JANGAN LUPA VOTE YAA... :)
"Gwenn",sapa Arnam.
Gwen tidak menghiraukan perkataan laki-laki tersebut. Ia tetap berjalan ke pintu keluar sambil membawa ranselnya.
"Gwen, tunggu!!"
"Kamu memanggil ku?",tanya Gwen.
"Emang ada yang namanya Gwen selain kamu?",sahut Arnam sambil tersenyum.
"Ada apa?",jawab Gwen dengan ketus.
"Kenalin, aku Arwanama. Tapi anak-anak disini memanggilku Arnam",kata Arnam sambil mengulurkan tangannya.
Gwen tidak membalas uluran tangan Arnam dan langsung berjalan kearah pintu keluar. Menurut Gwen berbicara terhadap laki-laki dengan topik pembahasan seperti itu tidak menarik baginya.
**********
Bel sekolah SMA Pelita berbunyi tepat pukul 7 pagi. Gwen yang diantar oleh Pak Subi, sopir pribadi keluarganya sudah sampai di depan gerbang sekolah.
"Mbak Gwen, sudah sampai ini", kata Pak Subi memecah lamunan Gwen.
"Baik Pak, terimakasih yaa",ucap Gwen dengan wajah tidak semangat saat turun dari mobilnya.
Gwen menyusuri Lorong menuju kelasnya dengan langkah yang gontai sambil memainkan handphone nya menyetel lagu kesukaannya. Kelas XII IPS 1 masih jauh diujung sana dilantai 2. Baru saja menginjakkan kaki di tangga kedua, sudah terdengar suara guru yang tak asing lagi bagi Gwen.
"Gwen Aliika.. Telat lagi masuk kelas yaa? Mau sampai kapan kamu begini?",suara Bu Sari guru killer yang sebenarnya peduli dengan Gwen.
"Iyaa Bu, tadi saya baru sampai depan gerbang waktu bel sekolah bunyi",jawab Gwen dengan malas.
"Apa kamu tidak bisa bangun lebih pagi lagi? Biar tidak telat terus",tanya Bu Sari.
"Baik Bu, besok akan saya usahakan",jawab Gwen.
"Yasudah sana cepat ke kelas",pinta Bu Sari dengan nada yang lebih lembut dari tadi.
Gwen tidak menjawab perkataan Bu Sari dan langsung berlari ke kelasnya. Sampai dikelas, untung guru yang mengampu pelajaran pertama belom datang. Seketika Gwen masuk dan berjalan ke arah bangku nya. Disana sudah ada Keana, teman sebangku Gwen sekaligus sahabat Gwen sedari sekolah dasar.
"Ada apa lagi Gwen kok muka mu muram gitu?",tanya Key pada Gwen.
"Tidak ada apa-apa Key, santai aja tidak ada yang perlu di khawatirkan tentang ku",jawab Gwen kepada sahabatnya itu.
"Kalo ada apa-apa cerita sama aku yaa, aku siap mendengarkan seluruh keluh kesahmu",ucap Key sambil memeluk sahabatnya itu.
Gwen hanya tersenyum manis mendengar ucapan sahabat nya sedari kecil tersebut. Tak lama setelah itu, Pak Bogo, guru pengampu mata pelajaran pertama masuk ke kelas. Anak-anak dalam ruangan tersebut seketika diam mematung, tak ada yang berani bersuara sedikitpun, mengingat Pak Bogo adalah salah satu guru killer disekolah tersebut.
"Anak-anak ayo keluarkan tugas kemarin yang Bapak minta untuk dilanjutkan di rumah. Maju satu persatu sesuai absen yaa",pinta Pak Bogo.
Absen satu diikuti dengan absen setelahnya satu persatu sudah maju dengan tenang. Gwen yang sedari tadi gelisah karena tugas yang diminta Pak Bogo tidak ada di tas nya.
"Gwen, kenapa? Jangan bilang kamu belom ngerjain tugas dari Pak Bogo?",tanya Key.
"Key, buku tugas ku tidak ada di tas, kayaknya aku lupa masukin deh tadi pagi",jawab Gwen dengan panik.
"Aduh Gwen gimana ini",ucap Key yang ikut panik.
Sementara itu, urutan absen Gwen semakin mendekati. Dan tiba saatnya Gwen untuk maju, dan dia hanya terdiam di bangku nya dengan wajah yang panik sedari tadi.
"Nomor absen 22, Gwen Aliika!!!",ucap Pak Bogo yang berhasil membuat seisi ruangan tersebut tak berkutik.
"Nomor 22 atas nama Gwen Aliika!!!!",suara Pak Bogo dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Gwen masih terdiam tanpa suara dibangku tempat ia duduk.
"Sekali lagi saya panggil Gwen Aliika!!!!!!!",suara Pak Bogo yang bahkan bisa di dengar hingga kelas sebelah.
"Sssss.saaa.sayaa Pak",ucap Gwen dengan nada yang pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG
Teen FictionBercerita tentang kisah Arwanama seorang aktivis kampus dan Gwen siswi introvert kelas 3 SMA. Semuanya berubah setelah mereka saling bertemu. Dan mengungkap semua rahasia tentang siapa sebenarnya Gwen Aliika. *** "Karena menurutku senja itu seperti...