keinginan terpendam

585 133 4
                                    

Sekarang pukul 5 sore, lebihnya 34 menit. Yoongi masih di kelas, meski sendirian, lagi beres-beres memasukan barang-barangnya ke dalam tas, termasuk merapikan kameranya. Kenapa tadi pas pulang belum sempat beres-beres? Karena dia langsung ngacir keluar kelas mencari objek untuk di potret. Bukan alasan khusus, memang kebiasaannya seperti itu.
 
 
'sangat selow.. tetap selow.. santai.. kuyakin Tuhan berikanㅡ'
 
 
Telinganya tidak sengaja mendengar gema nyanyian dari koridor kelas. Sudah bisa ditebak, manusia satu itu pasti sedang menuju kemari.
 
 
'ㅡgacoan~'
 
 
Kemudian figur Jimin yang dibalut jersey basket tanpa lengan sedang merentangkan tangan di depan pintu. Dasar sengklek, ditambah mulut yang terbuka lebar dan wajah yang menengadah ke atas karena terlalu menghayati lagu.
 
 
Idiot sejak lahir
 
 
"Berisik, Jimㅡ"

Yoongi masa bodoh melihat kebodohan Jimin yang hanya cengar-cengir saat berjalan mendekatinya. Ia lantas menyibukkan diri membenahi kamera dan merapikannya ke dalam tasnya.

"Mbul, mampir yuk habis ini."

Yoongi hanya menghela nafas. Sudah bodoh, tidak ada sopan santunnya pula. "Pernah gak sih Jim kamu manggil aku dengan sebutan mas? Kayaknya seumur hidupku selama ini aku belum pernah denger."

Jimin duduk di bangku depan bangku Yoongi dengan posisi terbalik. "Eyy, dasar kaku. Yang bener itu bukan mas tapi mbak."

"Anㅡ" Yoongi sudah bersiap akan memukul Jimin dengan tangannya. Sebelumㅡ

"Hayoooo, ngomong kasar aku bilangin bunda nih."

ㅡakhirnya niat itu runtuh seketika. Dan disambut cengiran si manusia bodoh karena merasa menang.

Sialan. Itu adalah kelemahannya.
 
"Mbul, kenapa mukanya asem gitu sih? Bete ya aku recokin?"

Bukan jawaban yang didapat, Yoongi justru semakin cemberut dan mendudukkan dirinya di kursi dengan lesu.

"Mbul? Kenapa sih?"

Yoongi hanya menggeleng.

"Serius, ah. Aku salah ya?"

Masih menggeleng.

"Terus? Bilang dong kenapa. Jangan buat aku serba salah gini." Jimin menjulurkan tangannya mengelus rambut Yoongi yang lembut dan wangi. Ah, kemarin pasti pake shampoo wardah nya bunda ini.

Jimin sempat tersenyum sebelum mendengar Yoongi mengatakan, "ㅡbosen!"

"Hah? Bosen kenapa? Bosen sama aku?"

Yoongi mendelik, semakin merutuki Jimin Hartono dengan segala kebodohannya. "Goblok!"

Jimin sempat melayangkan death glare sebelum kembali menaruh atensinya pada Yoongi. "Ya terus?"

"Bosen sama obyek foto yang cuma itu-itu aja. Pengen ganti."

"Lho? Emang yang kamu foto itu-itu aja? Bukannya kamu biasanya keliling-keliling sekolah buat nyari obyek?"

Yoongi mencebik, "Iya, keliling-keliling. Jatuhnya pasti cuma motret kamu sama tim basket kamu juga."

Alhasil, wajah cemberut Yoongi tercipta.

Jimin justru terkekeh, menyadari betapa lucu kakak kelasnya itu sekarang. "Wahahaha.. Itu sih pertanda mungkin."

"Pertanda apa?"

Ada jeda beberapa detik dan hening mengisi ruang kelas yang hanya tinggal mereka berdua. Sebelum Jimin mengatakan,

"Kalau akulah pelabuhan terakhir hatimu."

Dan wajah masam Yoongi disertai tawa Jimin yang meledak mengisi ruang kosong itu kemudian.

"Goblok jangan dipelihara dong, Jim. Serius ini!" Yoongi semakin cemberut dan menumpu wajah dengan kedua tangannya di atas meja. Mengabaikan Jimin dengan tawanya yang masih menggema.

"Iya iya, maaf deh. Jadinya aku harus gimana biar kamu gak cemberut lagi, hmm?"

"Alahh, paling galagasi aja kamu."

"Eh, serius ini."

Wajah Yoongi langsung berubah antusias, "Serius?"

Dan Jimin hanya mengangguk sambil tersenyum. Sejenak ia menyugar rambutnya yang lumayan basah karena keringat itu kebelakang dan spontan membasahi bibirnya. Kebiasaan suka tebar pesona, keterusan jadi kebiasaan sehari-hari.

Dan tanpa sadar, Yoongi tertegun melihat Jimin seperti itu. Tampan ternyata.
 
 
Ingat Taehyung!!!!
 
 
 
 
 
 
 
"Anterin ke tempat anak-anak futsal latihan dong!"

Dan itu sukses membuat Jimin melongo, dan sesuatu seperti bunyi Guntur terdengar dari dalam hatinya.
 
 
 
 
 
tbc.
 
 
 

Slow plot, as always.

Kemaren sempet ada yang tanya, plot disini complicated gak sih?

Hmm, jujur ya. Ide awal work ini emang gak begitu berat. Dan mungkin isinya juga ringan² aja. Ya romansa khas anak-anak sekolahan gitu deh.
Kalau kalian bosen sama konsep kaya gini, silahkan leave gpp gak masalah.
Toh emg aku lg gk mau buat work yang complex bgt akhir-akhir ini.

Udah itu aja sih

Terakhir, salam sayang ♡

Horizon ㅡMyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang