23 : End?

5K 554 36
                                    

"Noona? Sampai kapan kau berhenti menggangu kehidupan mereka?!"

Taeyong tidak dapat membendung emosinya lagi tatkala Jieun kembali mengajaknya untuk berbuat dosa. Pria Lee itu tidak mengerti dengan sikap sang kakak yang benar-benar menginginkan seorang Jeon Jung Kook, menghancurkan hubungan mereka yang jelas-jelas tampak mulai membaik. Kendati banyak lelaki lain yang jauh lebih tampan dari Jungkook mencoba menjadikannya kekasih, akan tetapi Jieun menolak mentah-mentah tawaran tersebut dan tetap pada pilihan. Tetap teguh pada pendirian yang jelas-jelas salah besar.

Beberapa hari ini Jieun menyibukkan diri dengan menyusun berbagai rencana untuk di lakukan. Bahkan Taeyong sangat muak sekali melihatnya. Taeyong berpikir bahwa Jieun telah di butakan oleh obsesinya kepada Jeon Jung Kook, menghalalkan segala cara yang dapat merugikan orang lain demi kepuasannya sendiri.

Sial sekali.

Jieun mendelik, memutar bola mata malas mendengar sahutan sang adik diseberang. "Kau bisa menebaknya sendiri, bukan?" ujarnya pongah dengan dagu yang diangkat setinggi mungkin—berkacak pinggang, kemudian melanjutkan dengan nada tajam, "Atau kau ingin Nana yang ku hancurkan?"

Enyah saja kau, sialan.

Taeyong meneguk ludahnya susah payah, mendadak tenggorokan menjadi kering dan tercekat—seolah di cekik begitu kuatnya yang nyaris membuat nyawa melayang detik itu juga. Diam-diam mengepalkan kedua tangan di sisi tubuh dengan geram di kala indera pendengarannya lagi-lagi mendengar nama Nana yang di sebut. Sang kekasih yang tidak ada hubungannya dalam problematika Jieun. Nana tidak ada hubungannya dalam rencana mereka—bahkan gadis itu tidak tahu apa-apa, akan tetapi Jieun selalu membawa-bawa namanya untuk ancaman Taeyong.

"Berhenti menyebut nama Nana, dia tidak ada hubungannya dalam kisah asmaramu!"

"Kau tidak berhak mengatur hidupku, Taeyong. Jika kau masih ingin melihat Nana bernafas esok hari, lakukan saja apa yang kukatakan."

Persetan dengan menghormati saudara yang lebih tua. Taeyong ingin sekali mencekik leher Jieun sampai ia mati dan tidak dapat membuka mata lagi untuk melihat kehidupan di dunia. Gadis iblis seperti Lee Jieun tidak pantas bernafas dan melihat kebahagiaan yang terjadi di dunia. Sepatutnya tubuh itu di lemparkan ke neraka agar merasakan siksaan dan dosa atas apa yang ia lakukan. Sepatutnya Jieun tidak di lahirkan ke dunia yang suci ini, gadis itu akan menodainya dengan dosa yang di ciptakan.

Sepersekon kemudian Taeyong di sentakkan dengan suara Jieun yang kembali berbicara-menunggu kepastian.

"Bagaimana? Kau memilih aku menghancurkan Jiyeon, atau Nana?" Memiringkan kepala dengan mengangkat sebelah alis sambil menunggu keputusan dari sang adik.

Jika sudah seperti ini Taeyong tidak bisa menolaknya lagi. Ancaman Jieun tidaklah main-main dimana dua hati dan perasaan yang tengah di perjuangkan. Salah satunya di selamatkan, dan salah satunya lagi harus di sakiti. Taeyong tidak ingin menjadi pendosa, akan tetapi pria itu juga tidak ingin hidup sang kekasih berakhir konyol di tangan Jieun yang sinting.

Namun di sisi lain, Taeyong tidak ingin menyakiti Jiyeon—gadis lemah dan lembut itu. Taeyong tidak ingin menjadi perusak hubungan antara Jungkook dan Jiyeon. Mereka pantas mendapatkan dan merasakan kebahagiaan sebuah cinta. Sudah cukup beberapa hari ini hubungan keduanya kacau karena ulah sinting Jieun.

Apa yang harus kulakukan?

Ini menyulitkan.

Sebelum memberi keputusan, Taeyong bertanya dengan nada hati-hati, "Kenapa kau selalu mencoba menyakiti mereka? Kenapa kau tidak menyerah saja?"

Jieun diam sejenak, menatap Taeyong tajam. Menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan, "Tidak ada kata 'menyerah' dalam kamus hidupku, dan Jungkook tidak pantas bahagia bersama gadis lain, kecuali bersamaku. Apakah jawaban itu sudah menjawab pertanyaanmu?"

Obsession or Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang