"Ku ucapkan selamat atas keberuntunganmu, Ji. Kau tahu, kekasihmu bukan sembarangan orang. Tidak ada yang bisa menandinginya. Percayalah." Eunha berbisik diakhir kalimatnya. Terdengar menggoda Jiyeon, dan ia benci itu. Bukan. Bukan berarti Jiyeon juga membenci Eunha. Hanya saja, ia membenci kalimat yang diucapkan gadis itu.
Bagaimana tidak? Baru saja Jiyeon ingin mendudukkan pantatnya pertama kali saat sampai di sekolah, Eunha langsung saja menyerbunya seperti seorang artis terkenal di dunia. Bahkan tidak heran, banyak orang-orang yang mulai memandang Eunha sebagai gadis aneh. Karena gadis itu sepertinya tidak memedulikan image-nya di depan umum lagi.
Persetan.
"Dimana bagian keberuntungannya, Eunha-ssi?" Jiyeon sedikit mendelik kepada sahabatnya itu yang sedang tersenyum seperti orang gila.
Sedangkan Eunha sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan idiot Jiyeon. Percayalah, Jiyeon lebih idiot dari kumpulan manusia-manusia prasejarah. Sahabatnya ini benar-benar kurang peka. "Oh come'on, Ji. Apakah aku harus menjelaskan untuk yang kedua kalinya, tentang siapa itu Jeon Jung Kook-mu?"
Demi daun-daun hijau di seluruh belahan dunia, Eunha ingin sekali menghilangkan Jiyeon sekarang dan menciptakan Jiyeon baru yang lebih modern.
"A-apa?! Coba kau ulangi?!"
Sialan! Mulut Eunha benar-benar tidak bisa menyaring ucapannya terlebih dahulu sebelum benar-benar diucapkan dengan intonasi yang cukup keras. Oh bahkan rasanya telinga Jiyeon sangat panas sekarang saat tidak sengaja mendengar bisikan bangku di sebelahnya.
"Kenapa bisa Jiyeon mempunyai kekasih sempurna seperti Jeon Jung Kook?" Kira-kira seperti itu bisikan mereka.
Tch! Jiyeon ingin meludahi sampah masyarakat yang hobi bergosip dan berbisik tidak jelas seperti itu. Dan dimana etika mereka? Berbisik didepan subjek yang tengah dipermasalahkan. Benar-benar tidak tahu malu, pikir Jiyeon. Namun alih-alih demikian, ia tetap bersikap santai dan membiarkan para penggosip itu untuk mengembangkan bakat mereka. Kasihan jika dipendam, lebih baik ia biarkan saja. Toh, Jiyeon tidak peduli.
"Baiklah, Ji. Kurasa aku benar-benar akan menghilangkan mu dari sekarang, atau sekurang-kurangnya menjadikanmu lebih modern lagi. Sumpah, Ji. Kau terlihat memalukan. Bagaimana bisa kau tidak mendengar ucapanku saat kita hanya berjarak beberapa senti saja?" Eunha benar-benar kesal sekarang melihat tingkah Jiyeon.
"Cih! Aku mendengarnya bodoh, hanya saja apa maksudmu dengan 'Jeon Jung Kook-ku'. Jangan sembarangan bicara, ya?"
"Oke, oke Park Jiyeon. Aku menyerah," pasrah Eunha.
Biar saja. Jiyeon keras kepala dan Eunha memakluminya, jadi ia akan mengalah. Lagipula, Jiyeon selalu saja mengelak dari fakta yang tengah terjadi. Perkataan gadis itu tidak sesuai dengan apa yang ia lihat belakangan ini. Bahkan Eunha tidak sengaja melihat mereka—Jungkook dan Jiyeon beberapa hari yang lalu sedang bersama di sebuah Cafe terkenal. Waktu itu, ia tidak sengaja melihat keduanya turun dari parkiran mobil. Dan Eunha bisa menyimpulkan bahwa Jungkook adalah pria yang romantis. Membuatnya iri saja.
•••
"Eum, Jungkook? Kau membawaku kemana?"
Ini membuat Jiyeon heran. Pasalnya pria itu tiba-tiba datang kesekolah setelah jam pelajaran usai dan menyeret Jiyeon dengan senyuman yang selalu terbit di bibir tipisnya. Bahkan lebih cerah dari kilauan mentari siang hari. Mampu menghipnotis nya selang beberapa detik lalu tersadar kembali kepada kenyataan yang ada.
Jiyeon lagi-lagi meninggalkan sahabatnya yang kebingungan. Pasti Eunha akan memborbardir nya lagi dengan ribuan pertanyaan yang lebih sulit dari pertanyaan ujian akhir sekolah. Memusingkan kepala, membuat nya berdenyut nyeri seketika. Dan, Jiyeon tidak suka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession or Love ✓
Fanfiction[DIBUKUKAN; Discontinue] Penuh akan kebingungan. Obsesi. Cinta. Keduanya hampir sama memenuhi segala sudut relung pikiran Jeon Jungkook. Membuatnya dilanda kebimbangan yang mendalam. © 2019 seagulltii Started : 26 Januari, 2019 Finished : 04 Mei, 20...