Yoongi tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya barang sedetik saja tatkala mata sipit pria itu melihat guratan amarah diwajah rupawan Jungkook. Tidak seperti biasa. Pria kelinci itu meniti langkah lebar dengan kedua tangan terkepal disertai rahang mengeras, bahkan mata bulatnya yang sebelumnya tampak menggemaskan terlihat menakutkan sekarang. Sejujurnya, Yoongi ingin sekali bertanya mengapa sikap Jungkook seperti itu. Namun, hal itu ia urung ketika melihat Jungkook menghampiri seorang gadis—tak lain Lee Jieun—dengan hembusan nafas yang kasar.
Jieun mengerutkan dahinya saat melihat Jungkook—pria pujaan—datang dengan langkah tergesa-gesa berjalan kearahnya. Lantas ia memasang senyum manis dan menawan menyambut kehadiran Jungkook. Pria itu semakin dekat, dan mendekat.
Jieun menyapa ramah, "Jung—"
Belum sempat menyapa, kalimat Jieun terhenti saat wajahnya ditampar dengan keras oleh tangan besar Jungkook. Mengeluarkan bunyi yang nyaring dan sukses membuat orang-orang yang ramai berada disana terlonjak saat melihat hal itu. Namun lain hal dengan Yoongi, ia hanya menyunggingkan senyuman tipis saat melihat kejadian itu dan berusaha menikmati adegan selanjutnya dengan rasa penasaran yang tinggi.
Yoongi, jelas tahu kenapa Jungkook marah.
Katakan saja ia cenayang. Namun, jelas tidak. Tidak sama sekali. Salahkan saja otaknya yang jenius dan bisa membaca pikiran seseorang—terutama Jungkook, adik kecilnya. Mereka sudah lama dekat, jelas Yoongi mengerti dengan segala sikap Jungkook yang ditunjukkan kepada semua orang. Bagaimana watak asli pria kelinci itu, hal-hal mendetail lainnya, dan masih banyak lagi.
Min Yoongi, tahu itu.
Jungkook berusaha mengatur nafasnya dengan stabil, agar emosinya tidak lepas kendali saat berhadapan dengan Jieun. Sungguh memuakkan! Jika bisa si Jeon itu jelas ingin melenyapkan gadis seperti Jieun dari permukaan bumi ini. Dunia ini terlalu suci untuk keberadaan orang seperti Lee Jieun.
Sungguh.
"Apa maksud semua ini, Lee Jieun?" Tanya Jungkook tajam, seraya melanjutkan, "Jika kau berusaha memisahkan ku dengannya, maka bermimpilah!" ujar Jungkook langsung ke intinya. Pria itu jelas tidak ingin membuang-buang waktu hanya untuk berbicara dengan Jieun.
A-apa?!
Jieun menatap Jungkook tidak percaya, sungguh ia tidak mengerti sekarang. "A-apa maksudmu, Jung?" Serius. Dadanya terasa nyeri tatkala ia tengah dipermalukan seperti ini. Jieun tidak mengerti dengan sikap Jungkook yang semena-mena berbuat kasar dengannya tanpa melihat situasi maupun kondisi barang sedikit saja.
Harga dirinya serasa jatuh berkali lipat.
Terdengar dengus kasar dari Jungkook. Pria itu membuang wajahnya kesamping, dan berdecih sinis, "Berhenti berpura-pura, kau jelas tahu apa yang kumaksud tanpa perlu dijelaskan lebih detail lagi sehingga dirimu bertambah malu nantinya. Apa itu yang kau mau, hm?" Sebelah alisnya terangkat, "Jika ia aku tidak keberatan," lanjutnya sambil menyeringai.
Brengsek.
Jieun mengepalkan tangannya geram, demi bumi beserta isinya gadis itu tidak mengerti sama sekali topik pembicaraan yang tengah diangkat oleh Jungkook. Pandangannya buram, jelas saja. Namun Jieun berusaha untuk tidak berkedip agar air jernih itu tidak mengalir nantinya, yang akan menambah senyuman kemenangan Jeon Jung Kook. Jieun mengedarkan pandangannya meliar melihat semua orang yang menatap perdebatan mereka berdua.
Gadis Lee itu berdehem mencoba menguatkan diri, "S-sungguh aku tidak mengerti apa yang kau maksud." Suaranya terdengar bergetar, kemudian melanjutkan dengan mata berkaca-kaca, "Memisahkan apa maksudmu, huh?! Katakan dengan jelas, Jeon Jung Kook! Dan jangan menuduhku sembarangan saja tanpa bukti. Kau sangat memalukan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession or Love ✓
Fanfiction[DIBUKUKAN; Discontinue] Penuh akan kebingungan. Obsesi. Cinta. Keduanya hampir sama memenuhi segala sudut relung pikiran Jeon Jungkook. Membuatnya dilanda kebimbangan yang mendalam. © 2019 seagulltii Started : 26 Januari, 2019 Finished : 04 Mei, 20...