Vania membawa bahan makanan untuk ia masak yang ia beli di tukang sayur keliling di dekat perumahan tepatnya di depan apartemen.
Senyuman Vania terpatri mengingat ia harus memasak untuk suami tercinta sebelum suaminya itu bangun dari tidur nyenyaknya.
Di dapur Vania tengah memasak untuk sarapan pagi berdua dan beberapa lauk pauk untuk bekal suaminya. Sebagai seorang istri yang sangat mencintai suaminya. Vania merasa tindakannya itu tidaklah buruk karena perhatiannya dengan memasak untuk suami hanya kewajiban yang tidaklah besar untuknya.
Sesuai apa yang dulu mereka harapkan. Mas Yudha menyuruhnya untuk cukup menjadi ibu rumah tangga saja dan cukup mengurusi suami dengan melayaninya sepenuh hati. Vania sangat bahagia kala itu karena kekasihnya ingin menikahinya.
Semua yang dilakukan untuk suami. Vania sangat bahagia. Dan saat ini Vania sedang memasak untuk sarapan pagi dan membuat bekal untuk makan siang suaminya.
Senandung yang Vania ciptakan membuat Dewa terbangun dan melangkah keluar dari kamar tanpa peduli akan letelanjangannya yang bisa saja penghuni unit apartemen lain melihatnya.
Senyuman mesum tercetak jelas di sudut bibir Dewa saat melihat apa yang dilakukan Vania di dapur.
Kedua tangan Dewa bersidekap seraya menyandarkan lengannya di pintu dapur dan menyilangkan salah satu kakinya masih dalam keadaan berdiri tanpa sehelai benangpun yang menutupinya.
Vania yang masih membelakangi Dewa dan tidak menyadari kehadirannya karena ia terlalu fokus ke wajan yang masih menggoreng.
Kali ini Dewa tidak diam. Ia melangkah mendekati Vania yang masih menggoreng dengan membelakanginya, dan tanpa Vania duga lengan kokoh suaminya memeluknya membuat Vania tersentak dan menepuk lengan yang melilit perutnya.
"Mas Yudha apaan, sih. Aku lagi masak."
Cup
Dewa tidak peduli akan rengekan Vania dan justru Dewa mengecup leher Vania, membuat Vania memejamkan matanya seraya mematikan pematik kompor yang sedang menggoreng itu.
"Mas Yudha...." gumam Vania saat tangan Dewa merayap dan menangkup payudara Vania dibalik pakaian yang dikenakannya. "Mas... jangan di sini."
Dewa menyeringai lalu membalikan badan Vania sampai menghadap padanya. Apa yang dilakukan Dewa tentu saja membuat Vania terkejut akan apa yang dilihatnya.
"Mas Yudha!" pekik Vania seraya menutup matanya karena melihat tubuh telanjang suaminya. Dewa terkekeh geli saat melihat Vania seperti baru pertama kali melihat ketelanjangannya saja. Padahal Vania setiap hari melihat dirinya telanjang bahkan membuatnya mendesah-desah dibawa kuasanya setiap kali Dewa memasukan kejantanannya dan memaju mundurkan ke pusat intinya.
"Sayang... kenapa tutup mata segala? Setiap malam juga aku tak mengenakan pakaian, kamu juga tau karena aku selalu memasukimu kapanpun aku mau." ucapan Dewa barusan membuat Vania membuka matanya dengan cemberut seraya meremas kejantanannya cepat lalu mendorong Dewa yang dikira adalah suaminya.
"Awh." desah Dewa terkejut akan remasan tangan Vania di kejantanannya. Sontak membuat Dewa meringis sedikit ngilu akan tindakan Vania barusan. "Sekarang kamu mulai nakal ya." ucap Dewa menyeringai.
Vania membuang pandangan wajahnya seraya cemberut lalu berujar. "Biarin."
Dewa tersenyum lebar dan kembali memeluk Vania. Sehingga Dewa dan Vania saling tatap.
"Kamu tau, aku sayang kamu." ucap Dewa seraya merapihkan untaian rambut yang menjulur ke beberapa mata Vania. "Apapun yang terjadi aku tak akan melepaskanmu. Dan mulai sekarang panggil namaku, Mas Dewa. Jangan sebut nama Yudha lagi ya, sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Bayangan ✅
قصص عامةWARNING!! 🚫 21+ ⛔Sebagian Part Dihapus!!!⛔ Tersedia di Google Play & Play Books!! Vania adalah seorang istri yang sangat mencintai suaminya. Bahkan Vania akan rela melakukan apapun demi suami yang sangat ia cintai. Namun, saat kabar angin yang berh...