4) Awal dari segala hal

21 5 0
                                    

.......

"Eh? Ray?" Vallicia tersenyum lebar pada teman sekelasnya yang menurutnya sangat pintar

Mata vallicia dengan mata nya bertemu. Namun, tanpa membalas senyuman vallicia yang manis, pria itu segera berjalan untuk menyisakan mereka berdua di lorong yang gelap

"Ray tunggu!!"

"Ini buku lo" Vallicia kembali menunjukkan senyum manisnya

"Gimana kalo sebagai permintaan maaf, lo ikut kita aja makan bareng di kantin? Gapapa deh, gua yang traktir. Mau?" Ajak Vallicia dengan sangat antusias yang hanya di balas oleh gelengan kepala dari Raynand, terlihat jelas bahwa sepertinya Raynand tidak tertarik untuk makan siang dengannya.

"Hari ini aja? Ya?" Vallicia masih bersikeras agar Raynand mau menerima ajakannya itu

"Ga usah, makasi" dengan jawaban dingin Raynand kembali menjalankan niatnya untuk menghindar dari mereka

"Siapa dia Vall?" -Gladys

         Raynand Arka Bagaskara, seorang pria tampan yang di kenal sebagai kulkas berjalan. Bagaimana tidak? Setiap wanita yang berusaha mendekat tidak pernah berhasil merebut hatinya. Entah wanita seperti apa yang ia inginkan. Yang jelas, selama ini dia tidak pernah berpacaran. Padahal, ia selalu disebut sebagai pria  idola sekolah. Pantas saja. Tinggi 180 cm, dengan Wajah nya yang rupawan, dilengkapi kulit eksotis dan sedikit kumis tipis yang seakan menjadi pemanis alami baginya. Hidungnya yang lancip, bibirnya yang tipis, bentuk tubuh yang ideal, gigi yang tertata rapi, rambut yang tebal berwarna hitam pekat terlihat sangat lembut walaupun tanpa pomade, tentu mampu membuat semua orang berpikir bahwa dia adalah pria yang terbilang cukup sempurna

"VALLICIA! WOI BUDEK!!!" teriakan Gladys mampu membuat telinga Vallicia berdenging. Spontan, ia segera menutup telinga nya

"Apesiii ahh berisik tau kak, malu maluin aja" dengan muka kesalnya Vallicia segera berjalan menuju kantin tanpa memedulikan Gladys

"Dek, yang tadi buat gue aja yaa hahahaha" goda Gladys dari kejauhan

"Gue deket aja ngga sama dia. Ngasal aja yaa" jawab Vallicia yang semakin menjauh

"Tungguin dong woy!!!" Gladys segara berlari untuk mengejar Vallicia yang selalu meninggalkan nya

Saat tiba di kantin, Vallicia dan Gladys duduk di sudut kantin dekat jendela. Rasanya mereka sangat ingin segera menyantap makanan yang mereka pesan. Sebab, cacing cacing di perut mereka seperti sedang berdemo meminta sebuah asupan. Hehe:v Tidak lama kemudian, Kevin datang dan malah membuat Vallicia kehilangan nafsu makan

***

Flashback on

Beberapa jam sebelum istirahat

*Kevin POV

"Eh bro, bukannya itu murid baru yang dari Jakarta ya?" Bisik kevin kepada temen sabaya nya, Haikal.

"Iye. Ngapa lu? Suka? Padahal udah mau gue deketin duluan elah. Jangn lu langsung sikat mulu dah kalo ada anak baru. Khusus yang ini, jatah gue" tegas Haikal untuk memperingati ku

"Santai. Gue suka sama adeknya, bukan sama dia" -Kevin

"Adeknya? Dia punya adek?" Haikal mulai mengerutkan keningnya

"Iya. Cantik parahh njirr. Kayak nya dia juga lucu. Doain gua sukses dapetin dia ya. Kali ini mau serius hahahaha"

Aku sempet melirik ke arah Gladys, seperti nya dia sedang memperhatikan Haikal. Hebat. Ini peluang yang bagus. Aku dengan gadis mungil itu, dan sahabat ku dengan gadis lugu yang ga gunain matanya ini. Sempurna :)

"Nanti kalo bel istirahat udah bunyi, lo harus bantuin gua buat ketemu sama adeknya Gladys ya" -Kevin

"Tapi lo harus temenin gua main bola dulu" -Haikal

"Males lah. Panas gitu main bola. Ntar yang ada gua jadi bau sebelum ketemu dia. Lo aja yang main. Gua tungguin" -Kevin

"Yaudah terserah lo aja. Emang nya dia kelas berapa?" -Haikal

"Itu dia masalahnya. Gue belum tau ahahahhaha" -Kevin

"Goblok" -Haikal

"Ini gua lagi cari tau. Santai aja kali ngegas mulu heran" -Kevin

"Hmm" -Haikal

Flashback off

"Ini pesanannya non" ucap seorang wanita yang terlihat sudah berumur, kira kira berusia 50an. Sepertinya dia adalah pelayan di kantin ini

"Terimakasih Buu ^^" balas Vallicia yang di ikutin dengan senyuman

"Selamat menikmati. Bibi ke belakang duluu ya non, permisi" wanita itu menundukkan kepalanya dan mulai berjalan untuk pergi

"Tunggu Bu, kalo boleh tau nama ibu siapa? Kita murid baru disini" -Gladys

"Oalahh pantesan bibi baru liat kalian hahaha. Salam kenal, nama bibi Mardiah. Panggil saja Bi Diah" ucap wanita itu ramah

"Bi Diah lagi sibuk? Duduk aja disini sama kita Bi. Nama saya Vallicia. Biasanya ibu panggil saya Allen, atau velly hahaha beda beda sihh" -Vallicia

"Tidak non terimakasihh, bibi harus mengantar pesanan yang lainn. Hahaha nama yang cantik, seperti orang nya" -Bi Diah

"Hahahaha Bi Diah bisa aja" -Vallicia

"Kalo yang ini nama nya siapa?" -Bi Diah

"Nama saya Gladys Bi, biasanya orang orang manggil saya Gladys hahaha"

***

Setelah itu, mereka mengobrol cukup lama. Hingga beberapa saat, seseorang memanggil Bi Diah. Dengan segera Bi Diah pun segera menuju sumber suara. Kini, tersisa hanya mereka berdua di meja yang harusnya di pakai untuk 4 orang

"Nah bro, Bisa Diah udah pergi. Cepetan mulai aksi lo. Sebelum masuk. Makanan gau belom abis, gua nungguin disini aja ye" -Haikal

"Apaan dah, ga bisa. Pokoknya ko ikut gua gendeng" -Kevin

"Manja bener dah. Biasanya juga kalo deketin cewe ga pernah minta bantuan gua" -Haikal

"Justru itu. Karna gua jarang minta bantuan lo, makanya sekarang Lo harus bantuin gua" -Kevin

"Yaudaa buruan." Dengan cepat kilat Haikal segara menarik sahabatnya yang katanya ingin serius pada Vallicia

***





"Ekhemm. Berdua aja nii"

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Please for vote and commet :) Kasih koreksi ya, apa kekurangannya. Biar karya sy ga jelek2 amat:' sama biar kalian nyaman bacanya ^^

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang