Iqbaal baru saja sampai di rumah, ia melonggarkan sedikit dasinya, tapi kegiatannya terhenti saat melihat mobil asing yang berada di depan rumahnya.
"Mobil siapa sih?"
Iqbaal memasuki rumah megahnya dengan gontai, ia terlalu lelah hari ini, pekerjaannya begitu menumpuk, dan harus di selesaikan tepat waktu.
"Saya harap anda bisa mempertimbangkan perkataan saya."
Langkah Iqbaal terhenti saat melihat pria yang tidak asing baginya, pria yang selama ini ia benci, ayahnya.
"Ayah."
"Saya tidak sudi anda memanggil saya seperti itu, menantu saya hanya Alzheena."
Deg.
Mata Iqbaal membulat sempurna, apa maksud perkataan ayahnya, dan terlebih membawa nama Alzheena, apakah Alzheena yang di maksud adalah mantan seketarisnya?
"Cukup."
Semua menoleh melihat kedatangan Iqbaal dengan wajah datarnya, Iqbaal tidak menyangka ayahnya mengenal wanita gila itu, Alzheena.
"Sampai kapanpun istri saya hanya satu, (namakamu) Adzkya Pranata, tidak ada yang lain."
"Dia mandul Iqbaal."
"Cukup, siapa anda? Alzheena, wanita murahan sok tahu, untuk apa anda menginjakkan kaki anda disini? Dan anda, pria keji, anda tidak berhak mengatur hidup saya."
"Saya masih ayah kamu."
"Saya tidak sudi memiliki ayah pengkhianat seperti anda."
Plak..
"Kurang ajar, anak tidak tahu diri."
"Mau anda apa hah? Tidak cukup menghancurkan hidup saya? Bunda saya meninggalkan saya karena anda, pria brengsek seperti anda tidak pantas hidup di dunia."
"Ayah mau yang terbaik untuk kamu Iqbaal, menikahlah dengan Zheena."
Deg.
(namakamu) hanya diam menunduk, menangis tanpa isakan, hati kecilnya terluka saat mendengar perkataan ayah mertuanya.
"Yang terbaik untuk anda belum tentu baik untuk saya, saya sudah menikah dan saya hanya menikah sekali seumur hidup saya, dan anda Alzheena wanita gila tidak tahu diri, jangan harap bisa menggantikan posisi istri saya."
"Aku kurang apa si baal?" Tanya Zheena yang mulai berani menggelendot manja di lengan Iqbaal.
"Lepaskan."
"Aku cantik, seksi, tubuhku bagus, siapapun akan suka bukan?"
"Sayangnya hatimu busuk."
"Baal, lihat aku, dari pertama aku kerja, aku udah sayang sama kamu, aku mau kamu baal, aku mau kamu, kita menikah ya?"
"Tidak sudi saya menikahi jalang seperti anda."
(namakamu) yang tidak tahan akan situasinya meninggalkan mereka dengan bahu yang sedikit bergetar.
"Silahkan pintu keluar disana."
Setelah itu Iqbaal meninggalkan mereka dengan tatapan murka, Iqbaal menemui istrinya, langkahnya terhenti saat melihat istrinya melamun di balkon, dengan segera Iqbaal menghampiri dan memeluknya dari belakang.
"Sayang maaf."
"Bukan salah kamu."
"Jangan nangis hei, air mata kamu kelemahan aku."
"Aku takut kehilangan kamu lagi baal."
"Aku disini, selalu disini sama kamu."
"Aku takut baal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Iqbaal [3]
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan rumah tangga (namakamu) dan Iqbaal, sederhana tapi rumit, lika-liku kehidupan rumah tangga itu tidak mudah, banyak yang harus mereka jalani, lalu bagaimana mereka bisa menghadapi kerasnya kehidupan rumah tangga? Yang s...