9. Peringatan!!!

422 86 39
                                    

Tak terasa sudah dua jam mereka bermain basket. Tak terasa juga waktu cepat berlalu.

Marchel melihat jam tangannya, dan ternyata sekarang sudah jam 6.30 p.m. Mereka berdua tampak kelelahan, terutama Taran. Karena sudah lama ia tidak bermain basket. Dulu ketika dia masih SMA di China, Taran menjabat sebagai ketua basket di sekolahnya. Oleh sebab itu, ketika Taran melihat bola basket tadi matanya langsung berbinar.

Kini Marchel mengajak Taran untuk makan malam disebuah restoran. Tidak terlalu mewah, tapi cukuplah untuk menikmati makan malam disaat tenaga sudah terkuras habis karena bermain basket.

Tanpa disangka-sangka di restoran tersebut juga terdapat Bianca dan kedua temannya, Alice dan Kinant. Mereka melihat Marchel dan Taran sedang berduaan. "Eh itu bukannya Marchel ya?" ujar Kinant memastikan apa yang baru saja ia lihat.

Kedua teman-temanya celingukan mencari sosok yang baru saja mereka bahas dan kebetulan juga terdapat ditempat yang sama. "Mana sih? Gue nggak lihat," ujar Bianca.

"Itu loh yang ada disana," tunjuk Kinant kepada meja yang tidak terlalu jauh dengan mejanya.

"Iya Bi, itu Marchel. Kayaknya dia sama cewek itu lagi deh," sahut Alice setelah melihat meja yang ditunjuk Kinant.

"Maksud lo, si.. siapa namanya gue lupa?" tanya Bianca setelah berpikir namun ia tidak ingat nama cewek yang ada disampingnya Marchel itu.

"Taran," sahut Alice.

Meja Bianca dan meja Marchel tidak terlalu jauh sehingga mereka bisa memantau perlakuan Marchel terhadap Taran. Itu terlihat sangat manis, berbanding terbalik jika terhadap Bianca. Marchel seakan tampak acuh padanya.

Disisi lain, Marchel tidak mengetahui keberadaan Bianca dan kedua sahabatnya yang kini sedang memperhatikannya dari meja seberang.

Marchel dan Taran kini menikmati makanan masing-masing. Marchel kerap kali menggoda Taran yang membuat Taran harus menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah untuk kesekian kalinya.

Seperti saat ini, Marchel seakan tidak kehabisan akal untuk menggoda Taran. "Tar, kenapa langit warnanya biru?" tanya Marchel disela-sela makan. Taran yang mendengar pertanyaan Marchel melirik kearah pria itu. "Udah takdir," jawab Taran singkat dan melanjutkan aktivitasnya memakan makanannya yang sempat terhenti karena pertanyaan konyol Marchel.

"Bukan," kilah Marchel.

"Terus kenapa dong?" tanya Taran penasaran.

"Kenapa langit warnanya biru? Karena aku sayang kamu," jawab Marchel. Taran yang mendengar itu lagi-lagi pipinya bersemu merah dan tanpa ia sadari seutas senyuman lagi-lagi menghiasi wajah cantiknya.

Marchel menyadari akan perubahan sikap Taran kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marchel menyadari akan perubahan sikap Taran kepadanya. Dulu Taran tidak pernah tersenyum kepadanya malah terkesan sangat dingin, tapi hari ini Taran sudah dua kali tersenyum saat bersama dirinya. Marchel yang melihat seutas senyuman indah dari bibir Taran mendadak jantungnya seperti lari marathon. Ia berdetak sangat cepat hanya gara-gara Taran tersenyum kepadanya.

Damn! I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang