Dilorong sekolah yang sepi itu, Bianca berjalan sendirian dan tanpa sengaja ia melihat Jun juga berjalan sendirian disebuah lorong yang sama sepertinya. Bianca pun teringat perkataan yang diucapkan oleh kedua teman-temannya itu. Dia ingin memastikan bahwa kabar itu benar adanya, kabar tentang hubungan Marchel dan Taran. Dengan bertemunya Jun, Bianca dapat menanyakan hal yang telah sukses membuat isi kepalanya dipenuhi oleh Marchel, lebih tepatnya berita tentang Marchel. Karena pada dasarnya Jun adalah sahabat dari Marchel, pasti ia mengetahui berita ini, itulah yang ada dipikiran Bianca saat ini. Dia tidak ingin membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Kesempatan untuk mengintrogasi Jun.
Bianca Pov.
"Jun", tidak ada jawaban darinya.
"Jun!"
"heh Junedi, budeg ya lo". Kesel gue karena dari tadi gue manggil-manggil namanya dia nggak denger.
Akhirnya yang dipanggil pun menengok.
"Eh, elo manggil gue ya? Sorry gue pake ini jadi nggak denger". Ujar Jun sembari menunjukkan earphone yang ada ditanggannya.
"gue mau ngomong, lo ada waktu nggak?"
"ngomong tinggal ngomong, ribet banget dah idup lu"
"Ya nggak disini juga kali Junedi"
"Gak usah ngubah-ngubah nama juga dong baBi-anca, nama bagus bagus Jun diubah jadi Junedi". Protesnya
"Bodoamat. Gue mau ngomong, tapi nggak disini. Kita ke belakang sekolah aja"
"wahhh, elo mau ngapain gue ngajak kebelakang sekolah. Disana kan sepi. Jangan-jangan elo--". Belum selesai ngomong, gue udah toyor kepalanya Jun. Abisnya gue kesel sama dia, pikirannya amburadul kemana-mana.
"Lo nggak usah mikir yang macem-macem, gue nggak doyan sama biji salak kayak elo"."wahh nyolot lo"
"Bacot"
Gue langsung narik bajunya dia.
Bianca Pov end.
Sesampainya dibelakang sekolah, Jun mendapat pertanyaan bertubi-tubi oleh sang lawan.
"Jun, elo harus jelasin hubungan antara Marchel dan cewek itu"
"cewek itu siapa sih?", tanya Jun bingung
"cewek yang sekarang lagi deket sama Marchel"
"Taran maksut lo?"
"iya, tau ah bodo amat juga sama namanya. Pokoknya cewek itu"
"kenapa nggak lo tanya aja sih sama orangnya langsung, kenapa harus sama gue?"
"elo kan sahabatnya Marchel, ya gue hanya cari info dari sumber yang dapat dipercaya"
"oh, jadi elo percaya sama gue?", tanya Jun
"yaiyalah"
"kenapa nggak coba menjalin hubungan aja, kan udah saling percaya. Sebuah hubungan dilandasi oleh sebuah kepercayaan tau". Ucap Jun sambil mengedipkan sebelah matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! I Love You
CasualeHIATUS! Masa lalunya membuat dia terjerat dalam rasa sakit yang membuat dirinya menutup hatinya hingga sekarang. Namun sebuah pertemuan sederhana dengan pria itu, membuat hatinya perlahan terbuka. Awal pertemuan yang nampak konyol, membuat keduan...