11. Key Light

1K 204 20
                                    

Key light merupakan pencahayaan utama dalam proses pengambilan objek foto. Umumnya memiliki cahaya yang paling terang diantara posisi pencahayaan lain.

📷

“Apa kau yakin, Seul?”

Pertanyaan yang sama kembali terlontar dari laki-laki itu sekali lagi. Seulgi menatapnya sekilas lalu mengangguk tegas.

Ia sudah memutuskan untuk melakukan hal gila.

Pertama, dengan mengabaikan semua pesan dari Irene selepas menginap sehari yang lalu. Kedua, dengan berencana pulang lebih awal dari tanggal di tiket kepulangan yang masih tersisa dua hari lagi dengan terburu-buru. Ketiga, dengan melakukan itu semua tanpa memberi tahu sahabatnya terlebih dahulu.

“Seungwan setidaknya harus tahu tentang ini bukan...?” Celetuk Henry yang masih menatapnya keheranan. Sebagian rencananya sudah diketahui oleh laki-laki itu hingga Seulgi mau tak mau membeberkan. Lagipula pada akhirnya, Henry memang bersikukuh membantunya. “Bukan apa-apa, namun dia menitipkanmu padaku di sini.”

“Ada urusan mendadak di Seoul dan ya, Seungwan tidak perlu tahu tentang itu.” Seulgi menghela napasnya pelan. Masih meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini merupakan keputusan terbaik baginya. Wendy tentu akan marah besar jika tahu. “Setidaknya sampai aku yang memberitahunya sendiri secara langsung.”

“Ah, baiklah. Tiketmu sudah selesai diurus. Jika tidak ada kendala, pesawat malam ini akan membawamu kembali pulang.” Henry tersenyum, menepuk pelan bahunya saat beranjak bangun dari kursi di hadapannya. “Kau bisa memberitahuku jika perlu bantuan okay?”

Seulgi mengangguk paham. Sudut bibirnya tertarik sedikit membentuk senyum kecil. Wajahnya sedikit meringis. “Aku akan meminta bantuanmu lagi, Henry.”

Laki-laki itu tersenyum lalu membalas dengan acungan ibu jari. Dan selepas Henry pergi, pandangan Seulgi kembali jatuh pada amplop kertas yang tergeletak di atas meja.

Sejak pagi sekali, ia telah meminta bantuan Henry untuk mencarikan rekomendasi studio foto dan toko hadiah terdekat yang bisa dicapai dengan waktu singkat. Dan di sini lah Seulgi sekarang, kembali menghela napas berat saat tangannya bergerak meraih amplop dalam genggaman.

Kenangan indah beberapa hari selama di sini terekam rapi dalam cetakan kamera film miliknya ini. Jemari Seulgi bergerak sendiri untuk membuka bungkusan dan terhenyak menatap satu foto yang diambilnya pada hari itu—senyuman yang membuat hatinya luluh.

 Jemari Seulgi bergerak sendiri untuk membuka bungkusan dan terhenyak menatap satu foto yang diambilnya pada hari itu—senyuman yang membuat hatinya luluh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Maafkan aku.” Tuturnya pelan sembari mengusap permukaan foto. “Tapi aku tidak bisa...”

Tak lama berselang, ia buru-buru menyimpan kembali foto tersebut sebelum hatinya merubah keputusan. Tepat saat Seulgi selesai menutup rapat segel amplop, satu pesan pun kembali masuk ke dalam ponselnya—dan dia hanya bisa memandanginya tanpa sanggup untuk membalas apapun.

Magic Hour [SeulRene] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang