Exposure adalah fenomena yang terjadi ketika cahaya masuk dan mengenai bagian film atau sensor digital dari suatu kamera, dimana proses tersebut akan berpengaruh pada tingkat kecerahan gambar yang dihasilkan.
📷
"Bravo, Kang Seulgi."
Dengus Seulgi dengan napas berat setelah kalimat bernada sarkasme itu meluncur bebas dari bibirnya sendiri. Bahkan setelah gadis itu menghilang dari penglihatannya, Seulgi masih tidak bisa melupakan kejadian tadi.
Sebut saja Seulgi sedang tidak memiliki peruntungan yang baik, karena entah bagaimana caranya peristiwa memalukan yang melibatkan dirinya kembali saja terjadi.
Niat awal untuk berjalan-jalan sebentar di sekitar hotel sambil menikmati pemandangan kota Piran saat malam hari justru berakhir berantakan dan membuatnya nyaris menjadi bulan-bulanan gadis tadi.
Seulgi mengacak pelan rambutnya sembari melangkah gontai menjauhi kerumunan yang memenuhi setiap sudut Tartini Square dan beralih untuk menyusuri jalan Tartinijev trg. Tentunya setelah ia berhasil berhenti menatap kepergian gadis yang masih terlihat sesekali memantaunya dari kejauhan.
Alunan musik yang menggema di seantero tempat bersejarah itu memang menarik siapapun untuk berdansa mengikuti irama. Meski begitu Seulgi sama sekali tidak tergerak untuk menikmati sajian musik di sana setelah kejadian tadi menimpanya.
Seulgi sedang tidak dalam mood untuk bersenang-senang.
Justru sekarang, hasrat untuk meringkuk dibalik selimut hotelnya terasa lebih besar ketika ia memilih menepi dan duduk pada bangku kayu yang menghadap lautan.
Mengedarkan pandangan matanya pada kapal-kapal yang tengah bersandar di dermaga Piran dan Seulgi lagi-lagi tidak bisa berhenti merutuki kebodohannya sendiri.
Ia sudah melayangkan tepukan sok akrab di pundak orang tersebut tanpa izin seraya menyapanya dengan bersemangat.
Secara dramatis otaknya sudah memutar reka ulang kejadian tadi tanpa ia pinta dan Seulgi berusaha mati-matian untuk tidak menampar mulutnya yang selalu saja membuatnya dirundung berbagai masalah.
Seulgi berakhir memejamkan matanya sembari mengatur napas agar luapan emosi sesaat itu mereda. "Astaga."
Tangan kanannya terangkat untuk memijat kepalanya yang sekarang justru berkedut nyeri.
Perlahan Seulgi membuka kembali kedua matanya.
Memang bukan tanpa alasan ia bertindak gegabah demikian, meski itu juga tidak bisa dijadikan sebagai pembenaran tingkah berlebihannya tadi.
Uh... Seulgi memang harus sesegera mungkin memeriksakan kondisi matanya pada dokter seperti saran Seungwan terdahulu.
Karena sebenarnya akar dari masalahnya tadi adalah kekeliruannya dalam mengidentifikasi seseorang.
Melalui penglihatan matanya yang minus itu, Seulgi menangkap kesamaan perawakan yang dimiliki oleh gadis malang tadi dengan gadis malaikat tempo hari.
Didasari oleh rasa penasaran dan hal lain yang ia sendiri tidak bisa mengerti, Seulgi berakhir mengejarnya tanpa berpikir dua kali.
Satu hal yang tertanam di kepala Seulgi saat itu adalah nama. Bagaimana pun caranya, ia harus berhasil mendapatkan namanya.
Dan itu sudah cukup menyulut api semangat di dalam diri Seulgi dengan sendirinya. Berlari dengan sekuat tenaga menghindari orang-orang yang lewat sambil memanjatkan doa agar ia tidak kehilangan sosoknya di antara kerumunan manusia di sana, Seulgi memang terlihat seperti orang kesetanan yang tengah dikejar anjing gila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Hour [SeulRene] ✓
FanficBerawal dari liburan gratis yang dihadiahi sahabatnya ke benua biru, Seulgi mencoba menikmati hari-harinya di sana tanpa teringat peliknya cinta masa lalu. Hingga sepulangnya ke Korea, Seulgi berakhir menyadari hatinya telah benar-benar dicuri oleh...