RONDE DUA (1)

333 12 24
                                    

"Hai, bertemu lagi dengan saya Tara. Hari ini adalah hari di mana ronde kedua berlangsung. Di belakang saya sudah ada para peserta yang siap untuk bermain. Siapa saja mereka?"

...

"Uw, rupanya, para peserta yang bermain kali ini adalah mereka yang notabene masih muda. Mereka terdiri dari pilot dan nonpilot tobot yang berusia 14 tahun sampai usia 30 tahun. Pengecualian untuk Limo Kwon karena dia tetap awet muda meski ia berusia tiga puluh tahun ke atas."
"Heehehe, jadi malu." ucap Limo nyengir kuda. Wajahnya pun bersemu merah.

"Oh, saya hampir lupa. Yang hadir dalam permainan kali ini tidak hanya author dan para peserta. Para peserta ronde sebelumnya dan para peserta ronde selanjutnya juga datang loh untuk menonton. Tampak mereka tengah duduk di taman dengan tenang."

...

"Baiklah. Mari kita saksikan (baca: baca) karena author sudah berada di tempat. Selamat menyaksikan dan semoga terhibur."

📚 📚 📚 📚

"Bersedia, siap." ucap author memberi aba-aba.

PRITTTTT

Dan author meniup peluitnya. Ia memberi aba-aba dengan cara menunjuk Hera. Itu artinya ia ingin agar Hera memutar tipe-x-nya.

Hera mengangguk lalu memutar tipe-x tersebut. Begitu berhenti berputar, tipe-x tersebut mengarah kepada...

Limo

"Dan baru awal permainan sudah ada peserta yang dapat. Ini luar biasa mengingat di ronde sebelumnya belum ada yang dapat pada saat awal permainan." ucap Tara.

"Ya, karena tipe-x mengarah pada Limo Kwon, maka itu artinya dia yang mendapat dare. Tantangan untuk Limo berasal dari..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hanny

Aku ingin menantang Limo dimana dia harus menyuapi madu kepada Angela lalu memeluknya.

"Ehem." Limo berdehem lalu menghela nafas. Diam-diam, ia mencuri pandang ke arah sang anak, dan tampak olehnya sang anak yang bernama Dylan tengah duduk sembari bersila tangan dan menatap serius ke arahnya.

Lalu, diliriknya Angela yang membuang muka sembari bersila tangan. Limo yang tidak peduli segera beranjak berdiri menuju ruang tamu (saat ini ia dan peserta lain serta author sedang berada di teras rumahnya dan Franklin) lalu mengambil toples berisi madu. Ia buka tutupnya dan membawa toples tersebut beserta sendok yang tergeletak di piring. Ia pun berjalan ke luar ruang tamu menuju ke arah Angela.

Limo berusaha tenang dan fokus walau dalam hati ia merasa deg-degan. Parahnya, semua peserta dan penonton bahkan author, reporter, dan kameramen menatap ke arahnya dan ini membuatnya jadi tambah deg-degan. Ia kembali menghela nafas saat menyendokkan madu ke toples lalu menyuapkannya pada Angela.

"Aku akan memakan madu yang kau sendokkan untukku tetapi dengan satu syarat."
"A-apa?" tanya Limo gugup.
"Aku ingin mendengar kau mengucap kata cinta kepadaku." ucapnya sembari menyeringai.

"Hey!" protes Dylan namun Angela tidak peduli.
"Ayo, Limo, bukankah kau ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini?" goda Angela sementara Dylan berdecak kesal.

"Baiklah." jawab Limo lesu.
"Ayah!" seru Dylan namun Limo tidak menghiraukannya.
"Aku cinta padamu, Angela." ucap Limo lantang. Para peserta dan penonton (minus Dylan) berseru ketika mendengarnya.

"Ayah...!" gerutu Dylan kesal. Ia mengepal kedua tangannya dan nafasnya memburu. Ia tatap sang ayah dengan tatapan kesal sementara Kory yang melihatnya malah sweatdrop.

"Hey, Dylan, tenanglah." ucap Kory lalu meminum jus jeruk yang entah ia dapat dari mana.
"Bagaimana aku bisa tenang? Ayahku menyatakan cinta padanya!" ucap Dylan tidak terima.

Play Dare and Dare with Tobot's Characters and ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang