part 3

19 2 0
                                    


part 3
bastean menatap bingung Madly " dasar cengeng gumangnya " menatap mantan anak didiknya. rey menghembuskan nafas kesal menatap lukisan yang baru saja dirusak oleh madly " hey" sapa bastean sahabatnya " ada apa " dengusnya yang masih sedikit kesal " bukanya itu tadi madly " sejenak rey menatap kaget sahabatnya " ya " gumangnya singkat " ckckk dasar manusia es " sindir bastean " jaga mulutmu kau sendiri kenapa tak lihat dirimu yang selalu menghukum anak didik mu" sindir rey " heyy, akan ku katakan kenakalan remaja2 itu tak bisa ditoleransi " sanggahnya " temasuk yang tadi itu " ucap rey memberikan minuman kaleng pada sebastean " menurutku tidak madly memiliki sifat unik " rey menatap bingung sebastean yang nampak tercetak jelas senyum dibibirnya " dia itu gadis yang egois, gengsian, pura pura kalem padahal sebenarnya dia memiliki sifat periang dan sedikit ceroboh " rey menatap tak percaya " apa kau serius " ujarnya memastikan, fan dijawab anggukan " dan dia tu sedikit cengeng, oh y tadi aku melihatnya menangis apa yang terjadi " nampak jelas kilatan tajam di mata bastean " aku melarangnya membeli lukisanku, karena emosi dia merusak lukisanku " bastean menatap lukisan rey yang sedikit rusal " apa kau yakin " rey mengaguk " tentu saja mana mungkin aku bohong, tadinya aku sedikit terkejut saat dia menumpahkan emosinya, apa kau tau setahuku dia tak pernah menangis" bastean mengambil lukisan tersebut " ya tentu saja remaja cenderung menangis saat ia patah hati sedanghkan dia pacar saja tidak punya, dia akan menangis saat ia dibentak dan tertekam" rey menatap bastean bingung " darimana kau tau seluk beluk dari dirinya " bastean hanya tersenyum pelan " karena aku menyukainya " rey tersenyum remeh " lalu kenapa tak kau lamar atau kau ungkapkan saja " bastean meneguk sekilas minumanya " percuma saja sudah beberapa kali aku mengejarnya namun dia hanya menyukai satu laki laki " entah gejolak apa yang terjadi hingga membuat rey iba " siapa laki laki itu " bastean tersenyum kecut pada sahabatnya " sudahlah pada saatnya kau juga akan tau, aku pergi dulu" pamitnya berjalan rapuh terpampang jelas dimata rey.
bastean tersenyum lembut menatap madly yang tengah duduk bersender di kursi taman dengan jelas ia menatap madly yang tengah melamun tal jelas " jalangan terlalu bayak melamun " tegurnya menatap madly yang kini menatapnya kaget " pak bastean " gumangnya menatap wajah bastean yang kini duduk di sampingnya.

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang