13

6.1K 577 16
                                    

Setelah kejadian itu, (namakamu) mulai bisa memaafkan Iqbaal, walaupun belum sepenuhnya percaya, Iqbaal tidak mempermasalahkan itu, ia tahu butuh waktu untuk mengembalikan kepercayaan istrinya, dan itu tugasnya untuk membuat istrinya kembali percaya.

Tapi setidaknya (namakamu) mulai bisa memaafkan, bisa seperti semula, dan Iqbaal pun berjanji tidak akan pernah menyakiti istrinya lagi.

Saat ini mereka tengah berada di ruang keluarga, menonton sambil memakan kue buatan (namakamu), sebenarnya Iqbaal sudah melarang, ia tidak mau istri dan anaknya kenapa-napa.

"Ayah."

"Kenapa bund?"

"Anak kamu kangen sama kamu, dia mau denger suara kamu lagi."

Iqbaal tersenyum dan berjongkok berhadapan langsung dengan perut datar (namakamu), ia mengusap lembut perut istrinya.

"Assalamualaikum anak ayah, kamu kangen sama ayah nak? Ayah juga kangen sama kamu, kamu baik-baik yah di perut bunda, jangan nakal, nanti kita main bareng-bareng, ayah sama bunda udah engga sabar nunggu kamu disini "

(namakamu) tersenyum haru, ia juga sudah tidak sabar melihat buah hatinya, ia ingin segera menggendong, memberi asi, mengajaknya main, ah tidak sabar sekali.

"Ayah."

"Kenapa bunda?"

"Bunda laper."

"Mau makan apa?"

"Nasi goreng buatan ayah"

Iqbaal tentu terkejut, selama ini ia tidak bisa memasak, paling-paling masak air juga mie instan, dan sekarang istrinya menginginkan nasi goreng buatannya.

"Yaudah kamu tunggu sini, jangan kemana-mana."

(namakamu) tersenyum dan mengangguk, sementara Iqbaal langsung menuju dapur, langkah pertama yang ia lakukan adalah membuka youtube, dan mulai mengeluarkan bahan-bahan sesuai perintah.

"Demi anak, demi istri rela dah gua." Gerutu Iqbaal.

Setelah mengeluarkan bahan, Iqbaal mulai mencoba menumis bumbu nasi goreng itu, memasukan telur, nasi, juga kecap, dan tidak lupa garam.

Sebelum itu Iqbaal sempat menggoreng udang, ia tahu istrinya sangat menyukai udang tempura, Iqbaal menyajikan nasi goreng itu dengan udang tempura di atasnya.

"Taraaaa ala ayah Iqbaal."

Dengan bahagia juga bangga Iqbaal membawa nasi goreng udang itu ruang keluarga, ia sampai lupa apron masih melekat dengan apik di tubuhnya.

"Taraaa nasi goreng udang ala ayah untuk bundaa."

(namakamu) terkekeh kecil melihat kelakuan Iqbaal saat ini apalagi Iqbaal masih menggunakan apron itu, tentu (namakamu) tidak bisa menahan tawanya, hhh lucu sekali suaminya ini.

"Apron kamu engga di buka?"

Refleks Iqbaal melihat pakaiannya yang terbalut apron dan Iqbaal hanya terkekeh kecil menyadari akan hal itu.

Ayah Iqbaal [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang