bgm: Armada — Pemilik Hati
Kamis, hari yang selalu ingin Yoongi hindari. Rapat osis. Paling tidak ia selalu berharap ada keajaiban anak-anak OSIS tiba-tiba membatalkan rapat rutin hari Kamis. Dan ia bisa pulang lebih awal untuk tidur siang.Dia dan Jimin memasuki gerbang sekolah tepat pukul 7. Dan saat mereka memasuki gerbang tadi, dia melihat rekan OSIS dari jajaran adik kelas berjaga di gerbang masuk. Seperti biasa, cek kelengkapan seragam. Bahkan dua diantara lima yang berjaga disana sudah siap dengan buku batik kecil panjang untuk mencatat nama yang kedapatan melanggar.
Dulu dia juga pernah merasakannya, dapat giliran jaga, sewaktu kelas satu. Itu memang wajib bagi anggota kelas satu, untuk melatih mental. Kalau sudah kelas dua kelas tiga, ya macam Yoongi begini. Bodo amatan malahan. Dulu aja sok galak, sekarang boro-boro. Dasi aja dipakai kalau diingatkan Jimin, bahkan ikat pinggang sering lupa kalau tidak Jimin yang peka.
Jimin mematikan mesin motornya. Yoongi langsung turun dan melepas helm seperti biasa.
"Hari ini rapat?" tanya Jimin spontan sambil mengulurkan tangannya meminta helm yang dipegang Yoongi. Yoongi sendiri hanya mengangguk lesu.
"Heleh, pagi-pagi mukanya udah asem begitu. Semangat dong!" Jimin iseng menjepit hidung Yoongi dengan ibu jari dan telunjuknya. Dan berakhir dengan amukan macan tutul betina yang menerjangnya.
"Sakit anjir!"
Jimin hanya tertawa dengan posisi yang masih duduk di jok motornya. Tapi hal itu justru membuat Yoongi tertegun melihatnya. Selama ini, apa saja yang sudah dia berikan untuk Jimin, yang bahkan selalu ada untuknya?
"Pulang nanti mampir burjo ya? Aku traktir." kata Yoongi singkat sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Eh? Tumben? Dapet jackpot ya?"
"Jackpot gundulmu!" sebuah pukulan jatuh di bahu Jimin sesaat setelahnya. "Udah nurut aja!"
Jimin tertawa lagi, dia selalu suka menggoda Yoongi yang selalu menutupi rasa malunya dengan emosi yang dibuat-buat. Manis, dia pikir. Dan itulah ciri khas Yoongi.
"Siap bosku.. Nanti kita mampir burjo sepulang kamu rapat."
Yoongi hanya mendengus kemudian berlalu, "Aku masuk dulu."
Jimin tersenyum dan mengangguk, " Iya nyonya."
Yoongi hanya mendengus diiringi bunyi tawa kecil Jimin yang selalu gemas melihat tingkah laku kakak kelasnya itu.
Yoongi berjalan menyusuri jalan dari parkiran menuju koridor area kelas 2. Area kelas 2 memang yang paling dekat dengan parkiran dan kantin. Sedangkan area kelas 3 merupakan area terjauh dari keduanya. Makanya Jimin santai masih nongkrong di atas motor sambil berbincang dengan teman satu klub basket yg kebetulan baru saja datang.
Yoongi masuk ke koridor kelas dan disambut sapaan beberapa adik kelasnya. Oh, siapa yang tidak mengenal Yoongi Sopyan Afdallah, si kakak tingkat berkulit putih bak artis duta sabun mandi yang berwajah kecil dan bermata sipit yang menggemaskan. Tak jarang banyak adik-adik kelasnya yang tebar pesona dan berusaha menarik perhatiannya. Tapi Yoongi cuek saja, toh hatinya sudah dimiliki orang lain. Jadi seperti ini sudah makanan sehari-hari baginya.
Tak sengaja, dia melihat Taehyung dan Jungkook sedang duduk di pinggir koridor kelas Bahasa-2. Memang notabene kelas Taehyung tepat di samping kelas Jungkook, IPS-1. Bukan hal yang mengherankan juga melihat mereka berdua yang sering bersama ketika di sekolah. Mereka duduk berdampingan di bawah dan menghadap ke arah lapangan.
Ah Taehyung
Kapan dia akan menyerah dengan perasaannya pada sang adik kelas? Bahkan sudah jelas Taehyung tidak akan pernah meliriknya. Mereka bahkan belum pernah bicara, sama sekali. Eksistensi Yoongi selama 2 tahun tidak pernah nampak di mata Taehyung, Taehyung dan dunianya. Karena mungkin, eksistensinya sudah tertutup mutlak oleh figur Jungkook. Jungkook yang telah menjadi pemilik hati Taehyung setahun belakangan.Yoongi tertegun, melihat mereka berdua hanya saling diam. Taehyung duduk di sebelah kiri, menghadap kedepan dengan menekuk kedua kakinya dan dilingkarinya dengan lengan. Sedangkan Jungkook di sisi kanan hanya duduk bersila dan terus menunduk. Sepertinya mereka sedang dalam suasana yang kurang baik.
Dia sendiri jadi bingung, ingin lanjut jalan ke kelasnya atau menguping pembicaraan mereka sebentar. Tapi bel masuk sudah berbunyi dan dia sendiri masih harus berjalan mengitari hampir separuh sekolah untuk sampai di kelasnya. Mungkin kadar penasarannya itu harus dia hilangkan sekarang. Lagipula tidak sopan menguping pembicaraan orang lain tanpa persetujuan mereka, apalagi itu menyangkut privasi.
Akhirnya Yoongi berjalan melewati koridor di belakang mereka berdua. Untuk sesaat, dia sempat melirik figur Taehyung. Raut wajahnya sulit diartikan dan tatapannya terus menatap ke depan.
Dan sebuah kalimat terucap dari sosok Taehyung, yang langsung membuatnya spontan berhenti.
"Jadi sebenarnya, pemilik hatimu itu aku atau bukan?"
Apa yang salah dengan Jungkook?Atau..
Apakah ada celah baginya untuk membuat Taehyung menyadari eksistensinya?
tbc.
lihat ku disini kau buatku menangis
kuingin menyerah tapi tak menyerah
kucoba lupakan tapi ku bertahanㅡyoongi sopyan afdallah
Hy baby, how's life?
Heheee... Maaf ya aku malah update disini lagi
Mumpung ide lg lancar jaya kan ya, sayang kalau disia-siakanI hope you send so many many many love for me with a vote and a lil bit comment below..
Love you so much 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizon ㅡMy
Fiksi PenggemarLokal! Au Yoongi suka seseorang, tapi hanya sebatas pengagum dari jauh. Karena dia tahu, seseorang yang dia suka sudah memiliki rumah hatinya dari orang lain. Maka, graffiti tembok gudang sekolah dan kameranya lah yang menjadi saksi.