——
Erland yang tadi mengikuti arah pandang mamanya ke arah Nayara, kini kembali menatap mamanya dengan terkejut. Sering main bareng Nayara? Tanya Erland dalam hati.
"Iya, kamu sering main sama dia waktu masih balita," lanjut Mita, seolah-olah menjawab pertanyaan dalam hati Erland. "Tapi waktu kalian besar, kalian jarang ketemu, jadinya nggak saling kenal sampai sekarang."
"Umur dua tahun Nayara sekeluarga dibawa ke Singapore sama papanya. Disana mereka tinggal bareng keluarga papa nya. Tante Nayla bawa Nayara balik lagi ke Indonesia karena papanya Nayara meninggal. Waktu mereka pulang kesini, kita lagi di Bandung, kamu masih kelas dua SD. Tinggal disini lagi pas kamu SMP, dan tiap mama ajak kamu temenin ketemuan sama Nayla, kamu selalu nggak mau. Jadinya kamu jarang ketemu Nayara."
Erland hanya diam mendengarkan cerita mamanya yang panjang. Ternyata, ia dan Nayara sudah kenal bahkan dekat dari semasa mereka balita? Oh tidak, dunia sangat sempit. Awalnya ia sedikit tak peduli dengan cerita mamanya itu, tapi kini tiba-tiba rasa penasaran mendorong dirinya untuk bertanya lebih lanjut.
Ia penasaran bagaimana dengan Arland? Apakah Arland juga dekat dengan Nayara dulu? Arland kan lebih dulu lahir daripada dirinya. Jadi, mungkin saja Arland mengenalnya. Karena Erland penasaran, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya lebih lanjut dengan mamanya.
"Terus kalau Arland gimana, Ma?" Tanya Erland akhirnya. Kepala Mita yang tadinya menunduk, kini mendongak menatap anaknya itu. "Gimana apa nya?" Tanya nya balik.
"Arland dulu juga main bareng sama Nayara?"
"Nggak," Mita menggantungkan ucapan nya dan membuat Erland mengernyitkan keningnya. "Waktu Arland umur tiga tahun, dia ikut tinggal sama papa di Bali buat nemenin papa kerja, sedangkan kamu sama mama disini." Lanjut Mita.
Kepala Erland mengganguk tanda mengerti. Senyum tipis tercetak di bibirnya. Ternyata memang dari dulu dirinya lebih dekat dengan sang mama.
"Oh ya, gimana hubungan kamu sama Vanka?" Tanya Mita tiba-tiba membuyarkan lamunan Erland. Erland mengerjap beberapa saat.
"Erland putusin Vanka," jawab nya santai sambil memainkan ponselnya. Mita mengernyit. Heran karena Erland memustukan Vanka dengan mudahnya. Dulu Mita selalu berusaha membujuk Erland agar tidak berhubungan dengan Vanka lagi, namun Erland tetap keukeuh ingin terus berpacaran dengan Vanka.
Sekarang? Dengan mudahnya Erland berbicara seperti itu. Dasar Erland labil. Perasaan seorang anak muda jaman now memang gampang sekali berubah-ubah seperti bunglon. Kalau bunglon beda tempat beda warna, kalau Erland beda waktu beda perasaan. Gaje huuu. Ini yang gaje si Erland ya guys bukan author hehe.
"Lho? Kenapa?" Tanya Mita terheran-heran sebab Mita belum pernah kesana. Eh? Kok jadi nyanyi. Lanjut. merusak suasana aja deh.
Erland menatap mamanya sekilas lalu mengalihkan pandangan nya ke ponsel nya lagi. Ia bingung. Haruskah ia menceritakan kejadian tadi siang Vanka melabrak Nayara kepada mamanya? Ia hanya takut mamanya marah dan akan mengomeli Vanka nantinya. Ia memang sudah tak menyukai Vanka, tetapi ia tak tega jika harus melihat Vanka dimarahi mamanya. Tidak menyukai bukan berarti membenci kan?
Helaan napas gusar terdengar dari mulut Erland. "Erland nggak suka Vanka yang sekarang," ucap Erland malas. Malas karena harus membahas Vanka lagi.
"Tuh kan. Dari dulu emang kelakuaan nya nggak baik, Erland." Ucap Mita sambil memutar bola mata. Erland tak mengubris perkataan mamanya lagi.
Erland lebih memilih tidak menceritakan kejadian tadi siang kepada mamanya. Karena resiko nya akan lebih rumit lagi jika mamanya tahu, apalagi sekarang mamanya kenal dengan Nayara dan Tante Nayla. Bisa-bisa nanti Vanka di serbu oleh genk rempong emak-emak. Kan enggak elit banget.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLAND
Teen FictionErland Ganendra Atmadja. Badboy SMAGAR sekaligus most wanted. Dikagumi oleh banyak kaum hawa. Nayara Auristela Hermawan. Bukan badgirl atau pun siswi terpopuler. Hanya murid biasa yang selalu masuk peringkat tiga besar di kelas nya. Apakah mereka sa...