11) -_-

31 5 13
                                    

***

"Kalian ini kenapa sih?"

"Vall, lo tau kan gue lebih dulu suka sama lo? Dan pak tua ini, jangan mau lo sama dia" Kevin memegang bahuku, dan mencoba menarikku menjauh dari Raynand

"Ini apa-apaan yaampun?" Aku semakin di buat penasaran oleh mereka

"Noh tuh si koyo bekas yang kaga sispek sama sekali tiba-tiba larang gue deketin lo terus nempelin ketek nya yang super duber asem di muka gue yang suci ini. Padahal, gue juga punya hak dong buat bikin lo jatuh hati sama gue" jelas Raynand dengan diiringi seringai dan menertawakan Kevin yang sedari tadi seperti seorang ayah sedang menjaga anaknya yang ketakutan

"Lo mikir vangke, mana mau velly sama lo yang cungkring gitu kayak tiang gepeng. Udah kulit lo mirip bawahan wajan lagi, item pekat" balas Kevin yang terlihat sudah emosi

"Nih rasain kaos kaki gue nih. Makan dah tuh atau mau sebelah nya lagi? Bentar ya gue ambilin" Raynand melepas sepatunya lagi dan hendak melepas kaos kaki nya pula

"Jangan ngajak ribut mulu lo pak tua a*j*ng" teriak kevin lalu bersembunyi di belakangku

"Hahahaha gimana mau jagain Vallicia kalo lu aja takut sama kaos kaki doang" tawa Raynand meledak setelah melihat wajah polos Kevin

"Gue bukan takut pak tua! Gue cuma ga kuat nyium kaos kaki lo yang baunya melebihi raplesia Arnoldi versi terbesar di dunia dan samudra"  Kevin melawan Raynand dengan nada pelan

"Halah lebay lu"

"Udah udah. Raynand, kita cancel dulu bimbel hari ini. Kevin, ayo pulang" aku segera menarik kasar tangan Kevin, dan berjalan menuju pintu exit

Plukk!

Tiba-tiba Raynand menaruh seekor kecoa di punggung Kevin, melihat hal itu aku segera berlari menjauh dari Kevin karena menyadari bahwa kecoa adalah hewan yang paling aku takuti dari kecil

"Hayoo loo takut kaga tuhh" ucap Raynand dengan terus tertawa

"Basi bego. Apaan beginian doang mana bisa gue takut" jawab Kevin ketus

"Velly, nih buat lo. Nanti nyampe rumah goreng yang enak ya hahahaha" Raynand menyimpan kecoa itu tepat di dalam genggaman tanganku.

Tubuhku lemas, kedua bahuku terasa bergetar, pandanganku buram, aku merasakan bahwa hewan menjijikkan itu merayap di sekitar tanganku, yang aku inginkan saat itu adalah berteriak. Namun tiba-tiba seperti ada yang menahan tenggorokan ku. Tunggu dulu, kenapa telingaku berdenging? Kenapa pandangan menjadi hitam?

BRUKKKKK!!

"VALLICIA!!!" Teriak Kevin menghampiri ku dan segera mengangkat ku menuju UKS

"Urusan kita belum selesai pak tua!" Kevin bergegas lari menjauh dari ruang serbaguna

Skip~

*Raynand POV:

Apa yang salah? Kenapa Vallicia pingsan? Apa dia lelah? Apa dia sakit? Tapi, kenapa Kevin seperti sangat marah padaku karena velly pingsan? Apa ini karena aku? Kecoa itu, apa itu penyebab nya? Tidak tidak. Niatku hanya ingin bercanda dengannya. Bukan malah membuat seperti ini. Oh shit!

Aku mencoba berlari menuju sanggar basketball, melihat sekeliling dan berharap terdapat sebuah bola basket yang dapat ku mainkan. Rasanya ingin sekali membuang semua beban yang ku tahan di dalam benakku selama ini.

Itu dia, penenang dari setiap amarah yang sempat kurasa. Hanya sebuah bola. Ya, hanya itu.

Aku mulai memainkan bola basket, melempar bola itu ke sebuah ring dengan sangat kencang. Berlari dengan penuh amarah, dan melakukan berbagai pukulan  sekuat tenaga.

Setelah emosiku mulai mereda, aku memutuskan untuk melihat bagaimana keadaan Vallicia. Walaupun aku tidak yakin itu salahku, setidaknya aku harus meminta maaf padanya.

Saat sampai UKS

"Vall, emangnya setakut itu ya lo sama kecoa?" Tanya Kevin yang sedang asyik mengelus-elus rambut Vallicia dan memegang tangannya

"Hmm" jawab Vallicia sambil mengangguk

"Waktu kecil, mata gue sempet bengkak di pipisin sama kecoa. Terus sempet juga di kejar sama kecoa, banyak banget. Hidih merinding kalo sampe inget kajadian itu"
Vallicia menutup mata dengan tangannya

"Makanya, izinin gue buat jagain lo. Mau tau kaga caranya merem melek?"

"Merem melek? Mau"

"Yauda nikah dulu. Nanti baru gue ajarin gimana tutorial merem, sama gimana tutorial melek, kalo udah nikah kita kan bisa bobo bareng ahahahaha" lelucon Kevin mampu membuat Vallicia yang ketakutan kembali menunjukan senyum manisnya

"Kevin gue suka banget sama kartun we bare bear"

"Kalo gue sukanya sama lo"

"Ihh gue serius"

"Oke, jadi?"

"Kalo mau nikahin gue, lo harus bikin animasi sebagus we bare bear aahhahahh" pinta Vallicia dengan ekspresi seperti anak kecil yang ingin ice cream

"Jangankan bikin animasi, bikin hidup lo semenarik alur ceritanya Romeo and Juliet juga gue sanggup wkwk" lagi-lagi Kevin membuat pipi Vallicia memerah

"Tapi Romeo dan Juliet kan ending nya mati, gue ga mau mati bareng lo" Vallicia mengecurutkan bibirnya yang mungil

"Iya tau, lo kan maunya hidup bareng gue" tawa Vallicia pecah seketika

"Tapi, kalo lo minta gue bikin hidup lo kaya Spongebob, gue bakalan nolak. Karna apa? Karena gue ngga mungkin nyiptain bumi di dalam bumi, kaya di film Spongebob yang ada laut di dalam laut. Mending gue nyiptain sesuatu yang bisa bikin lo susah lupa akan hal itu" ada sesuatu yang terdengar tulus ketika kevin berkata demikian

Tak lama, setelah Vallicia merasa cukup untuk tertawa ia segera menyambung perkataan Kevin "Vin, gue juga suka sama lo"

Saat itu aku hanya bisa mendengarkan percakapan antara dua orang yang terlihat sudah sangat akrab itu dari balik pintu. Mereka terdengar sangat santai, berbanding terbalik dengan hatiku yang tampaknya sangat kacau.

Tok tok tok..

Aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam dan meminta maaf pada Vallicia

"Ekhemm"

"Boleh gue masuk?"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Please for vote and comment guys :3

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang