Desahan Vania terus mengalun indah saat laki-laki yang masih dipercayainya sebagai seorang suami yang ia cintai terus memaju mundurkan pinggulnya ke intinya.
Vania yang sangat mencintai Yudha tak kuasa memberikan apa yang menjadi hak suami. Namun semya pikiran Vania salah. Ternyata yang selama ini menyetubuhinya selama masih menjalin hubungan dengan Yudha adalah Dewa, adik kembarnya yang tak pernah Vania ketahui selama ini.
Apalah daya jika atas nama cinta semua terasa indah. Tapi, cinta yang seperti apakah yang dipenuhi nafsu?
Sempat dulu Vania menolak akan sentuhan Yudha. Karena selama Yudha menjadi kekasihnya. Yudha menghormati Vania dengan pandangan yang baik-baik pula dan akan menyentuhnya nanti kalau sudah menjadi suami istri. Tapi, kesempatan itu ternyata dimanfaatkan adik kembarnya yang sama-sama mencintai Vania.
Kali ini Dewa menang telak akan tubuh Vania karena Yudha sudah tak ada lagi. Akan tetapi Dewa tertinggal karena Vania yang terus meracaukan nama Yudha dan bukan namanya, Dewa.
Suami bayangan dari orang yang sudah tak ada lagi membuat Dewa hanya menelan pil pahit.
Vania, wanita yang dicintainya menganggap dirinya hanyalah sebagai Yudha.
"Mas Yudha... akh...." lepas erangan yang Vania ucapkan saat mereka berdua sama-sama mendapatkan pelepasannya.
Dewa mengecup kening Vania lalu ambruk ke sampingnya pertanda ia terlalu lelah saat percintaan panasnya selesai.
Deru napas mereka saling beradu dan tak memperdulikan ketelanjangan mereka di atas ranjang. Dewa mendekap Vania sementara wanita itu meringkuk ke pelukan yang Dewa berikan.
Mereka berdua terlelap dengan saling berpelukan sampai pagi.
Vania menggeliat lalu mendongak mentap wajah suami yang begitu sangat ia cintai. Vania terlalu memuja akan ketampanan Yudha dengan perawakan yang tegap. Tubuh yang penuh otot seakan tak pernah puas setiap kali ia disentuh oleh sang suami.
Vania memang belum mengetahui selama ini Dewa lah yang menyentuhnya bukan Yudha.
Yudha hanya melakukannya hanya sekali waktu malam pengantin saja dan tragedi kecelakaan membuat Vania harus kehilangan Yudha dan tak akan pernah tau kalau Yudha mempunyai kembaran yang saat ini sebenarnya sedang ia dekap erat akan ketelanjangannya.
Vania bangun lalu beranjak dari tidurnya. Tubuhnya terasa lengket karena sisa percintaannya semalam masih tersisa. Saat Vania akan turun dari ranjang. Tepatnya saat kaki kanan Vania melangkahi tubuh telanjang Dewa.
Dewa bangun dan membuka matanya. Dengan sangat cepat kedua tangannya segera memegang pinggul Vania. Sehingga Vania terduduk tepat di selangkangan Dewa.
Terpekik akan ulah Dewa barusan padanya membuat Dewa tertawa terbahak-bahak.
"Mas Yudha, iih. Ngagetin aja. Sudah ya, Mas. Aku mau mandi dulu. Badanku lengket semua." ucapnya manja setiap kali berbicara pada sang suami.
Hal ini lah yang membuat Dewa semakin jatuh cinta pada Vania, istri dari Yudha kembarannya.
"Tapi kamu sudah membuat benda pusakaku yang kamu duduki bangun kembali. Jadi, kamu harus tanggung jawab." ujarnya serak.
Tak menunggu waktu lama. Dewa segera mendorong Vania kembali terlentang dan kini ia berada di atas Vania. Dewa melumat bibir Vania begitu menggebu.
Pergulatan panas itu akhirnya sampai hanyut akan penyatuan sepasang lawan jenis itu di ranjang apartemen.
Dewa tak akan menyudahi pergulatan panas itu begitu saja. Inilah keinginannya selama ini memiliki Vania hanya untuk dirinya sendiri tanpa Yudha. Dewa bahagia karena Vania berada di dekatnya. Dan, apapun yang akan terjadi, Dewa akan menanggungnya. Walaupun suatu saat kebenarnya akan terkuak dan diketahui Vania kalau dirinya bukanlah Yudha. Tapi, semua itu nanti karena Dewa hanya akan menikmati waktu kebersamaannya saat ini.
Vania pun saat ini sangat bahagia karena Yudha akhirnya menjadi suaminya. Kini dan selamanya. Sementara Dewa tengah bahagia karena Vania akan dimilikinya selamanya.
--oOo--
Mbok Lilik berkunjung ke rumah sakit jiwa, di mana Vania tinggal saat ini. Namun, kabar yang mengejutkan untuknya adalah istri dari majikannya itu hilang yang diduga para perawat. Vania kabur.
"Suster, kenapa bisa kabur?" tanya Mbok Lilik pada perawat yang selama ini menjaga dan mengurus Vania selama di rumah sakit.
Perawat yang bernama Desi itu meminta maaf akan hilangnya Vania dari rumah sakit karena kejadiannya saat itu malam hari.
Mbok Lilik pun merasa kasihan akan Vania. Wanita yang di cintai Yudha dengan sepenuh hati itu mengalami hal yang tak biasa. Mbok Lilik menghela napasnya saat keluar dari gerbang rumah sakit jiwa itu.
"Kenapa perjalanan cinta mereka begitu menyakitkan!" gumam wanita tua itu sangat lirih.
Yudha adalah majikan yang sangat baik. Begitupun Vania yang penuh energi positif di dalam tubuhnya membuat Mbok Lilik begitu sangat kerasan dan mendukung hubungan mereka berdua sejak lama. Tapi, hubungan yang lama belum tentu akan bahagia setelah menikah.
Seperti hubungannya Yudha dan Vania. Pasangan yang baru menikah itu mengalami hal yang tak biasa. Seakan hubungan mereka tak berjodoh. Selang beberapa jam setelah menikah. Paginya Yudha dikabarkan meninggal dan Vania depresi karena terlalu terkejut akan suami yang dicintanya itu dikabarkan meninggal.
Mbok Lilik berjalan sangat pelan saat badannya berbalik untuk melihat rumah sakit jiwa itu. Mata tuanya terbelalak saat melihat sesosok Yudha tengah memasuki rumah sakit jiwa itu.
"Apakah aku tidak salah lihat?" gumamnya pelan seraya mengucek matanya dengan kedua tangannya. Namun, saat mata Mbok Lilik kembali terbuka ia tidak melihat sosok Yudha. "Ah... mungkin mata ini sudah tua."
Mbok Lilik pun mengangkat bahunya lalu kembali berbalik pergi meninggalkan rumah sakit jiwa itu.
Sementara Dewa saat memasuki ruangannya langsung mendapati Desi yang segera menyerahkan flasdisk yang berisi rekaman cctv kepada Dewa.
Kening Dewa mengerut dalam melihat benda itu dan kembali menatap Desi. "Apa ini?"
"Itu rekaman cctv semalam. Di situ ada dokter yang membawa pergi pasien yang bernama Vania. Kenapa dokter nekad seperti ini. Dia harus mendapatkan penangan khusus dok! Dokter jangan memnfaatkan pasien." kata Desi tegas pada Dewa.
Dewa mengabaikan ucapan Desi. Ia lebih memilih duduk ke kursi dan sibuk melihat berkas-berkas pasien.
"Dia sudah sembuh. Dan kamu Desi. Jangan ikut campur masalahku." ucapnya pelan namun sangat tegas saat mata Dewa mematap manik Desi yang berkaca-kaca. "Untuk rekamannya terimakasih. Silahkan kamu kembali bekerja."
Bibir Desi bergetar akan ucapan Dewa yang mengabaikannya.
"Sampai kapan kamu mengabaikanku, Dewa? Salahku apa sampai membuatmu memperlakukanku seperti ini?" Dewa mengabaikannya lalu kembali menatap Desi sangat tajam.
"Desi! Pintunya ada di sana." tunjuk Dewa ke arah Pintu ruangannya.
Pecah sudah air mata Desi yang ia tahan. Desi pun berlari keluar dengan deraian air mata. Sampai di dalam bilik toilet. Desi menangis karena memendam sakit hatinya yang selalu diabaikan Dewa. Padahal selama ini Desi bersedia melakukan apapun untuk Dewa.
"Kenapa kamu melakuakan ini kepadaku yang sangat mencintaimu, Dewa? Kenapa?" lirihnya pilu.
--oOo--
Hayolah ramein dan berikan vote ya temen-temen... masih sepi nih... wkwkwkwk...
Salam Hangat
(Wanda Niel)
IG : wanda_niel25
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Bayangan ✅
Fiksi UmumWARNING!! 🚫 21+ ⛔Sebagian Part Dihapus!!!⛔ Tersedia di Google Play & Play Books!! Vania adalah seorang istri yang sangat mencintai suaminya. Bahkan Vania akan rela melakukan apapun demi suami yang sangat ia cintai. Namun, saat kabar angin yang berh...