Harusnya Hyunjin mengikuti apa yang ibunya katakan, belajar yang benar, Hyunjin. Sehingga mungkin ia tidak akan menderita begini. Clueless, tidak tahu harus melakukan apa. Setelah pertemuannya yang mengejutkan dengan Chris terjadi, Hyunjin lebih sering mengurung dirinya di kamar. Ia banyak berpikir; suamimu adalah seorang pembunuh.
Beberapa hari menjadi satu minggu, dari berminggu-minggu kemudian jadi hampir satu bulan—wait, what. HAMPIR SATU BULAN?!
Holy shit. What a useless idiot.
Hyunjin kemarin-kemarin tiba-tiba saja mengirim pesan pada Jeongin, bertanya, bagaimana caranya melakukan balas dendam terbaik?
Yang membuat Jeongin khawatir setengah mati karena: (1) Pesan yang pertama kali didapatkan setelah sekian lama tidak berkomunikasi itu tentang balas dendam. (2) Jeongin memang protektif pada anggota keluarga Hwang.
Jadi lelaki itu mengira kalau ada seseorang yang menyakitinya, seperti seseorang di kampus misalnya, dan tentu saja Jeongin berniat untuk melaporkan hal ini pada orang tua Hyunjin.
("Someone hurt you? Teman sekelasmu?! WHO?! Tell me!!!" Jeongin langsung menghujaninya dengan pertanyaan.)
Hyunjin ingin mencoba melaporkan hal ini pada seseorang, tapi ia sadar kalau ia akan kedengaran gila bila tidak memiliki bukti apa pun seperti Changbin yang terobsesi dengan menyudutkan Chris.
"Misalnya, okay, misalnya saja. Ini bukan kisah nyata! Hanya—h-hanya berandai-andai. Misal aku ingin balas dendam pada—uhm, uhh, seseorang seburuk pembunuh. Bagaimana melakukannya?"
"Huh? Pembunuh?"
"Y-ya ...."
"Hmm, pembunuh atau bukan, balas dendam terbaik itu dengan membuat mereka sengsara perlahan."
"Caranya?"
"Well, apa yang membuatnya bahagia? Apa yang paling berharga untuknya? Kau serang."
Dari percakapan antara Hyunjin dan Minho beberapa hari yang lalu di kelas, Hyunjin memutuskan kalau Minho bukan orang yang buruk, dan mungkin seharusnya ia menerima ajakannya untuk datang ke pesta waktu itu. Wow. Minho seperti sudah menerangkan pikirannya.
Tapi apa yang paling berharga untuk Changbin?
Rumah? Uang? Cincin pernikahan mahal mereka yang hampir dihilangkan oleh Hyunjin—eh, yang benar saja? Changbin sepertinya bukan orang yang materialistis.
Jabatannya? Aduhhh, uhm, hehe, ilmu pengetahuan Hyunjin terlalu dangkal untuk memikirkan tentang hal-hal serius seperti pekerjaan yang dilakukan Changbin.
Orang yang disayangnya? Keluarganya?
Hm, Changbin bukan tipe yang family-oriented, sepertinya mereka juga jarang bertemu bila dinilai dari bagaimana Changbin pada saat itu hanya mengirimkan ayahnya sebuah jam tangan pada hari ulang tahunnya, meski jelas-jelas ia tidak sedang sibuk (Hyunjin menguping Changbin yang memberi ucapan selamat pada ayahnya melalui telepon dan berbohong soal sebuah meeting penting di Jepang).
Hyunjin berteriak dengan wajah yang diredam oleh bantal. Memikirkan hal ini bisa membuatnya gila.
Seo Changbin, pokoknya akan kupastikan kau menderita seumur hidup!
⠀
⠀
⠀
Hyunjin biasanya akan selalu menghindari Changbin, mereka sudah hidup bersama hampir dua bulan, jadi Hyunjin sudah mulai hafal jadwal Changbin setiap harinya. Ditambah, pria tua itu hidup dengan gaya yang monoton, jadwalnya tidak pernah berubah, he's sooo boring. Perjodohan ini rasanya seperti sebuah aksi bunuh diri untuk Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ Awkwardly Married ❞ ━ changjin
RomansaMasih muda dan canggung, Hyunjin dan Changbin malah harus menikah. Huh! 🌸 soft hyunjin [uke/sub hyunjin whatever you call it] ━ changjin, chanjin ━ arranged "marriage" ━ more pairings to be added