🍁🍁🍁
Gadis cantik itu melangkahkan kaki jenjangnya melewati koridor yang cukup sepi mengingat hari sudah semakin sore dan cuaca yang mendung ikut mendukung orang-orang semakin bergegas pulang.
Kim Jisoo, gadis itu mengeluh karena dia harus membawa beberapa buku tugas milik teman-temannya yang sepertinya sengaja tak diambil karena memilih pulang duluan.
Tubuh ramping itu berjengit kaget begitu merasakan sebuah tangan dengan sembarangan melingkari pinggangnya.
"Hi, sweety?" Suara itu berdengung tepat disamping telinga kiri Jisoo, membuat gadis itu meringis menahan geli. Jisoo menoleh dan tidak terkejut begitu mendapati pria tampan dengan alis tebal itu menatapnya dengan seringaian tipis di ujung bibirnya.
"Sehun?" Jisoo menggumam, Pria itu dengan asal mengecup pipi kirinya lalu mengambil alih sebagian besar buku di tangan Jisoo.
"Kok kamu bawa buku banyak kayak gini?" Sehun bertanya terkesan basa basi.
"Ini buku tugas anak-anak di kelas yang malah gak di ambil gara-gara pada pulang duluan. Mau aku taruh di loker aja dulu." Sahut Jisoo dengan wajah sedikit ditekuk karena dongkol dibuat repot sendiri.
Keduanyapun berjalan hingga sampai di tempat khusus dimana jajaran loker itu diletakkan. Jisoo membuka lokernya lalu mulai memasukan buku-buku itu, pun yang dibawa oleh Sehun.
"Hah~ akhirnya." Jisoo mengusap peluh didahinya menggunakan punggung tangan, gadis itu lalu mengibaskan tangannya berusaha mengurangi rasa gerahnya.
Sehun yang sedari tadi melihatnya mengambil langkah mendekat, hingga punggung Jisoo tersudut menyentuh loker. Jisoo mendongak membalas tatapan Sehun yang seolah ingin menenggelamkannya.
"Se-sehun-" Bibir Jisoo dibungkam begitu saja dengan ciuman, Jisoo meremas lengan Sehun yang berbalut jaket bomber itu berusaha mengendalikan pria itu.
Walau bagaimanapun ini tempat umum, bagaimana jika ada orang yang melihat aksi mereka, terlebih jika itu dosen atau sejenisnya yang melihat.
"Argh!" Sehun mengerang karena Jisoo menggigit bibirnya guna menghentikan aksi pria itu, dan usahanya itu berbuah.
Jisoo mendongak membalas Sehun yang menatapnya tajam seolah tak dapat menerima penolakan yang dilakukan Jisoo.
"Ja-jangan disini." Lirih Jisoo dengan wajah memerah sambil menundukan kepalanya. Sehun yang mendengarnya langsung merubah raut wajahnya, sebuah seringaian terselip di sudut bibirnya. Dengan gemas dia mengecup dahi Jisoo dan mengacak pelan rambut gadis itu.
🍁🍁
"Jis, lo yakin bakal bertahan sama perjodohan ini?" Jisoo bahkan tidak ingat lagi ini kali keberapa Rosé menanyakan hal ini pada Jisoo sejak gadis itu menceritakan perjodohannya dengan Oh Sehun.
Bukan apa-apa, Rosé memang ikut senang melihat sahabatnya itu terlihat begitu bahagia saat bersama Pria Oh itu. Namun di satu sisi dia juga khawatir, karena bukan sekali dua kali dia memergoki pria itu menyeleweng. Rosé masih bersyukur bukan Jisoo yang memergokinya, jika itu sampai terjadi, entahlah, Rosé bahkan emosi sendiri membayangkannya.
Jisoo menganggukan kepala sambil mengunyah kentang gorengnya.
"Uhm. Sehun memperlakukan ku dengan baik." Jisoo berujar tidak menyadari tatapan Rosé yang nanar.
"Jis? Lo udah pernah menanyakan perasaan dia ke elo kayak gimana?" Rosé kembali mengajukan pertanyaan, dilihatnya Jisoo menghentikan kegiatannya.
Gadis itu seolah tercenung dengan pertanyaan Rosé karena jujur sejauh ini dia belum pernah menanyakan perihal itu, dia pikir dengan Sehun disampingnya saja sudah cukup mewakili.