17

2.4K 315 5
                                    


Hari ini Jaemin memiliki jadwal yang cukup padat. Ia memiliki banyak janji untuk berkumpul bersama teman-temannya. Terimakasih kepada Brent yang dengan baik hatinya mengenalkan Jaemin kepada teman-temannya yang lain. Namun, semua janji itu terpaksa Jaemin batalkan ketika ia menemukan seseorang didepan pintu rumahnya.

"Seo Haechan" gumamnya.

Sial, Jaemin benar-benar belum siap!






________



"Bagaimana kau tahu rumahku?" Tanya Jaemin tanpa basa basi terlebih dahulu. Ia hanya mengajak Haechan untuk masuk dan berbincang disofa yang berada di balkon kamarnya.

"Mark" jawab Haechan tanpa melepaskan pandangan dari sahabat yang ia rindukan. Ingin rasanya Haechan membawa sang sahabat kembali dalam pelukan hangat kerinduan, namun sorot mata Jaemin menyiratkan sebuah rasa ketidak nyamanan.

"Jadi, untuk apa kau kesini?" Tanya Jaemin lagi.

"Apa aku tidak boleh mengunjungimu?"

"Jika kau ingin aku berkata sejujurnya maka, ya.. aku tak mengharapkan kehadiran kau dan Mark" jawab Jaemin sambil menaikan kedua bahunya.

"Jaemin.."

"Dengar, aku tidak ingin menjadi penghalang apa lagi pemutus hubungan kau dan Mark. Aku tidak akan mengganggu kalian sungguh! Aku tidak akan mengikuti semua gayamu, aku tidak akan lagi mengganggu hidupmu dan aku tidak akan lagi datang kehidupmu-"

"I'm sorry i took everything out on you" seketika Jaemin terdiam. Dengan mata yang berkaca-kaca Haechan meraih tangan sang sahabat dan menggenggamnya dengan erat.

"Jaemin.."

Jaemin tersenyum dan perlahan-lahan membalas genggaman itu. "It's ok. You have to take out from on somebody. I'm glad you felt safe enough to take it on me"


_______




"Jaem, if you love Mark, why you don't took him from me?" Tanya Haechan pelan.

"I'll never do that"

"Why?"

"Because i can't took enything from you, Chan" Haechan menatap wajah Jaemin yang semakin bertambah dewasa dan semakin indah dimata pemuda bernama Mark Lee itu.

"Kau harus merebutnya, Jaemin!" Jaemin menatap heran kepada sang sahabat.

"Why i have to do that?"

"Because you love him!" Haechan mengguncang-guncangkan tubuh Jaemin.

"But you love him first"

"Dan apa masalahnya jika aku duluan yang menyukainya? Kau berhak menyukainya dan ketika aku bilang kau bisa merebutnya, maka rebutlah Jaem!" Jaemin menepis kedua tangan Haechan yang berada pada bahunya.

"Jangan bercanda!! Aku tidak menyukainya lagi, Haechan" Haechan memajukan bibirnya mendengar balasan dari sahabatnya itu. Lantas, ia segera berdiri dihadapan Jaemin sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"My boyfriend is Lucas! Wong Lucas! Not Mark Lee. Mark Lee is just my ex, Na Jaemin!"

"Huh?"




i want youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang