Part 4
Madly menatap laki laki itu dengan seksama, ia sedikit menarik senyum seolah tak terjadi apa - apa dalam hatinya " silakan duduk pak " bastean tersenyum lembut " jangan panggil aku pak " ralatnya menampilkan senyum " lalu aku harus panggil apa kakak " ucapnya begitu lembut ditelinga bastean " boleh juga " balasnya ramah " apa yang kau lakukan sini, dan kenapa kau sendirian " madly menarik nafas sejenak " sebenarnya tadi aku bersama dengan sepupu dan teman temanku, tapi aku tidak tau kemana mereka lalu bagaimana dengan kakak" jawabnya sedikit sendu " sebenarnya aku sedang mencari adikku dan aku malah bertemu dengan mu" madly sedikit mengerucutkan bibirnya yang terlihat manis dimata bastean " apa kakak menyesal bertemu dengan ku " mendengar hal itu bastean nampak menahan tawanya " kenapa " ketusnya kesal " tidak apa kau lucu sekali, bagaimana mungkin aku akan menyesal bertemu dengan mu, bagaimana jika kita pergi " bastean bangkit dari duduknya dan menatap madly yang terlihat sangat kebingungan " memangnya kakak mau kita kemana " gumangnya " sudahlah ayo ".
Madly menatap danau di depan matanya dengan berbinar " aku tak menyangka ada danau sebersih dan sejernih di tempat ini " gumangnya tersenyum lembut, " sesekali kau juga harus berjalan jalan agar kau tak terlalu penat dengan tugas kuliahmu" ucap bastean pelan " apa aku sesibuk itu, sampai yak menikmati hidup " balasnya kesal, kini mereka berdua tengah duduk di rerumputan sambil menikmati pemandangan danau " ini minumlah " ia menyodorkan sebotol air mineral di depan mata madly " tak ku kira ternyata kakak baik juga gumanya membuat bastean tersenyum pula " oh ya boleh aku meminta bantuan " ujar bastean pelan " tentu saja kakak itu dulu itu kan guruku " jawabnya menatap danau " aku ingin kau menjadi penjaga perpus" ucapnya to the point " benarkah " madly menatap bastean tak prrcaya " kenapa kau tak suka " kerusnya " hey kapan aku bilang tak suka " ia melipat tanganya di ayas dada dan menatap arah lain seolah tak peduli dengan basten " jadi kau mau, baiklah besok pagi datang ke sekolahan " basteam berdiri menatap madly yang masih kesal dan meninggalkanya.
Cukup lama madly menatap arah lain " kapan aku bilang iya, lagi pula jika aku bilang iya itupun terpaksa" ucapnya entah pada siapa krik, krik, krikk " kenapa dia tak menjawab" gumangnya menatap samping kanan kirinya dan ternyata tak ada orang " hahh, dasar kurang ajar " ucapnya setengah teriak dan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Kamu
Teen FictionMadly Mahasiswi semester empat jurusan psikologi yang jatuh cinta kepada wali kelasnya saat SMA yang dingin dan arogan, ia tidak bisa melupskan perasaan atara kagum dan cinta. Hingga suatu saat mereka bertemu dalam acara pameran yang membuat madly r...