can we call it 'date' ?

325 37 2
                                    

Author POV

Mark sedikit gugup saat dirinya berada diballroom cinema tempat ia dan Wendy akan menonton nanti. Dia, dan Wendy. Berdua. Menonton film romantis.

Pipinyapun langsung memerah menahan gejolak bahagia dari dalam hatinya. Bahkan laki-laki ini tidak pernah berhenti untuk tersenyum simpul mengingat apa yang dia lakukan malam ini.

"Kau baik-baik saja? Kau sepertinya senang sekali?". Pertanyaan manager hyung langsung menarik Mark kembali ke alam sadarnya. Ya, Mark akhirnya ditemani oleh manager hyung yang mengantarkannya tadi untuk sekedar membeli tiket. Managernya sedikit khawatir, takut kalau-kalau ada paparazi yang menciduk Mark dan 'teman'nya itu nanti.

"Aniyo hyung, bukan seperti itu" elak Mark tapi tetap tersenyum dibalik maskernya.
"Eey.. dasar kau ini ada-ada saja. Kau tetap harus ingat ya Mark, kalian hanya menonton dan setelah itu kalian pulang. Aku tidak mau ada yang melihat kalian dan menjadikan ini sasaran empuk bagi mereka". Mark paham apa yang dimaksud managernya  adalah paparazi. Itu memang resiko bagi mereka para idol, diikuti paparazi dimanapun mereka berada.
"Araso hyung. Gumawo, telah mau membantu ku".
"Hmm, cheonma. Kalau begitu kau hubungi Wendy-shi sekarang. Kalau kalian sudah selesai langsung hubungi aku. Aku akan menunggu di mobil".

Tanpa babibubebo.. Mark langssung menghubungi Wendy untuk mengajaknya bertemu.
M : hallo.. Wen, kau dimana? Aku sudah membeli tiket.

W : ya Mark, aku dilantai 4 sekarang. Baiklah aku akan kesana.
M : tidak perlu. Kau tunggu disana saja, aku akan menjempumu. Tunggu aku didekat lift, okey?
W : aah, oke baiklah.

Manager hyung dan Mark langsung berjalan menuju lift. Saat Mark sudah berada di lantai 4, pintu lift terbuka dan Mark langsung keluar meninggalkan managernya didalam lift. "Semoga kau menikmati kencanmu, Mark" ucap managernya tersenyum usil saat Mark keluar lift. Mark berbalik kaget karena ucapan hyungnya itu, namun naas managernya sudah menghilang dibalik pintu lift yang membawanya turun ke lantai dasar.

"Kencan?" Mark tersenyum mendengar kata itu. Bukankah itu hal yang dipikirkannya tadi? Pergi menonton ke bioskop berdua saja, itu bisa disebut dengan kencan kan? Apalagi orang itu adalah Wendy. Gadis yang sudah ditaksirnya.

Tak jauh dari tempat Mark berdiri, nampaklah seorang gadis yang masih diam terpaku dengan pandangan didepannya. Wendy. Gadis itu masih memandang kedalam etalase toko yang memajang bermacam-macam perhiasan itu. Mata cantik Wendy menangkap sebuah set perhiasan yang didalamnya ada kalung, anting,gelang dan cincin. Kalung itu sangat indah sekali, dengan design sederhana yang menurut Wendy sangat cantik.
Saking terpananya, Wendy masih belum sadar dengan keberadaan pria yang tak jauh dar tempatnya berdiri, Mark.

Mark, sedikit terkejut saat melihat seorang gadis yang terlihat terpesona dengan benda didalam toko didepannya. Ada sedikit perasaan gugup saat Mark mendekati gadis itu. Mark langsung sadar bahwa gadis itu adalah Wendy, karena mereka terlihat sama, sama-sama menggunakan masker dan topi.

Mark kini tersenyum, gadis itu bahkan masih belum sadar akan keberadaannya dibelakangnya. Mark akhirnya mengikuti arah pandang Wendy kedalam etalase, menampakkan perhiasan yang banyak sekali, namun matanya menagkap set perhiasan yang ditatap Wendy tadi. Mark kembali menatap wendy dari samping belakang gadis itu dan kembali ke perhiasan itu, menayapnya bergantian.

"Kau suka dengan perhiasan itu?" Deep voice Mark yang tepat berada dibelakang kiri telinganya langsung membuat Wendy terlonjak kaget. Wendy hanya bisa menutup mulutnya sambil membelalak melihat Mark yang juga sedikit kaget dengan reaksi Wendy tadi.
"Yha! Kau membuatku kaget Mark!" Teriaknya sedikit berbisik dan langsung membuat Mark terkekeh.
"Ahaha maaf. Habis kau terlalu terfokus keperhiasan itu, dan bahkan tidak sadar akan kedatanganku"
"Aah benarkah? Kaau.. sudah datang dari tadi?" Ucap Wendy sedikit gugup. Dia memang benar-benar kaget dan tidak sadar akan keberadaan Mark, dan saat melihat pria itu kini didepannya sukses membuat jantung Wendy dagdigdug.

All About Us  |  Mark & Wendy [M♡W]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang