Tiga puluh Empat

1.4K 79 2
                                    

Happy reading..

Said perfection is a myth but I see perfection in you, does that mean you are a myth?

Katanya kesempurnaan itu mitos tetapi aku melihat kesempurnaan dalam dirimu, apakah itu membuktikan kamu adalah mitos?

🐼🐼🐼

"Ma Kevin berangkat dulu"pamit Kevin mencium punggung tangan Devi.

"Kamu tuh ya Vin,gak berubah jam segini baru berangkat mau jadi apa kamu,terus nanti gimana dengan anak kamu kalo ngikutin jejak papanya" cerocos Devi geleng-geleng kepala.

Kevin cengengesan sambil menggaruk dahinya "itu mah,mikirnya nanti ma yaudah Kevin berangkat"

"Hati-hati jangan ngebut" Kevin mengangguk.

Kevin mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata.Mungkin dia lupa ucapan mamanya.

Sesampai disekolahan benar saja gerbang sekolah sudah ditutup,Kevin tak mau ambil pusing ia memarkirkan motornya diparkiran depan sekolah, lalu ia menuju halaman belakang ya untuk apa lagi kalo bukan manjat.

Secepat kilat Kevin telah sampai dihalaman belakang, ia berjalan layaknya orang tak bersalah.Ia terus melangkahkan kakinya menuju kelas.

"KEVIN" teriak seseorang dari belakang dengan suara melengking.

Yah pake ada operasi keliling segala lagi,,,batin Kevin.

Kevin membalikkan tubuhnya menghadap seseorang yang memangilnya barusan.

Kevin menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kamu ya gak berubah mau sampe kapan kayak gini terus hah" marah bu Lily menarik telinga Kevin sampe memerah.

"Aduh bu sakit, jangan main tarik dong bu" keluh Kevin.

Bu Lily melepas tarikannya "sekarang kamu cabutin rumput dihalaman sekolah sampai bersih" Kevin mendegus kesal,tapi ia tetap menjalankan hukumannya.

Kini ia sudah membawa tong sampah,sapu dan pengki.Kevin menyapukan pandangannya astaga kelas Jessica olahraga.

Ampun deh kenapa kelas Jessica pake olahraga segala sih,,batin Kevin merutuki kebodohannya.

Tetapi bagaimana pun juga Kevin harus melaksanakan hukumannya,kini ia berjalan kepinggir lapangan mencabuti rumput sesekali menyapunya.

Tak sedikit pula anak kelas Jessica yang menatapnya kagum bahkan tak sedikit pula yang menggombalinya,apa mereka tak merasa kurang enak kan ada pacarnya a.k.a Jessica.

"Jess,itu bukannya pacar lo?" tanya Fano.

Jessica gelagapan sendiri apa ia bener bilang Iya, nyatanya ia memang pengen bilang iya.
"Oh Iya, biasa anak nakal jadi kena hukuman deh" jawab Jessica menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman.

"Kenapa dia Jess?" bisik Wulan lirih.

"Palingan juga kena hukuman,eh udah pak Joni udah dateng" ya benar pak Joni telah tiba.

"Pagi anak-anak"

"Pagi pak"

"Hari ini kita penilaiaan bola basket nanti kita pake yang jump up nanti ada 5 kesempatan shoot harus masuk minimal 3" jelas pak Joni.

My Girlfriend Is FAKE [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang