Seorang pemuda tampan duduk di kursi kebanggaannya tengah berkutat dengan puluhan lembaran kertas berisi tulisan dan angka-angka yang begitu memusingkan kepala, nyaris hancur kala itu juga jika di paksa untuk berpikir. Terletak begitu acak-acakan memenuhi seluruh isi permukaan meja tanpa ada celah barang sedikitpun. Sesekali desisan dan umpatan pelan menguar secara refleks di mulut ketika perasaan jengkel menyeruak begitu saja. Menggeram pelan di sela kegiatannya, dan berakhir mendesah lelah karena tak kunjung menyelesaikan kegiatan memuakkan ini.
Jungkook segera memejamkan mata guna menghilangkan sakit kepala yang berdenyut-denyut minta ampun sedari tadi. Tangan itu terangkat untuk memijat pelipisnya sambil meringis. Sejenak mencoba untuk mengosongkan pikiran dari bermacam-macam masalah hari ini. Akan tetapi, sepersekon kemudian memutar kejadian buruk yang sukses membuat Jungkook tersenyum pedih.
Ingatan buruk jelas berputar dalam kepala bagaikan kaset rusak—terulang-ulang. Memori jelek yang tidak patut untuk di ingat itu harus segera di musnahkan seberapa besar keinginan Jungkook untuk melenyapkannya. Kendati demikian, pria itu justru menikmati hal tersebut dengan alunan musik klasik yang berputar dalam kepala, hanya khayalan semata.
"Merenung lagi, Jeon?"
Jungkook terkesiap saat mendengar suara itu, menatap jengkel pemuda pucat yang masuk ke ruangan secara tiba-tiba dan menghancurkan suasana tenangnya. Iris Jungkook terus menelusuri presensi Min Yoongi yang berjalan menghampiri sofa tak jauh dari sana, menghempaskan bokong dan menghembuskan nafas lelah begitu mendarat di benda empuk tersebut.
Yoongi mengeluarkan suara sambil memejamkan mata, "Kali ini apa lagi yang ada di pikiran mu, omong-omong?"
Sedikit mengejutkan kala Yoongi bertanya ketika pria itu di landa kelelahan, sebenarnya. Biasanya saat tengah di kerubungi lelah sedemikan itu, Yoongi jelas sudah terbang menjelajahi alam mimpi hanya dalam hitungan detik saja. Dan mengajaknya mengobrol atau berbicara barang satu huruf pun jelas mencari perkara. Berakhir mendengar umpatan pedas yang keluar dari bibir semanis gulanya dan telinga yang memerah menahan perih karena mendengar setiap perkataan yang menguar disana.
Jelas, bukan ide yang bagus.
Akan tetapi kembali ke saat ini, Jungkook tidak bisa untuk mengangkat sebelah alisnya keheranan menatap pria pucat itu.
Jungkook berujar setengah ragu, takut-takut Yoongi mengamuk kala ia berbicara. Sebab pria itu tengah menutup mata saat ini—entah tidur atau tidak.
"Bukan. Bukan apa-apa, hanya mengingat sesuatu yang tidak perlu di ingat. Tidak penting."
Ya, memang tidak penting.
Haruskah Jungkook menceritakan setiap hal yang ada di otaknya kepada Yoongi? Tidak, Jungkook bukan perempuan yang harus mencurahkan seluruh isi kepala dan berakhir dalam tangis tersedu-sedu nantinya. Sungguh mengerikan.
Malam itu selepas Jungkook dan gadis pujaannya mengutarakan seluruh isi hati dan pikiran, mereka berakhir sudah. Benar-benar berakhir. Jungkook bahkan tidak menyangka hal tersebut bisa terjadi demikian. Tidak tega melihat gadisnya selalu dalam tekanan dalam kurun waktu yang tidak singkat, Jungkook jelas harus melepaskannya dari siksaan batin maupun fisik agar bahagia. Itulah keinginan Jungkook.
Karena Jungkook sangat mencintai Jiyeon.
Cinta dan kebahagiaan. Jungkook mencintai Jiyeon, dan menginginkan gadis itu bahagia. Cinta tidak harus memiliki, akan tetapi berbeda dengan obsesi—harus memiliki, tekad yang kuat untuk mendapatkan keinginan, dan menggenggam begitu erat hingga enggan di lepaskan.
"Sudah saatnya, Jeon."
Lagi-lagi lamunan Jungkook kembali di buyarkan oleh suara Yoongi yang menginterupsi pikirannya. Bahkan pria pucat itu sudah membuka mata dan duduk tegap sambil memperbaiki stelan jas kantornya yang melekat di tubuh. Tidak sampai dua puluh menit kiranya Yoongi mengistirahatkan tubuh, hingga sekarang kembali untuk beraktivitas.
![](https://img.wattpad.com/cover/176530568-288-k507111.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession or Love ✔
Fanfiction[DIBUKUKAN; Discontinue] Penuh akan kebingungan. Obsesi. Cinta. Keduanya hampir sama memenuhi segala sudut relung pikiran Jeon Jungkook. Membuatnya dilanda kebimbangan yang mendalam. © 2019 seagulltii Started : 26 Januari, 2019 Finished : 04 Mei, 20...