Intinya, gadis itu sangat bersinar dari pada matahari yang selalu menyinari bumi setiap harinya.
Kulit seputih bongkahan salju yang lembut, rambut panjang berwarna cokelat nan bergelombang yang indah, mata tajam yang menawan, bibir tipis merah muda yang mematikan, gadis itu tampak seperti bidadari yang terjatuh dari kayangan.
Tidak ada kata bosan untuk memandangi paras yang kelewat sempurna sepertinya, termasuk untuk pemuda yang sekarang tengah merasakan gejolak aneh dalam dirinya. Nyaris kehilangan akal sehat.
Pertemuan tak terduga keduanya, membuat pria itu terpesona kepada subjek yang dari jauh ini ia lihat. Jeon Jung Kook—pria itu jelas bersyukur ketika ia dipertemukan dengan gadis yang membuatnya setiap malam tidak bisa tertidur dengan nyenyak, mimpi-mimpinya selalu berakhir indah dan luar biasa.
Gadis penolongnya. Jungkook jelas harus berterima kasih kepada pencopet yang mengambil tasnya dua bulan yang lalu. Kalau bukan karena peristiwa yang menakjubkan tersebut, Jungkook tidak akan pernah menemukan sumber kebahagiaannya.
Dengan beraninya sosok itu menerjang sang pencuri, melawannya sebisa mungkin, dan membuat Jungkook tak berkutik sedikitpun.
Sungguh indah.
Jungkook tidak tahu perasaan apa yang tengah ia hadapi sekarang. Gelenyar aneh berkumpul menjadi satu dalam dirinya. Berada bersama gadis itu membuatnya mati kutu, sifatnya yang angkuh mendadak lenyap. Tergantikan dengan raut wajah yang memuja sang gadis. Berbanding terbalik dengan sebelumnya, Jungkook yang biasanya selalu dipuja karena kesempurnaan yang ia miliki. Memandang rendah siapapun yang berada didekatnya. Namun, sekarang hatinya tengah memuji sosok gadis yang berhadapan dengannya.
"Tuan, ini tas mu." Sosok itu tersenyum kepadanya, memberikan tas yang telah berhasil ia selamatkan seorang diri, membuat Jungkook terpana seketika melihat gadis muda itu.
"Tuan?" Oh! Demi Tuhan! Suara lembutnya itu membuat Jungkook berpikiran aneh beberapa detik.
Mengerjapkan matanya beberapa kali, setelah tersadar dari lamunannya, "Ah! Y-ya, terima kasih." Jungkook tersenyum canggung, mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Dan mengambil tasnya kembali yang disodorkan sang gadis rupawan.
"Lain kali hati-hati, Tuan. Kau harus menjaga tas mu dengan baik." Peringatan gadis yang muda beberapa tahun darinya itu bukannya membuat Jungkook marah, malahan pria itu mengangguk dan tersenyum malu-malu.
"Sekali lagi, terima kasih. Aku tidak tahu apa jadinya tadi jika kau tidak menolongku," ujarnya dengan tulus.
"Bukan apa-apa, kalau begitu aku permisi Tuan." Gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya setelah membantu Jungkook, meninggalkan pemuda itu dengan pesonanya.
"T-tunggu!" teriak Jungkook. Membuat sang gadis menghentikan langkahnya, dan berbalik menatap pria yang memanggilnya.
"Siapa namamu?"
Angin berhembus kencang menghampiri keduanya, menerbangkan rambut halus sang gadis, lagi-lagi Jungkook dibuat terpesona dengan sosok dihadapannya yang berjarak beberapa meter.
Gadis itu tersenyum manis, lengkungan sabit yang indah hadir dimatanya. Membuat jantung Jungkook berdetak kencang, hatinya berbunga-bunga hanya dengan melihat senyum itu.
Namun, setelah mendengar nama sang gadis membuatnya merasa berada di surga. Ia akan mengingat dengan jelas pertemuan pertama mereka. Otaknya merekam jelas peristiwa itu. Putaran-putaran adegan itu terus menghampiri sistem kerja otaknya. Ah! Dan namanya sangat cantik.
Jungkook dapat mengingat dengan jelas suara lembut sang gadis pujaan yang menyebutkan namanya waktu itu. Dan ia tidak akan pernah melupakannya.
"Park Jiyeon."[]
Luv Tii
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession or Love ✓
Fanfiction[DIBUKUKAN; Discontinue] Penuh akan kebingungan. Obsesi. Cinta. Keduanya hampir sama memenuhi segala sudut relung pikiran Jeon Jungkook. Membuatnya dilanda kebimbangan yang mendalam. © 2019 seagulltii Started : 26 Januari, 2019 Finished : 04 Mei, 20...