kamu gak tau

464 135 3
                                    

Perasaan Yoongi campur aduk. Aneh rasanya, bahkan saat Jimin setuju bakal mengantarkannya ke tempat anak-anak futsal latihan. Seperti ada sesuatu yang tetap mengganjal di hatinya.
 
 
Apa karena dirinya terlalu senang? Atau terlalu gugup?

 
Sesuatu seperti ada yang ingin melompat keluar dari ulu hatinya. Akhirnya Yoongi menyandarkan kepalanya pada pundak Jimin di sisi kiri, sambil mempererat pegangannya pada pinggang ramping Jimin.

Jangan salah, pinggang boleh ramping. Tapi roti sobek harus ada dong.

"Jim.."

Jimin yang sadar pelukan Yoongi sedikit mengerat lantas menyahut. Hanya berdeham. Bahkan hanya terdengar lirih suaranya, teredam helm KYT full face nya.

"Kok aku gugup, ya?"

Jimin lantas memelankan laju motornya. Sedikit memfokuskan diri pada perkataan Yoongi di balik punggungnya. "Kenapa, hmm?"

"Gak tau. Ada yang mau lompat dari jantung."

"Kok bisa? Kenapa?" Jimin sedikit berteriak, supaya Yoongi dengar. Takut-takut suaranya teredam helmnya sendiri.

Bukan jawaban yang ia dapat, justru pelukan tangan Yoongi di pinggangnya semakin erat.

"Mbul? Gapapa? Hey?"

Jimin panik, spontan mencari spot yang pas untuk menghentikan motornya. Akhirnya Jimin berhenti di depan bengkel motor besar yang sudah tutup. Ia lantas berbalik melepas helm dan pelukan Yoongi spontan ikut terlepas. "Kamu kenapa?"

Reaksi Yoongi masih sama. Diam, dan menunduk. Bahkan reaksi yang didapat hanya gelengan kepala.

"Mbul, serius. Kamu kenapa? Aku panik ini."
 
 
Gelengan kepala lagi.
 
 
"Kamu gak tau kenapa?"
 
 
Gelengan kepala lagi.
 
 
 

 
 
Hening.
 
 
Jimin bahkan bingung harus bagaimana. Yoongi hanya menunduk dan menyembunyikan wajahnya di balik helm Bogo coklat tuanya. Akhirnya Jimin ikut diam di atas motor Vario-nya (yang sebenarnya milik ibuknya).
  
 
 
"Aku juga gak tau kenapa."
 
 
Jimin langsung berbalik menghadap Yoongi. Akhirnya Jimin berinisiatif melepas helm Yoongi. Yang ia dapati, mata sipit itu menatapnya sayu. Bahkan bibirnya ikut bergetar, seperti ia takut pada sesuatu.

"Mbul?"

"Disini." Yoongi menepuk dada kirinya dengan telapak tangannya.

"Kenapa?"

Sekali lagi, Yoongi menepuk dada kirinya. Namun kini sedikit lebih keras. "Jantungku jadi berdebar-debar. Rasanya mau naik ke tenggorokan. Sakit, Jim."

 
Lagi?

 
 
Ini terjadi lagi?
 
 
 
Setelah sekian lama?
 
 
 
Tanpa sepatah kata, Jimin bediri, merengkuh tubuh ringkih kakak kelasnya itu kedalam depakannya.
 
 
"Gak masalah kalau kamu gak tau apa penyebabnya. Yang penting aku selalu ada buat kamu."
 
 
 
 
 
 
 
 
tbc.

 
 
 
 
 
 
 

Haii.. Long time no see?

Mau jujur nih, sebenernya lokal au merupakan genre yg baru buat pribadi aku sendiri.

Jadi, kalau nantinya ini diluar ekspektasi kalian selama ini, maafkan ya?

Horizon ㅡMyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang