5) Keributan

23 4 5
                                    

***

"LO? NGAPAIN DISINI?" Ucap Vallicia dengan nada tinggi

"Santai dong. Gapapa, gua cuma mau minta maaf aja soal kejadian kemaren" jelas Kevin pada Vallicia

"Kok minta maaf sama gue? Ya sama kakak lah. Kan yang lo bentak kakak bukan gue" jawab Vallicia dengan sangat ketus

"Iyaa, tapi gue mau minta maaf nya sama lo" Kevin mulai bingung bagaimana cara untuk mendekati si kecil Vallicia

"Gua maunya Lo minta maaf sama kak Gladys." Kekeh Vallicia

Disitu, Kevin hanya berdengus kesal. Ia semakin bingung kenapa ia sangat ingin serius terhadap Vallicia yang kasar

"Udah vall, gue gapapa" bela Gladys untuk mencairkan suasana

"Nama lo siapa? Kita belum kenal. Kalo sama kakak lo, gue satu kelas" -Kevin

"WHAT!? Kak, apa-apaan nihh? Kenapa kakak ga bilang sama velly kalo satu kelas sama si tengil ini?" Vallicia sangat kaget setelah mendengar bahwa Kevin juga merupakan kelas 11

"Ngapain harus bilang coba" -Gladys

"Gue perjalas, alasan Gladys harus bilang ke lo, pasti karna dia juga mau satu kelas kan sama gue. Iye kan? Ohh of course. Emang gaa ada yang mau lepas dari si tampan ini" ucap Kevin dengan angkuh

"Kaya nya gue butuh pisau buat motong bibir tajem lu" Vallicia semakin kesal dengan apa yang di ucapkan oleh Kevin

"Gue ga abis pikir. Harusnya lo ngerasa terhormat karna udah gue samperin gini. Perlu lo tau, kalo di sekolah ini ga ada cewek yang ga tau siapa itu Kevinando Bryan Alvaro" tegas Kevin dengan nada yang cukup tinggi

"Mohon maaf ya Kevinando Bryan Alvaro saya ga peduli. Mau kamu pangeran sekolah pun saya ga bakalan terkesan sama semua itu" ejek Vallicia dengan senyuman sinis

"Cihhh, gituu? Kita liat aja nanti kedepannya kaya gimana." Kevin segera berdiri dan memukul keras meja yang ada di depannya

"Gue minta, mulai sekarang kalian berdua harus tunduk sama gue"  hardik Kevin sambil menunjuk Vallicia dan Gladys

"Heh bro. Santai" cegah Haikal ketika mengetahui bahwa emosi sahabatnya ini mulai tidak kontrol

Vallicia ikut berdiri, mendekat ke tempat dimana Kevin berdiri. Saat ini, jarak mereka berdua sangat dekat. Jika kevin atau Vallicia melangkah lagi, mungkin tubuh mereka sudah menempel

"Apa hak lo buat ngatur kita? Siapa lo sampe nyuruh kita buat tunduk sama lo? Gue, Vallicia Allen Rivera sampe kapan pun ga akan pernah mau buat tunduk sama orang segampangan lo" Vallicia membulat kan matanya. Menatap tajam ke arah Kevin

"Gila!!! Dari Deket cantik banget. Gue ga abis pikir ada cewek kaya dia. Tadi namanya siapa? Vallicia Allen Rivera. Indah, kaya orang nya. Tapi sayang, kelakuannya ga indah keliatannya" gumam Kevin dalam hatinya

"Lo bilang gue gampangan? Kita buktiin. Disini yang gampangan gue atau lo, Bitch!" Kevin menunjukkan senyum sinis nya, melangkah satu langkah kedepan, sedang Vallicia terus mundur agar tubuhnya tidak menempel dengan Kevin

"Apa? Coba bilang sekali lagi?" mata Vallicia mulai berbinar, ia tidak menyangka orang yang baru saja ia kenal akan menyebut nya sebagai wanita jalang

Kevin mendekatkan mulutnya dengan telinga Vallicia. Kemudian ia berbisik halus kepadanya "BITCH!"

PLAKKK!!!!

Tanpa ada rasa ragu, meluncurkan tangan kecil miliknya itu dan mendaratkannya tepat di pipi Kevin untuk yang kedua kalinya

"Udah dek. Ayo kita ke kelas, malu anjir pada di liatin orang" ucapan Gladys seakan tidak di dengar olah adiknya itu

"GUE BENCI LO!! BENCI LO!!!!" Tangisan Vallicia mulai pecah. Ia tidak pernah menyangka namanya sebagai murid baru telah menjadi kotor. Disatu sisi, dia sangat emosi. Tapi disisi lain, dia sangat malu akan kejadian yang tidak pernah  terbayangkan bahwa ini akan terjadi di dalam hidupnya yang selalu berwarna

"MINGGIR!!!" Vallicia mendorong dengan kencang tubuh Kevin

"Tunggu" sebelum Vallicia menjauh, Kevin sempat menahan tangannya

"Jangan pegang tangan wanita bitch kaya gue. Lepasin!" Dengan air mata yang terus menetes, Vallicia menghempas tangan Kevin

"Gue minta maaf. Tadi gue emosi. Gue ga niat bilang kaya gitu. Tadinya gue cuma mau deketin lo. Gue suka sama lo" tanpa di duga, ucapan kata suka akhirnya terlontar dari mulut Kevin

"Tapi gua benci lo" Vallicia tidak menyangka, Kevin akan berkata demikian

"Iya gue tau. Gue emang layak buat di benci. Tapi dari awal kita ketemu, gue udah tertarik sama lo. Plis maafin gue. Kasih gue kesempatan buat deket sama lo" ucap Kevin dengan penuh permohonan

"Cara lo dari awal udah salah b*go. Ayo kak" Vallicia menarik tangan kakak nya dan mengajak nya pergi

"Kasih gue hukuman sama tantangan. Kalo misalnya gue bisa lakuin semuanya, beri kesempatan buat gue deket sama lo. Tapi kalo gue gagal, gue ga bakalan pernah muncul dari hadapan lo lagi" teriak Kevin untuk tetap meyakinkan Vallicia jika dia benar benar menyukainya

"What is kidding? Hahahaha" Vallicia hanya merespon tanpa ingin menoleh ke arah Kevin

"Oke, temuin gue di gerbang sepulang sekolah nanti" lanjut Vallicia dengan suara parau, karna ia masih menangis

"Bro?" -Haikal

"Sans. Gua bisa atasin. Thanks ye, udah mau bantuin gue. Lo emang sahabat terbaik gue" mendengar hal itu, Haikal kemudian tersenyum kepada Kevin

"Semangat Vin! Gue yakin lo bisa" ucap Haikal untuk meyakinkan Kevin

***

"Ga. Vallicia ga boleh jadi korban Kevin selanjutnya. Gue harus jagain Vallicia"

"Harus."

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Kalo suka sama ceritanya, kalian promosiin ya hehe. Jangan lupa buat vote sama comment. Dukungan kalian, sangat di butuhkan:)

WRONG LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang