Sosok Junmyeon tidak pernah muncul lagi di lobby kantor. Hal ini membuat Eunji... kecewa. Awalnya sedikit lega... ia butuh jarak dengan Junmyeon. Tetap saja, perkataan Junmyeon waktu itu cukup membuatnya terluka.
Tapi... jika sudah hampir 3 minggu lamanya... Eunji juga jadi merindukan sosok itu. Ia merindukan sosok itu berdiri di lobby... menatapnya, menyapanya... dengan senyumannya yang begitu... ah, Eunji tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata.
Untuk mengobati kerinduannya itu, ia jadi selalu ikut acara teman-teman sekantornya, yang membuat teman sekantornya sempat kaget, tapi mereka senang. Akhirnya Eunji mau diajak hang-out sepulang kantor.
Setidaknya, saat hang-out dengan teman sekantor ia bisa sedikit melupakan Junmyeon.
Sedikit.
*
Hari ini, Yifan mengajak teman satu ruangannya untuk jalan-jalan ke mall. Naeun dan teman-teman yang lainnya langsung menyetujui. Kini semua mata mengarah ke Eunji.
"Tentu saja, aku ikut!"
Semua bersorak, Yifan pun merangkul Eunji,
"Oh yeah, sister! Leganya, sekarang aku bisa merangkulmu seperti ini. Biasanya kau akan langsung memukulku jika kusentuh." Komentar Yifan senang. Eunji terkekeh,
"Yah, well. Jangan ungkit masa lalu, oke?"
"Yosh! Let's go~!!"
Mall malam ini cukup ramai. Banyak sekali orang tua dengan anak-anaknya, karena ini adalah weekend. Eunji dan teman-temannya pun menikmati jalan-jalannya, walaupun hanya melihat-lihat. Hingga Eunji berhenti pada satu toko. Toko buku.
"What's wrong, Eunji-ya? Kau mau membeli buku?" tanya Yifan saat tiba-tiba langkah wanita itu berhenti. Naeun tersenyum kecil,
"Sepertinya iya. Minseok meminta dibelikan buku, kan, Eunji-ya?"
Eunji mengerjap, "E—eh, i—iya... kalian bisa duluan. Aku nanti menyusul."
"You sure?" tanya Yifan meyakinkan.
Eunji mengangguk yakin. "Oke. Kita akan ke lantai 3, ya! Mungkin kita akan makan di restoran di atas. Okay?" pesan Yifan.
Setelah melambai pada teman-temannya, Eunji kembali menatap toko buku itu. Tempat dimana ia pertama kali bertemu dengan Junmyeon. Dengan satu tarikan napas, Eunji melangkah masuk ke dalam toko buku itu.
Bau buku-buku baru langsung menyusup ke hidung Eunji. Masih sama. Tangannya mulai menyusuri beberapa buku, sampai ia berhenti di buku-buku ujian. Perlahan ia tersenyum. Teringat kembali kejadian waktu itu. Huufh, apakah ia ada disini?
Ia pun melanjutkan langkahnya, dan memilih satu buku. Untuk Minseok, kali ini buku pengetahuan tentang Kopi. Ia tahu bahwa adiknya itu pecinta kopi, dan bercita-cita menjadi barista.
Seperti dejavu, kejadian beberapa bulan lalu terulang lagi. Eunji lagi-lagi ditubruk orang, kali ini bukan kopi panas, melainkan iced coffee. Plash! Kemeja putih yang ia pakai kembali bernoda. Hijau. Bukunya jatuh, Eunji pun mulai mengumpat.
"Great! Green! Inilah alasan mengapa aku benci toko buku! Lagipula, kenapa selalu kopi—" omelan Eunji berhenti saat melihat siapa pelakuknya kali ini.
"H—hey..." ujarnya, sambil panik mencari sapu tangan di kantungnya, "Sungguh, aku minta maaf—"
Grep. Tangan Junmyeon ditahan oleh Eunji. Matanya menatap Junmyeon penuh kerinduan, "Is that you?"
"Yeah, it's me."
Brugh! Eunji memukul lengan Junmyeon, "Ya!! Ganti rugi!!"
*
Junmyeon menunggu Eunji di depan pintu kamar mandi, dimana wanita itu sedang mengganti kemejanya dengan kemeja miliknya. Saat keluar, Junmyeon tidak bisa menahan senyumnya saat melihat kemeja abu-abunya kebesaran di tubuh Eunji.
"Sepertinya kau butuh sweater-ku lagi." Ujar Junmyeon.
"Dont ask."
Sweater kedodoran, buku yang dibungkus, dan pemandangan kota Seoul. Junmyeon mengajak Eunji berjalan-jalan di malam hari yang cukup cerah ini.
"Apa yang kau minum tadi?" tanya Eunji ditengah keheningan.
"Greentea latte. Produk baru. Sayangnya, tumpah."
Eunji terkekeh, "Salah siapa itu, hah? Untungnya dingin."
Junmyeon mengacak rambut Eunji, "Maaf, ya. Aku benar-benar ceroboh tadi."
"Sepertinya staff dan CEO-nya sama saja, ya. Sama-sama ceroboh."
Mereka pun menyemburkan tawa.
"Buku tentang kopi? Kau penggemar kopi?"
"Nope. Adikku, Minseok, dia penggemar kopi nomor satu. Impiannya menjadi barista... aku ingin menghadiahkan ini padanya."
"Ah... begitu. Oh ya, lalu... buku ujiannya...?"
"Sudah aku kirim! Minggu depan ia akan menghadapi ujiannya."
"Whoa, kalau begitu aku doakan adikmu ya semoga lulus!"
"Ng!"
Hening lagi. Kini hanya terdengar suara mobil di jalanan. Karena lelah, mereka memutuskan untuk beristirahat di sebuah taman yang tidak terlalu ramai. Junmyeon juga membelikan mereka berdua minuman di minimarket terdekat.
"Thanks." Ucap Eunji sambil tersenyum.
Junmyeon meneguk cola-nya, lalu mulai berkata.
"Aku benar-benar kaget melihatmu di toko tadi. Kukira kau membenci toko buku."
"Memang benci. Tapi sepertinya, aku mulai menyukainya."
Junmyeon menatap Eunji yang duduk disebelahnya, "Eunji-ssi. Look, I'm sorry... okay? Soal waktu itu... aku benar-benar tidak bermaksud... Aku hanya ingin kau memberiku kesempatan."
Eunji tersenyum, "Aku sudah memberimu kesempatan."
"B—benarkah?"
"Tentu saja! Buktinya aku disini sekarang. Kau ini, serius tidak sih? Kau bahkan tidak pernah ke kantor lagi. Malah aku yang menghampirimu."
Junmyeon terkekeh, "Aku sengaja. Aku ingin lihat, apa kau sudah membuka hatimu untukku."
Grep. Eunji memeluk Junmyeon, yang membuat pria itu kaget, malu, memerah dan menjatuhkan kaleng cola-nya.
"E—Eunji-ssi..."
"I miss you."
Junmyeon tersenyum, lalu memeluk Eunji erat. "I miss you too. A lot."
Kini, hati Eunji sudah terbuka lebar. Luka masa lalunya sudah tertutup, dan ia siap menerima cinta yang baru. Cinta dari seorang Kim Junmyeon. Junmyeon sendiri berjanji pada dirinya, juga pada Eunji bahwa ia tidak akan menyakiti wanita itu, apapun yang terjadi.
*FIN*
AAAAAAAAAAAAAAA AKU SUKA BANGET CERITA INI HUHUHUUH. Tamat deh. Apa kalian pengen lanjutannya? hahaha. Aku kepikiran, sih. Tapi yaaaa karena aku sibuk aku tidak akan menjanjikan lanjutannya. Hehhe. Btw, aku masih banyak FF Myunji, nih. Posting lagi kah? ahahah.
So far, cerita ini gimana? Semoga kalian suka, ya <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Suho Eunji Short Story Compilation
RomanceThis story contains: Kumpulan cerita pendek Suho dan Eunji :) Thanks for 1k! 🥰