Jika bisa, Jiyeon ingin memutar waktu kembali jauh sebelum dimana ia bertemu dengan Jeon Jung Kook.
Setelah setengah jam merasa lumayan jauh lebih baik—sehabis bangun tidur, Jiyeon hanya terduduk di atas ranjang dengan Molly di pangkuannya—sambil menatap kosong kedepan. Gadis itu tengah memutar otak lagi dan lagi kepada kejadian sebelumnya, pertengkaran antara ia dan kakak membuat Jiyeon merasa bersalah jauh didalam lubuk hati. Sesekali air mata itu keluar membasahi pipi, namun dengan cepat tangan ringkih itu menghapusnya. Sekelebat pikiran buruk menyerang tatkala ia melihat Jungkook berdiri menatap cemas kearahnya—tetapi bagi Jiyeon itu adalah tatapan yang mematikan seluruh kerja sistem ditubuhnya perlahan-lahan.
Baik Jiyeon maupun Jungkook tidak ada yang memulai pembicaraan. Sementara itu, Jungkook tengah sibuk dengan pikirannya agar permasalahan yang ia ciptakan sesegera mungkin sirna. Pria itu melirik diam-diam Jiyeon melalui ekor matanya, gadis itu tampak buruk sekali—sangat kacau. Jungkook menghela napas, seharusnya ia tidak membabi buta seperti tadi dan lagi-lagi menyebabkan terjadinya kesalahpahaman antara ia dan Jiyeon. Beruntung saja Jungkook tidak menghabisi Jimin hingga babak belur seperti ia menghabisi Soobin waktu itu. Jika tidak, entah apa yang terjadi.
Mungkin, Jiyeon membencinya? Atau, sekarang Jiyeon membencinya?
Atau—jangan-jangan Jiyeon akan meninggalkannya?!
Jungkook sadar, selama ini ia terlalu banyak menorehkan luka dan menciptakan tangisan didalam diri Jiyeon. Hal itu membuat Jungkook merasa ketakutan sekaligus khawatir jika Jiyeon mulai membenci kehadirannya dan meninggalkan dirinya. Tidak. Tidak bisa dibiarkan. Jungkook tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bagaimanapun Jungkook tidak ingin kehilangan Jiyeon. Separuh jiwanya ada didalam diri gadis itu. Bagaimana mungkin ia akan sanggup menjalani hari-harinya tanpa sosok kehadiran Jiyeon jika gadis itu benar-benar membencinya dan meninggalkannya?
Jungkook, tidak ingin hal itu terjadi.
Sebelum Jiyeon terbangun dari tidurnya, Jungkook meminta pertolongan Min Yoongi untuk mencari keberadaan Park Jimin, saudara Jiyeon. Pria itu sudah berjanji kepada sang gadis untuk kembali membawa kakaknya, dan Jungkook akan mengabulkan hal tersebut. Jungkook masih ingat bagaimana murkanya Min Yoongi—walaupun ditelepon, saat ia menceritakan segala perbuatan gilanya hingga berakhir konyol seperti ini.
"KAU GILA, HUH?!! KENDALIKAN EMOSIMU, JEON! JIKA BEGITU GADISMU PASTI AKAN MENINGGALKANMU." Lalu setelahnya terdengar umpatan yang ditujukan untuknya. Gerutuan tajam Min Yoongi membuat nyali Jungkook menciut.
"Bagaimana lagi, Hyung. Aku sungguh tidak tahu hal itu. Siapa yang tidak marah jika pria lain di apartemen gadisnya?! Apalagi menggunakan bathroobe?!"
Yoongi berdecak, "Tidak semua gadis membawa pria asing atau pria-pria lain yang terdampar dijalanan akan dibawa masuk ke apartemen mereka. Lagi pula Jeon, kau pasti tahu bagaimana Jiyeon. Dia bukanlah gadis seperti itu, kan?! Atau dia gadis seperti itu, huh?!"
"Dia bukan gadis seperti itu!" Tanpa sadar suara Jungkook naik beberapa oktaf sambil menekankan kalimatnya.
"Lalu kenapa kau bertindak gegabah seperti itu?! Aku tidak habis pikir." Ia menjeda sesaat, kemudian melanjutkan, "Lantas, kenapa kau menghubungiku dengan menceritakan hal gila ini? Jangan-jangan—"
Dengan cepat Jungkook menyela, "Ya! Aku butuh bantuanmu, Hyung. Temukan saudara gadisku—"
"TIDAK TIDAK! JANGAN LIBATKAN AKU DENGAN KISAH ASMARA KALIAN! SIALAN! KAU PIKIR AKU APA, HUH?!" Pria diseberang sana berteriak hingga membuat Jungkook menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Tidak ingin membuat gendang telinganya pecah dan berakhir buruk akibat mendengar teriakan nyaring dari Min Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession or Love ✓
Fanfiction[DIBUKUKAN; Discontinue] Penuh akan kebingungan. Obsesi. Cinta. Keduanya hampir sama memenuhi segala sudut relung pikiran Jeon Jungkook. Membuatnya dilanda kebimbangan yang mendalam. © 2019 seagulltii Started : 26 Januari, 2019 Finished : 04 Mei, 20...