5. This is Love

504 140 84
                                    

"Abis ini, gue mau ajakin elo ke suatu tempat," ujar Marchel disela-sela makan.

"Kemana?" tanya Taran penasaran.

"Udah, pasti nanti elo suka kok," jawab Marchel.

"Elo nggak akan bawa gue ke tempat yang aneh-aneh kan? Ya misalnya kayak ke-club, atau hotel gitu," tanya Taran dengan menyipitkan kedua matanya.

"Nggak lah. Gue kan udah janji ke nyokap elo buat jagain elo sampe dia pulang," Balas Marchel.

"Bagus deh kalo gitu." Taran akhirnya bisa bernafas lega karena Marchel tidak seperti yang ada dipikirannya.

Sesampainya ditempat yang dimaksud Marchel tadi.

"Wow!!!" Kata pertama yang mampu diucapkan Taran ketika sampai tempat yang dimaksud Marchel.

"Elo suka?" Tanya Marchel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Elo suka?" Tanya Marchel.

"Banget. Gue nggak tahu kalo ada tempat kek gini," ujarnya kagum. "Ini dimana?" Lanjut Taran.

"Ini diatap. Atap gedung tinggi," Balas Marchel.

"Baru kali ini gue ngeliat pemandangan seindah ini dimalam hari," Terang Taran. "Lo kok tahu tempat seperti ini sih?"

"Gue sering kesini. Kalo gue sedih gue sering disini. Disini itu tenang, nggak banyak orang. Jadinya gue bisa sepuasnya melampiaskan kesedihan gue disini."
"Gue juga kalo inget sama sodara gue, gue sering kesini. Disini itu tempat favorit kita." Lanjut Marchel

"Emang sodara elo dimana?"

"Dia udah pergi," ujar Marchel.

"Maksudnya meninggal?" Tebak Taran.

"Iya," Balas Marchel.

"Padahal dulu gue deket banget sama dia. Tapi takdir mana yang tahu, Tuhan bisa ngambil kapan aja bukan?"

"Iya, elo yang sabar ya." Taran mencoba menenangkan Marchel dengan menepuk nepuk pundaknya dengan halus.

"Ngapain senyum-senyum gitu?" tanya Taran penasaran karena melihat Marchel yang senyum-senyum kayak orang gila padahal kan suasananya sedih gini karena cerita dari Marchel.

"Gue suka elo perhatian sama gue," ujar Marchel sembari masih senyum-senyum.

"Mana ada?! Kagak tuh, perasaan lo aja kali," Elak Taran.

"Buktinya tuh tangan elo ngelus pundak gue." Goda Marchel

Buru-buru Taran melepaskan tangannya dari pundak Marchel.

"loh kok berhenti? Terusin dong ngalus nya," Marchel masih terus menggoda Taran hingga membuatnya malu.

"Ngalus-ngalus palelu. Gue nggak pernah tuh ngalus, yang ada itu elo yang ngalus sana sini," ujar Taran sinis. "Itu tadi ngelus bukan ngalus ogeb," lanjutnya.

Damn! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang