Sebelum mulai, aku ingin tanya 😂 kok pembacanya semakin kurang. Di telan siapa itu😄
But it's ok, aku tetap lanjutin kok. Cuma, maafkan aku yang up-nya lelet.Ok, sekian dan terima kasih 😁 Happy reading ! 😘
🌸🌸
• Xian •
Aku mengunci pintu rumah kala mendengar suara deruan mobil di belakangku.
Mobil itu tak pernah kulihat sebelumnya, bukan punya Kai dan Bian. Ya, bisa jadi salah satu dari mereka mengganti mobil, mengingat kalau mereka kaya.
Pintu mobilnya terbuka, sebuah kaki jenjang mulus dan putih itu menepak ke aspal. Terlihat jelas kalau ia seorang wanita. Aku terkejut sekaligus tak bisa menutupi kesenanganku.
"Shina??!" seruku tidak percaya. Aku berjalan mendekatinya.
Dia langsung memelukku, sekarang ia berubah menjadi wanita yang cantik.
"Kenapa kamu tahu aku di sini?" tanyaku penasaran.
"Ada seseorang yang membawaku ke sini," ucap Shina lalu membalikkan tubuhnya.
Sosok laki-laki yang turun dari mobil tinggi, punggung lebarnya terlihat kokoh.
"Xi," panggilnya. Aku terdiam, menatapnya.
Sejujurnya, aku tidak paham dengan Kai sekarang. Dulunya, ia sering muncul karena aku sahabatnya. Tapi sekarang? Dia menggangapku sebagai apa?
"Sudah lama kita tidak berkumpul," ucap Shina mengepalkan lengannya pada belakang kepalaku. "Mari kita makan bersama."
🌸🌸
Aku sedikit canggung dengan keadaan ini. Bagaimana tidak? Kai dan Shina bercerita dan tertawa bareng. Sedangkan aku? Hanya terus menyeruput minumanku.
Layaknya aku nyamuk penggangu. Apa aku harusnya pergi saja?
"Hei, Xian!" Aku menoleh ke belakangku.
"Bian?"
"Mungkin ini yang namanya takdir, aku sedang mau makan dan berpikiran kalau kamu di sini entah betapa alangkah baiknya. Tak sangka, tadaaa ... Kamu beneran di sini." Bian bercerita panjang lebar.
Aku tersenyum kaku, mengingat beberapa hari lalu ia mengutaran perasaannya padaku.
"Eh? Xi, dia siapa?" tanya Shina menatap Bian dari atas sampai bawah. Menunjukkan sekali kalau ia tidak suka Bian.
"Kalau Nona cantik ini siapa?" Bian bertanya tak lupa dengan khas senyumnya.
"Cih! Buat apa aku memberitahumu," balas Shina memutar bola matanya.
Bian tertawa. "Bukannya tadi kamu yang tanya aku duluan?"
Mereka berdua saling adu mulut meskipun dengan sindiran tanpa berteriak. Aku menukar pandang dengan Kai apa yang terjadi.
Kai menisyaratkan aku untuk membiarkan mereka. Lalu menyuruhku dekat.
"Kamu mau cabut?" tanya Kai dengan bisikan kecil. Aku menatap Kai bingung, tidak enak meninggalkan Shina.
"Biarkan saja," desus Kai pelan.
Tangan besarnya menggenggam tanganku yang lebih kecil. Ia menarikku pergi tanpa pengetahuan Bian dan Shina.
🌸🌸
"Apakah tidak apa-apa meninggalkan Bian dan Shina berduaan? Mereka tidak saling kenal, apalagi Shina ikut mobilmu."
"Siapa tahu mereka bisa menjadi pasangan," kata Kai dengan gelak tawanya.
Tangannya masih menggenggam tanganku. Kini, kita berdua sedang berjalan ke sebuah taman.
"Ka-Kai, sebaiknya kamu melepaskan tanganku," ucapku saat merasakan orang-orang di sekitar memandang ke arah kita.
"Biarkan saja mereka lihat, kamu tidak tahu? Di negara California ini sah-sah saja." Aku mengerutkan kening.
Dia ini kenapa? Mendadak seperti ini, seolah ia mengatakan kalau ia suka sesama jenis? Apa lebih tepatnya ia ingin mengatakan kalau ia tidak masalah dengan hal suka sesama jenis?
Aku menggelengkan kepalaku. Tidak mungkin, Kai tidak mungkin menyukai sesama jenis apalagi diriku.
Segera kutarik tanganku dari genggamannya. Ia melihatku terkejut.
"Kai ... Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman. Aku tahu kalau kamu hanya menganggapku seorang sahabat seperti dulu. Yang pernah kamu inginkan kita layaknya dulu. Aku tidak masalah, kamu juga aku lihat sebagai sahabatku."
Dia menatapku lama, hingga akhirnya mengembuskan napas berat.
"Kamu ... Bermaksud ingin memberitahuku kalau kamu tidak mencintaiku lagi?"
Mencintainya lagi? Apa aku masih mencintainya? Aku sendiri tidak tahu jelas, ini sungguh kacau.
"Xi, aku sendiri bingung apakah aku mencintaimu atau tidak. Tapi ... Aku tidak suka kamu berdekatan dengan orang lain selain diriku. Mendengarmu tidak mencintaiku lagi, hatiku serasa kosong.
"Kamu tahu, ini pertama kalinya aku benar-benar melihat dirimu. Tidak seperti dulu yang memikirkanmu saat aku membutuhkan seorang sahabat."
"Kai ... Aku—"
"Perasaan ini berbeda dengan untuk Lisa dulu. Mungkinkah ini cinta sebenarnya?"
🌸🌸
Para readers TBWY, kalian lebih memilih Bian atau Kai? 😁
Kalau aku sendiri, sukanya sosok Bian 😊 tos dulu yang sama 👊
Tapi endingnya, aku masih mikir mau sama Bian atau Kai 😏
Aku penasaran, Bian-ers mana? Kai-ers mana suaranya? 😁 Mari-mari merapat ke sini.
Bian : fansku yang mana? Banyak pasti 😉
Kai : *geleng-geleng kepala* Untung aku tidak sepede dia 😐 Banyak yang suka mah stay cool saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You
Romance⇥ Sequel dari Until I Meet You ⇤ Sebelum membaca cerita ini, silakan pergi ke cerita pertamanya dulu ya. Jika takut kebingungan, hehe.