasnya aku hormati, tapi kamu malah nuduh aku yang engga-engga."
"Kalau pada dasarnya kamu selingkuh ya selingkuh, engga usah ngelak, oh atau kamu mau nutupin semuanya?"
"Nutupin apa lagi sih?"
Iqbaal tersenyum miring lalu membuka ponselnya yang sedari tadi ia genggam, setelah itu ia menunjukan foto yang cukup membuat (namakamu) terkejut bukan main.
"Kenapa? Kaget? Ini kan selingkuhan kamu? Bahkan laki-laki ini engga ada apa-apanya di banding aku."
(namakamu) menghela napas kecil, foto itu adalah akar masalahnya, laki-laki yang berada di foto itu adalah teman sekolahnya dulu, bukan mantan apalagi selingkuhan.
"Kamu itu selalu aja kaya gini, marah-marah tanpa dengerin penjelasan aku dulu, kamu engga tahu kan siapa laki-laki itu?"
"Selingkuhan kamu kan? Ngaku aja, aku tahu semuanya."
"Tahu apa? Aku tanya kamu tahu apa?"
"Dia selingkuhan kamu, kalian menjalin sebuah hubungan saat aku pergi ke Lombok, aku tahu semua, kalau kaya gini, aku akan talak kamu."
Tes..
Air mata yang sedari tadi (namakamu) tahan keluar tanpa permisi, ia tidak pernah menyangka semua hancur seperti ini hanya kerena foto itu.
"Kamu bahkan belum denger penjelasan aku baal."
"Apalagi? Apalagi yang harus kamu jelasin? Semua udah jelas."
(namakamu) semakin terisak kecil saat mendengar perkataan Iqbaal yang sedari tadi menusuk ulu hatinya, ia sendiri tidak pernah menyangka, Iqbaal berubah hanya dalam waktu sesingkat ini.
Sebenarnya Iqbaal tidak tega melihat istrinya menangis hebat disana, tapi ia juga sama terlukanya, hatinya sakit saat tahu wanita yang paling ia cintai bermain di belakangnya.
"Kalau itu mau kamu, aku ikhlas baal, asal Zanna tetep sama aku."
Iqbaal menghela napas kecil dan membiarkan istrinya pergi meninggalkannya sendiri di ruang tamu, Iqbaal sendiri sebenarnya yakin istrinya tidak selingkuh, tapi foto itu, membuktikan semuanya, istrinya bermain di belakangnya.
Tidak lama Iqbaal melangkah menuju kamar, ia sudahi semua ini, biarkan pengadilan yang mengurus semuanya.
Paginya seperti biasa (namakamu) menyiapkan sarapan, walaupun hubungannya sedang tidak baik, ini tetap menjadi tugas dan tanggungjawabnya sebagai istri.
"Bunda gapapa? Wajah bunda pucet."
"Bunda gapapa sayang, kamu sarapan yang banyak yaa nak."
"Iyaaa bunda."
Iqbaal yang melihat semuanya hanya tersenyum miris, semuanya berubah, tidak ada kehangatan seperti biasanya.
"Ayah ayo sarapan barengggg."
"Iyaaa sayang."
"Loh bunda mau kemana? Bunda kan belum sarapan?"
"Bunda mau mandi, lengket badan bunda, nanti bunda sarapan kok."
"Yaudah iyaa bunda."
Bukan (namakamu) bukan mau mandi, tetapi ia mau menghindar untuk sementara waktu, agar hatinya tidak terluka terlalu dalam, Iqbaal adalah alasannya bahagia, tapi Iqbaal juga adalah alasanya terluka.
Di kamar (namakamu) tersenyum miris melihat kembali foto pernikahan mereka, semua terlihat bahagia di foto itu, apalagi dengan hadirnya Zanna, semua terasa lengkap, (namakamu) dan Iqbaal merasakan hal yang sama, sama-sama bahagia.
Di dalam rumah tangga wajar jika banyak kerikil kecil yang masuk, tetapi itu semua tergantung dengan keluarga itu, bisa menghadapinya atau tidak.
"Aku harap kamu bisa pertimbangin semuanya, dan aku harap secepatnya kamu tahu, fakta yang sebenarnya, tapi sampai kapan pun, aku selalu sayang kamu baal."
•••••
Hai.....
Apa kabar wattys?
Gimana gimana bagian ini? mengandung bawang, eh engga deng wkwk.
Sebelumnya mungkin setelah ini aku bakal jarang update, karena aku udah mulai magang lagi, tapi semoga aja bisa tetep update hehe.
Itu aja sih hehe, semoga suka yaa kawan-kawan, jangan lupa vote dan komentarnyaa.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Iqbaal [3]
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan rumah tangga (namakamu) dan Iqbaal, sederhana tapi rumit, lika-liku kehidupan rumah tangga itu tidak mudah, banyak yang harus mereka jalani, lalu bagaimana mereka bisa menghadapi kerasnya kehidupan rumah tangga? Yang s...