Juxtaposition adalah teknik dalam fotografi di mana dua objek atau lebih ditempatkan berdekatan dengan kontras berbeda. Bertujuan untuk membandingkan atau memperlihatkan perbedaan yang bertolak belakang.
📷
Berhentilah menjadi seorang pengecut, Kang Seulgi.Kata-kata dari sahabatnya semalam kembali membuat seisi kepala Seulgi berputar dan siap meledak begitu ia sempat melirik Irene sekilas. Ada hal yang masih mengganjal benaknya. Ini semua terlampau cepat.
"Seul?" Sentuhan lembut pada lengannya membuat Seulgi sadar bahwa Irene sudah berada tepat di sampingnya. Sudah berapa lama ia termenung seperti ini?
"Apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan itu terlontar ketika Seulgi masih memfokuskan mata pada jemari lembut yang enggan beranjak dari permukaan kulitnya. Ada perasaan hangat yang menjalar saat jari mereka tidak sengaja bertemu dan itu, nyata.
"Ah, maaf."
Dan bersamaan dengan itu, kehangatan yang Seulgi rasakan lenyap saat Irene menarik tangannya menjauh. Seulgi mengangkat pandangannya, menatap wajah gadis mungil dengan rona merah di pipinya. Sudut bibir Seulgi terangkat pelan. Oh, Tuhan. Ia hampir tersenyum lebar. "Aku baik-baik saja, Irene."
Gadis di sampingnya refleks menyipitkan mata. "Kau tidak bosan?"
"Bosan?" Seulgi terkekeh, balik bertanya dengan raut jahil. "Mengapa bertanya seperti itu?"
"Kau hampir tiap saat pergi bersamaku. Mungkin saja ada tempat lain yang ingin kau kunjungi selama di sini?" Irene melipat tangannya seraya bersandar pada kursi kayu. "Tapi kau malah di sini bersamaku, duduk menghadap hijaunya perkebunan anggur."
"Daftar tempat yang ingin ku kunjungi adalah tempat yang kita kunjungi. Lagipula," Seulgi mengulum senyum tipis. Ia merasakan pipinya memanas begitu akan menyelesaikan kalimatnya sendiri. Merasa malu, Seulgi refleks mengalihkan pandangannya. Selama bukan Irene yang dilihatnya itu lebih baik. "Aku senang menghabiskan waktu denganmu."
"Oh, begitukah?"
Kepala Seulgi menjengit pelan namun ia enggan menoleh. Irene pasti ingin meledeknya lagi.
"Kalau begitu, apa kau mau menemaniku malam ini? Di sini?"
"Huh?" Seulgi rasa kepalanya barusan berputar cepat membentuk sudut siku-siku. Otaknya masih memproses ajakan Irene barusan. Jika menemaninya malam ini berarti, mereka berdua akan menginap. Maka mereka akan menghabiskan malam di sini? Hanya berdua?
Menginap?
Berdua?
"Wajahmu memerah."
Celetukan dari Irene sukses membuat Seulgi gelagapan. Ia hampir kehilangan kewarasan. Badannya sontak menegang dan dengan satu tarikan napas, dia berteriak kewalahan. "Efek wine!"
"Ya benar! Itu karena kita banyak minum tadi. Terlebih saat Jean menjelaskan beberapa wine di ruang penyimpanan bawah tanah." Racau Seulgi lagi seraya menoleh. Menatap ekspresi Irene yang terlihat tidak meyakini sama sekali ucapannya itu. "Kita banyak sekali minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Hour [SeulRene] ✓
FanfictionBerawal dari liburan gratis yang dihadiahi sahabatnya ke benua biru, Seulgi mencoba menikmati hari-harinya di sana tanpa teringat peliknya cinta masa lalu. Hingga sepulangnya ke Korea, Seulgi berakhir menyadari hatinya telah benar-benar dicuri oleh...