18

2.9K 288 8
                                    











Jaemin merasa sangat lelah hari ini. Kegiatan disekolah dan berkeliling dengan teman-temannya menguras banyak tenaganya. Belum lagi ia harus menerima ajakan Haechan yang sangat ingin pergi ke taman bermain dan berenang.

Jaemin menghela nafas lelah, ia mendudukan dirinya disofa cafe milik Jaehyun, ayah Jeno. Saking lelahnya Jaemin tak memperhatikan sekitarnya dan tertidur begitu saja.

"Dia tertidur" bisik Felix yang berada di sofa singel tepatnya di hadapan Jaemin. "Mark! Jangan menyenyuhnya! Dia bisa terbangun!"

Mark yang tengah memainkan pipi si manis terkekeh pelan melihat si manis yang sama sekali tak merasa terganggu dengan kejahilannya.

Kebetulan Mark dan Felix lebih dulu datang ke cafe sebelum Jaemin datang tanpa melirik sekitar. Dan kebetulan lagi Jaemin mengambil posisi duduk disamping Mark yang sedari tadi memperhatikannya semenjak kedatangan pemuda manis itu dari arah pintu cafe.

Mark terkejut dengan pergerakan Jaemin yang tiba-tiba menjatuhkan kepalanya diatas pundak Mark. Felix yang ikut terkejut pun hampir berteriak karena takut sang macan terjatuh. Setelah itu Felix pamit unyuk pergi ke toilet untuk mengeluarkan teriakannya yang tertunda tadi.

Mark kembali terkekeh pelan entah karena apa lalu membawa kepala Jaemin agar bersandar pada pundaknya lebih nyaman, mendekatkan dirinya agar Jaemin tak merasa kaku, dan merangkulkan sebelah tangannya pada pinggang Jaemin.

Felix yang baru saja datang dari urusannya tadi terkejut dengan posisi tidur Jaemin yang sekarang. Bagaimana bisa wajah Jaemin sekarang berada dekat sekali dengan leher Mark dan dengan tubuh yang menempel pada Mark? Dan bagaimana bisa wajah Mark begitu tenang bahkan hampir seperti wajah bahagia?

"You let Jaemin sleep on you?" Tanya Felix dengan tidak percaya.

"Well yeah... it's hard to say no to him" jawab Mark dengan senyuman yang mengarah pada Jaemin.

_________





Jaemin tersenyum dari bangku penonton melihat Haechan yang tengah menyanyi dengan semangat diatas panggung sana. Sahabatnya itu mendapatkan kesempatan untuk tampil diacara ulang tahun sekolah mereka. Dan Jaemin bahagia karena itu. Namun disisi lain ia juga merasa sedih.

Jaemin menundukan kepalanya dan menghela nafas pelan. Ia akan kembali berusaha tersenyum manis dan ceria seperti biasanya. Belum sempay ia tersenyum, seseorang telah berada dihadapannya. Mau tak mau Jaemin harus mengangkat kepalanya untuk melihat siapa orang itu.

Itu Mark. Mark tersenyum kearahnya dan menempelkan dua kaleng soda dingin dikedua pipinya sambil berkata, "tersenyumlah Jaemin, kau bisa lebih bersinar dari apapun jika kau tersenyum!"

Dan Jaemin mengikuti saran Mark.

"Apa yang terjadi?" Tanya Mark yang sekarang sudah duduk disamping Jaemin.

"Nothing"

"Tell me, Jaemin"

"Hahh... I don't look like him. He can do anything and so much prettier than me"

"Who?"

"Someone, boy, have two eyes, two hands, heart and he's human like us" Mark memutar bola matanya malas. Tanpa diberitahu Mark juga tahu jawabannya jika seperti itu.





________





Sekarang adalah waktunya kimia beraksi! Haechan, Felix menjadi rekan satu tim dan Jaemin bersama dengan Mark. Jaemin tidak suka segala hal yang berbau kimia, menghitung dan lain-lain. Menurutnya itu merepotkan. Jaemin lebih suka berada di kelas seni, dia sangat mencintai kelas itu.

Ketika guru tengah menjelaskan, Jaemin berubah menjadi malas dan mengantuk. Dan Mark hanya bisa tersenyum maklum disamping kanannya.

"Ohh.. dia seperti robot pengantar tidur" ujar Jaemin dengan mata yang hampir tertutup.

"And next to that, and here's where it gets exciting, a mystery marble!" Suara sang guru pun kembali terdengar.

"Good night!" Ucap Jaemin dengan lantang dan menjatuhkan dagunya kemeja. Sebelum dagunya mencapai meja, Mark sudah terlebih dahulu menopang dagu Jaemin dengan tangan kirinya.

"Okay.. you get that?" Tanya Mark sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang membuat kepala Jaemin ikut bergoyang.

"Apakah aku harus melakukan sesuatu?" Tanya Jaemin dengan malas dan dengan mata yang tertutup.

"Yang harus kau lakukan hanyalah bangun dan masukan marble ke dalam gelas kimia" Jaemin mengangkat kepalanya.

"Aku harus memasukan marblenya?" Tanya Jaemin yang masih dengan nada malasnya.

"Aku akan mengambil marblenya dan memberikannya kepadamu" Mark mengambil marble yang berada dihadapan Jaemin.

"I have to take it from you?"

"That's it!"

"How's my hand supposed to get to the beaker?"

"Kau tahu? Akan aku pindahkan gelas kimianya lebih dekat jadi kau tidak perlu bersandar kedepan" Mark mengambil gelas kimia yang sudah berisi air dan menaruhnya lebih dekat dengan Jaemin.

"I have to put this," menunjuk marble ditangan Mark, "in that?" Menunjuk gelas kimia.

"That's it!"

"It's too much!" Rengek Jaemin.







i want youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang