(1. Gadis Itu Bernama Nahla)

68.7K 2.8K 54
                                    

Langit bewarna biru tanpa awan. Beberapa burung merpati terbang rendah meninggalkan kandang sang majikan. Sementara, pondok pesantren pagi itu terasa ricuh, bagaimana tidak, seorang wanita tak berjilbab bisa masuk ke area pondok, membawa ransel besar di punggungnya, memakai celana jins ketat seta jaket kulit bewarna hitam.

Para santri menyayangkan siapa yang berani memberi izin kepada wanita yang tidak menutup aurat secara sempurna masuk ke sana. Akan tetapi, sebagian lagi kaum Adam di sana berdecak, pemandangan langka ini sayang untuk dilewatkan. Ada tamu tak biasa yang memancing perhatian.

Para Ustadz berbisik-bisik, bahkan salah satu di antara mereka menampakkan wajah geram.

"Siapa yang mengizinkan wanita itu masuk?" kata salah seorang dari Ustadz pengajar dengan nada marah, matanya mengutuk pemandangan ini.

Di sini merupakan Pondok Pesantren khusus laki-laki, membiarkan wanita yang tidak menutup aurat masuk ke lingkungan pondok sama saja mencemari pandangan para santri.

Para santri adalah laki-laki terjaga, tidak bebas melihat dunia luar, mereka dikurung di asrama dan tak boleh mengikuti kegiatan yang di pandang sia-sia oleh agama.

Ustadz itu adalah Ahsan, dia memberi pengumuman dengan lantang, menyuruh para santri masuk ke kelas masing-masing walaupun jam istirahat belum habis.

Matanya menatap tajam wanita itu, dia seperti campuran Timur Tengah dan Eropa, tak sedikit pun rasa kagum di hatinya melihat kecantikan tak biasa itu.

Bidadari Surga yang Ternoda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang