lembar 6

72 26 0
                                    

Membaca,menulis,menanti senja,semua adalah zona dimana Thasa bisa merasakan kenyamanan,yang terkadang juga hujan ikut turun menemani,tidak satupun Thasa benci, mereka selalu ada.

Semesta yang selalu berbaik hati menemaninya kala apapun keadaan hatinya,seperti sekarang, di sela sendu senja datang, di kala rindu hujan menemani,memang langit selalu bisa bersahabat baik.

Balkon rumah eyang memang selalu jadi rumah di dalam rumah,tujuan utama untuk dikunjungi ketika cerahnya langit mulai memudar digantikan jingga,semilir angin yang terkadang membawa daun kering,burung-burung yang berterbangan untuk pulang,pantas untuk selalu dirindukan,dimana adanya semua itu disitu ada Thasa yang duduk memandangi langit menghadap ke ufuk barat. Seperti saat ini.

Dulu sewaktu diJakarta sangat sulit untuk mendapatkan momen seindah ini,bahkan bisa dibilang Thasa belum mengerti apa itu senja dan untuk apa di nantikan.

"Hay.. " Terdengar suara bariton yang familiar untuk didengar.

Thasa menoleh ke belakang, didapatinya Nathan dengan wajah tampan nya itu berdiri di dekat tangga.

Dia sudah tau jam,menit,bahkan detik dimana aku akan ada di disini.

"Ada apa?" Jawab Thasa singkat.

"Kita udah 6 bulan saling kenal dan setiap gue kesini lo selalu bilang 'ada apa'?"

"Hahaha,maaf.." , "Udah izin sama eyang kan mau naik?"

"Y-ya udah lah... Udah cees banget gue sama eyang lo yang super awet muda itu." Tingkat kepedeannya meningkat seratus delapan puluh derajat.

"Jangan bilang kamu gombalin ya eyangku?"

"Jelas.. " Jawabnya.

"Serius,Nat!?"

"Jelas enggak lah,Sa,yaampun."

"Kan,kan,kirain.."

"Gak lah."

"Bagus lah. "

"Gak mau sama eyang, sama cucu nya aja."

Thasa detik itu juga langsung melirik mata Nathan, kedua pasang bola mata kini bertemu,mereka bertatapan.

"g-o-m-b-a-l!! " Thasa menjewer kuping Nathan pelan namun cukup membuat Nathan meringis kesakitan.

"Ampun.. ampun.. udah dong."

Thasa belum juga melepasnya.

"Thasa udah dong, sakit.. "

"Sa.. "

"Gue beliin eskrim mau?"

"Serius? Yeyyy!" Reflek tangannya terlepas dari telinga Nathan yang memerah karenanya.

"Tapi boong!" Ledek Nathan sambil menjulur-julurkan lidahnya.

"Ish.. " Wajah imut Thasa kini terlihat cemberut.

"Iya-iya,beneran.."

"Yeyyy, gitu dong. "

"Beneran.. beneran boong!" , "Hahahahaha"

Untuk mereka hal semacam ini sudah sangat biasa, Thasa yang sering ngambek karena Nathan yang jail, Nathan yang sangat suka membuat Thasa ngambek karena kejailan nya.

🌻🕊🌻

"Lo jadian ya sama Nathan?"

"Jadian?"

Baru menghirup udara kelas saja sudah dapat pertanyaan yang kurang enak didengar dari teman sebangkunya sendiri.

"Iya,Sa,banyak banget yang bilang,setiap aku kemana-mana selalu aja yang didenger kamu deket sama most wanted SMA kita." Jelasnya.

Aku Cinta Dan Dia ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang