"MARK KEMBALIKAN BUKUKU!" Teriak Jaemin tepat di ambang pintu.
"Aku tak meminjam bukumu, Jaemin" balas Mark yang mulai terbiasa dengan keanehan Jaemin.
Awalnya ia merasa aneh dengan sepasang sahabat sehidup semati itu. Keduanya selalau bersama dan saling melengkapi satu sama lain. Namun, pastinya ada banyak hal yang berbeda dari keduanya.
Haechan selalu gugup ketika bersamanya dan menjadi pemalu terkadang. Terkesan seperti pemuda polos yang manis, namun tingkahnya... ya... seperti itu. Menghancurkan kelas dan terkadang menghancurkan apapun yang ada ditangannya.
Sedangkan Jaemin, pemuda itu selalu semangat untuk mengerjainya dan tertawa paling keras ketika dirinya tertimpa musibah. Jaemin tak pernah mencari perhatian darinya, namun Jaemin memang selalu jahil kepada siapa saja. Tetapi.. Jaemin memang sering bertingkah berlebihan untuk menjahilinya.
Dan siapa sangka setelah pertemanan ketiganya berlangsung selama tiga tahun, Mark memiliki rasa terdahap kedua sahabat itu.
Masing-masing memiliki peran yang berbeda dalam hatinya. Dan itu membuat hatinya bimbang tentang siapa yang akan ia pilih tanpa menyakiti salah satu dari mereka.
