lembar 4

78 31 0
                                    

"Kamu mau apa?"

"Samain kayak lo aja."

"Chocochino float,Banana nugget? " Tawar Thasa.

"Big No. Gue gak suka cokelat."

"Tadi minta samain aja.Gimana sih.. " Gerutu Thasa memutar bola matanya.

"Gue air putih aja."

Thasa langsung beranjak pergi memesan makanan dan minuman,disana hanya ada mereka berdua, hanya sesekali siswa yang datang untuk membeli makanan atau minuman lalu kembali ke lapangan untuk mengikuti acara, hanya Nathan dan Thasa yang menghidar sepertinya.

Mereka duduk berhadapan,Thasa yang kalap memakan banana nugget buatan Bu Hasnah yang terkenal enaknya itu, sedangkan Nathan berkutat dengan coretan-coretan yang dia tulis dikertas tanpa Thasa tau dia sedang menulis apa.

"Thasa." Panggil Nathan.

"Apa?" Mulut Thasa yang masih penuh dengan makanan yang dikunyahnya.

"Mama papa lo udah gak ada?" Pertanyaan Nathan membuat Thasa tersedak mendengarnya.

"Hmm.. "
"i, iya, Bunda udah meninggal waktu aku masih di SMP,2 tahun yang lalu."

Wajah Thasa berubah seratus depalan puluh derajat, raut wajahnya yang mendadak muram pertanda ada yang sedang difikirkan, lebih tepatnya dia teringat tentang masa kelamnya saat ditinggalkan Bundanya 2 tahun yang lalu.

"Sorry, Sa. Gue gak maksut buat lo sedih."

"Gak papa."

"Kata lo tadi, mungkin kita punya masalah yang sama, kenapa gak kita tuker cerita aja."

"Kamu duluan aja."

"Lo aja."

"Kamu!"

"Lo!"

"Ishh!" Thasa merubah tatapan nya kesal. Thasa menjauhkan piring dan gelasnya dari hadapannya,semua sudah bersih di lahap.

"Itu tadi, Bunda meninggal,gak tau kenapa setelah Bunda meninggal Ayah berubah gak seperti dulu, lebih suka marah-marah dan temperamen, dan jarang pulang."

Nathan hanya mengangguk kan kepalanya tanda mengerti keadaan Thasa. Thasa masih melanjutkan ceritanya.

"Lalu setelah setahun kurang lebih, waktu itu udah mendekati kelulusan SMP, Ayah baru pulang lagi dan kita bertengkar hebat, sampai akhirnya Ayah pergi, bener-bener pergi dari rumah ninggalin aku sendiri. Aku gak tau apa alasannya." Pipi Thasa mulai basah karena tetesan air matanya.

"Oh gitu.. "

Thasa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo gak sendiri,Sa." Ucap Nathan sembari mengelap pipi Thasa dengan sapu tangan yang ada dikantongnya.
"Mau denger?"

"Cerita aja.. "

"Ceritanya rumit, gue sendiri gak ngerti, Papa selingkuh,setelah beberapa bulan akhirnya semua kebongkar,Papa kepergok sama Mama pergi pulang kantor sama perempuan lain yang kayaknya temen kantornya, tapi setelah itu semua damai, selesai. Tapi gak se baik-baik aja yang gue kira."

"Kok gitu?"

"Setelah itu rumah ga senyaman biasanya, semua ribut, berantem setiap hari, ada aja yang dipermasalahin,Papa ternyata balik lagi kayak dulu. Akhirnya Mama minta pisah, gue ikut Papa karena gue anak pertama,tapi Papa lebih mentingin urusan kerjaan nya dan perempuan itu yang sekarang jadi Mama tiri gue, gak sebaik Mama,gak se perhatian Mama."

"Ternyata aku gak sendirian."

"Ahahah, kata siapa lo sendiri, jelek!" Balasnya meledek. "Udah-udah lah gausah sedih-sedih lagi,capek sendiri nanti."

Aku Cinta Dan Dia ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang