🍃🍃🍃
Jisoo membuntuti pria tinggi itu hingga kedalam manson, suasana manson cukup sepi karena hari sudah malam, di tambah lagi sang kakek yang juga tinggal disana saat ini sedang pergi ke luar kota karena ada urusan bisnis.
"Sehun? Sehun?" Jisoo memanggil, dengan sebelah tangan membawakan kotak dengan hiasan pita yang kelihatan cantik, sedangkan sebelahnya lagi mengangkat gaun pestanya agar mempermudah langkahnya.
"Sehun, Se-"
"Hentikan!" Sehun berbalik lantas menyergah demikian, membuat tubuh mungil didepannya sempat tersentak.
"Sehun, maaf aku-"
"Kau memang perusak! Kau merusak segalanya, kenapa kau mengungkit masalah perjodohan di hadapan Soojung tadi?!" Semburan amarah Sehun, Jisoo diam-diam mempererat kepalan tangannya di gaunnya.
"Sehun, yang kukatakan memang kenyataannya. Kakekku mengatakan hal itu, itulah yang membuat aku sampai disini, begitupun dengan kakek mu beliau bilang-"
"Kau pikir aku mau menikah denganmu?!" Sebuah pertanyaan menusuk dengan nada enggan itu membuat Jisoo terdiam kehilangan kata.
"Kau ini hanya gadis desa yang entah bagaimana ceritanya datang tiba-tiba mengganggu hidupku, aku sudah mempunyai Soojung, aku tidak membutuhkanmu!" Ujar Sehun dengan amarah yang menggebu. Jisoo mematung dengan wajah merah menahan tangis, tidak, dia tidak boleh menyerah begitu saja.
"Sehun? Sehun lihatlah, aku memiliki hadiah untukmu, hadiah ulang tahunmu.." Jisoo berusaha mengalihkan pembicaraan dengan melangkah dan menyodorkan kotak di tangannya. Sehun menatapnya tidak suka.
Srek
Dia kemudian menepis kotak itu hingga terlempar dari tangan Jisoo.
Jisoo hampir memekik, tangannya ikut terhempas dengan kasar tadi hingga menimbulkan sedikit memar.Sehun langsung berbalik begitu saja menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan Jisoo berdiri lemas dengan kesedihannya.
Jisoo tak kuasa menahan airmatanya, dada nya begitu sesak mendengar semua penuturan Sehun. Dia merasa bodoh, dia merasa tidak diinginkan.
Setelah semua hal yang membuatnya sampai tinggal di manson ini dan meninggalkan rumahnya didesa, berharap pria yang di gadang-gadang akan menjadi suaminya menyambutnya dengan hangat.
"Kakek, kau bilang dia pria baik.. kau bilang dia akan menjagaku.. dia akan mencintaiku... tapi.. nyatanya dia tak menginginkanku.." Jisoo menutup mulutnya berusaha menahan isakannya.
Jisoo masuk kedalam kamarnya, dia menatap bayangannya di cermin. Bahkan dia sudah berusaha membuat Sehun tidak malu dengan meminta, Mina, sepupu Sehun untuk mendandaninya. Bukan apa-apa, sebelumnya Jisoo diomeli karena berpakaian terkesan kuno saat pergi bersama Sehun, atas suruhan kakek Sehun tentunya.
Jisoo mengusap airmatanya, apa ini saatnya dia menyerah? Semua ekspektasinya tentang Oh Sehun sudah luntur. Bergantikan kenyataan pahit yang bertolak belakang.
Maka dengan keputusan singkat nya, Jisoo memilih untuk keluar sekarang juga. Mungkin Sehun akan senang dengan tindakannya ini. Tangannya meraih tas berukuran sedang yang dia bawa saat pindah kemari.
Dia kemudian memasukan beberapa baju yang memang miliknya, bukan pemberian kakek Sehun. Setelah selesai, diapun membuka pintu kamarnya dengan hati-hati memastikan dia tak menbuat keributan lalu bergegas meninggalkan manson tanpa di krtahui siapapun.
🍃🍃🍃
Sehun keluar dari kamarnya setelah beberapa waktu dengan emosi yang lebih baik dari sebelumnya. Dia sudah mengganti pakaian formalnya dengan sebuah kaos tangan panjang dan celana sweatpants.