RONDE TIGA (1)

162 8 11
                                    

"Halo, kembali bersama saya, Tara. Kali ini saya hadir dalam permainan Dare or Dare babak ketiga yang diselenggarakan oleh author di rumah Ryan, Kory, dan Dylan. Saat ini, author, para peserta, dan para penonton yang terdiri dari peserta babak pertama dan babak kedua telah hadir. Tanpa membuang waktu, mari kita saksikan (baca: baca) acaranya."

Para peserta telah duduk di arena dengan Franklin duduk di sebelah utara, Diluk di sebelah timur, Sora di sebelah selatan, dan Towers di sebelah barat. Author memberi aba-aba lalu mengangkat peluit.

"Bersedia, siap,"

PRITTT

Author meniup peluit dan permainan pun dimulai. Franklin segera memutar tipe-x dengan ujung yang mengarah padanya. Begitu tipe-x selesai diputar, ujung tipe-x mengarah kepada...

Towers

"Baiklah, karena ujung tipe-x mengarah kepada Tuan Towers, maka di awal permainan ini Tuan Towers yang mendapat dare. Tantangan untuk Tuan Towers berasal dari...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dolly_Nathan

Aku ingin Towers bertukar peran dengan Diluk.

"Apa? Denganku?" ucap Diluk lalu menunjuk hidungnya sendiri.
"Aku? Bertukar peran dengan orang rendahan dan bodoh seperti dia? Aku menolak!" ucap Towers menolak keras tantangan tersebut.

"Atau kau akan mendapat hukuman." jawab author.
"Tidak bisa seperti itu-"
"Tentu saja bisa."
"Apa?" ucap Towers tidak terima. Ditatapnya kedua mata author dengan tatapan nyalang.

"Aku penyelenggara permainan ini dan aku yang punya ide permainan ini. Dan aturan dalam permainan aku yang membuat. Jadi, aku punya hak untuk memberi hukuman karena begitulah peraturannya."
"Cih!"

"Terima tantangan atau mendapat hukuman?"
"Keduanya sama saja merugikan. Reputasi tuan di mata para pecinta tobot bisa jatuh." komentar Majeeko.

"Mendapat hukuman. Aku tidak sudi bertukar tempat dengan orang rendah seperti dia."
"Hey, aku bukan orang rendah. Beraninya, kau!" gerutu Diluk kesal. Ia bersiap meninju Towers namun dihalau Franklin.

"Sudah, sudah hentikan."
"Huh!" akhirnya Diluk pun menurut. Ia turunkan tangan kanannya yang mengepal lalu duduk dengan tenang.

"Hukuman akan kuberikan di akhir acara. Sekarang kau putar tipe-x-nya, Tuan Towers."
"Baiklah."

Towers memutar tipe-x dengan ujung yang mengarah padanya. Begitu tipe-x berhenti berputar, ujung tipe-x mengarah kepada...

Sora

"Ya, karena ujung tipe-x mengarah kepada Sora, maka kini gilirannya untuk mendapat dare. Tantangan untuknya berasal dari..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dolly_Nathan

Aku ingin Sora jadi ibunya Kory dan Ryan dalam satu ronde (satu hari).

"Mudah saja. Asal semua pihak setuju." jawab Sora.
"Bagaimana, Dr. Char?" tanya Author.
"Tidak masalah." jawab Franklin lalu tersenyum simpul.

"Hey! Apa-apaan ini? Kau serius, Franklin?" tanya Limo tidak terima.
"Aku serius."
"Ibu..." tiba-tiba Kory dan Ryan berlari ke arah Sora. Sora tersenyum ke arah mereka lalu memeluknya.

"Aku tidak menyangka kau menerima begitu saja." ucap Sora setelah melepas pelukannya.
"Itu karena kau pernah menjadi ibu asuh mereka saat mereka masih kecil." ucap Franklin.
"..."

"Tetapi, sayangnya kau malah pergi."

Sora tertegun mendengar penuturan Franklin. Ditambah ia melihat kedua anak asuhnya menunduk karena bersedih. Ia menghela nafas lalu memeluk mereka lagi.

Play Dare and Dare with Tobot's Characters and ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang