10) Bimbel pertama

26 6 6
                                    

***

*Vallicia POV

"ALLENN!!!" aku menengok setelah mendengar suara kak Gladys yang memanggil ku

"Gue nunggu lo dari tadi. Ngapa lo diem di depan ruang serbaguna gini dah? Ayo pulang njer diriku lapar, gue makan lo juga elah lama-lama" Kak Gladys membentukku dengan tak henti, aku lihat matanya seperti berapi-api karena terlalu lama menunggu ku

"Velly lupa bilang sama kakak, kalo velly harus bimbel B.inggris dulu. Tapi velly udah bilangg ibu kok" jelasku pada kak Gladys

"Yeuh gendeng ye. Bilang dari lama dong cantik, kasian kaki ku yang indah ini berdiri lama buat nunggu orang yang gak guna" ucap kak Gladys sembari tersenyum

"Velly" ada suara lain yang memanggil ku. Tapi sepertinya itu bukan Raynand. Melainkan,

"Kevin?" Tidak tau kenapa aku merasa senang karena dapat melihat wajahnya lagi setelah kami berbincang kemarin

"Pulang bareng gue yu?" Ajak Kevin dengan sangat antusias

"Tapi-"

"Gausah tapi tapian. Pulang gue aja ya! Oh, Gladys lo di jemput kan?" Tanya Kevin sembari menarik halus tanganku

"Hm. Gue duluan ya dek" Kak Gladys tiba-tiba berlari meninggalkan ku dan Kevin. Sepertinya dia benar-benar lapar wkwk

"Kevin, gue ada bimbel hari ini" ucapku menghentikannya yang terus berjalan menarik ku

"Bimbel?"

Aku menganggukan kepala "Ceritanya panjang Vin"

"Kalo gitu, gue tungguin ya? Gue males pulang haha. Lagian di rumah gaada siapa-siapa. Kayla sama mama lagi kerumah nenek, mereka nginep disana karna kejadian waktu itu" pinta Kevin dengan penuh permohonan

"Kalo gue bilang bimbel nya bakal bosenin gimana? Tetep mau nunggu?" Aku mengangkat kedua halis ku

"Kayaknya kata bosen gak gue kenal dulu selagi ada lo" Kevin mencoba merayu ku

"Apasii vin gajelass sumpah wkwk"

"Udah ngobrolnya? Ayo masuk. Gue ga punya banyak waktu" sebuah suara dari koridor belakang mengalihkan pandangan ku yang sedari tadi hanya tertuju pada Kevin

"Ray?"

"Kevin, lo yakin mau nunggu? Kalo gitu, ayo ikut" tanpa sadar aku mulai menggandeng tangan Kevin

"Vall, kok lu kaga ngasih tau gue kalo Raynand guru bimbel sementara lo sih?" Tanya Kevin dengan memasang ekspresi sedikit kesal

"Emangnya kenapa? Kan lo ga nanyain soal itu" karna tersadar bahwa dari tadi aku menggenggam tangannya, dengan cepat kilat aku segera melepaskan genggaman itu

"Tapi kan kalo-"

"Belum juga ngobrolnya? Kalo masih lama gue pulang aja ya. Jangan salahin gue kalo nilai lo ga bagus juga" ucap Raynand memotong perkataan Kevin

"Eh jangan. Ngga kok, mulai aja sekarang" aku berusaha mencegah Raynand pulang sebab saat ini aku sangat membutuhkan nilai yang bersumber darinya

"Hah bajingan itu bisa jadi guru bimbel? Yang merintah ga ngotak apa" Kevin memutar bola matanya dan tersenyum sinis

"Gue ga nampung pembacotan" jawab Raynand memancing keributan.

"Udah udah. Ayo Ray mulai" ajakku guna mengalihkan pembicaraan

"Bentar ya vall, lo jangan masuk dulu" pinta Kevin menarik Raynand ke ruang serbaguna dan menyisakan ku sendirian di depan pintu

"Apa-apaan lo an*j*ng?" Raynand membulatkan matanya dan menatap tajam kearah Kevin

Kevin menunjuk kearah wajah Raynand seraya berkata "Jangan bilang lo suka sama Vallicia! Dia punya gue. Dan bakalan seutuhnya jadi milik gue. Jangan coba-coba jadiin bimbel ini sebagai modus lo buat deketin dia. Ngerti lo bego?"

Raynand mengangkat sebelah bibirnya (smirk) "Haha. Lo siapanya sampe ngatur-ngatur dia kaya gini? Pede banget ya lo bakal bikin dia jadi milik lo. Kalo dia maunya sama gue? Gimana tuh? Lagian dari postur badan juga gue udah keliatan ideal, tinggi badan gue jauh di atas lo. Dan liat diri lo, kaga ada sispek nya sama sekali. Udah kaya koyo bekas ye, loyo ahahahaha!"

"Wahh ngajak ribut lagi ya lu? Belum nyoba sensasi ketek gue yang anget hah? Tinggi aja bangga. Gue berdiri deket lo yang tinggi gini juga serasa lagi deket sama tiang karatan. Dasar pak tua! Rasain nih aroma ketek gue yang seger" Kevin mengangkat satu kaki nya, menyimpan satu tangannya di leher Raynand kemudian menempelkan ketiak nya di depan hidung Raynand

"ASEM VANGKE!" Raynand menjambak rambut Kevin kemudian memalingkan wajahnya

"Masih mending bukan kaos kaki yang gue temepelin di idung lo" jawab Kevin sambil tertawa puas

Raynand tiba-tiba melepas sepatunya, membuka salah satu dari kaos kaki yang ia kenakan dan mulai mendekat kan kaos kaki itu pada Kevin "Bilang dong kalo lo mau kaos kaki gue culun. Jangan cuma basa-basi aja dari tadi. Nihh cium nihh aroma yang luar biasa ini"

Raynand berusaha menempelkan kaos kakinya pada wajah Kevin, disisi lain Kevin mencoba menempel ketiaknya di depan hidung Raynand. Tanpa mereka sadari, kini posisi mereka sudah menempel dengan saling dorong kepala dan saling injak

Aku mencoba membuka pintu, karna terlalu penasaran apa yang sedang mereka  bicarakan di dalam

Saat aku membuka pintu, aku melihat hal tak terduga yang mampu membuat ku ingin tertawa dan ingin marah

"OI! BANGSAT! ASTAGFIRULLAH!!!!"
Aku segera berlari mendekat ketempat dimana mereka bertengkar seperti anak kecil

"KEVINNNN!!! RAYNAND!!! STOPP!!!!" Teriakku sembari memisahkan jarak yang membuat mereka menempel saat itu

"Vall? Lo? Goblok gue malu" Ucap Raynand memalingkan wajahnya

"Ini ga kaya yang lo liat vall, lo tau gue suka lo kan? Ga ada sejarahnya orang setampan gue bisa LGBT" Kevin berusaha menjelaskan semuanya padaku

"Kalian ini kenapa sih?" Aku mengernyitkan dahi, dan mendengus kesal

***

Please for vote and comment :)

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang