——
Malam ini, Nayara akan menonton sebuah film horor yang akan ditayangkan di televisi. Film itu akan di mulai pukul setengah sebelas nanti. Sekarang jam baru menunjukan pukul 10.05 , tetapi Nayara sudah stand bye duduk manis di depan tv.
Sambil menunggu film nya dimulai, ia membuka beberapa snack sambil memainkan ponselnya, padahal televisi di depan nya sedang menyala. Ada yang kayak gitu? Banyak.
Tadi sore, Nayara meminta Erland untuk mengantarkan nya ke rumah saja langsung karena ia ingin mandi dan berganti pakaian. Soal selai strawberry? Tenang. Nayara sudah menitipkan itu kepada Erland karena cowok itu akan kembali ke auristela's bakery untuk menjemput Mita—mamanya.
Nayara membuka aplikasi instagram nya. Jarinya mulai menscroll beranda instagram. Setelah beberapa menit di rasa tak ada yang menarik, ia kembali mengunci ponselnya dan melemparnya sembarangan. "Arghh! Nggak ada yang asik." Gumamnya sendiri.
Ia berdiri dari duduknya. Berjalan ke arah dapur untuk mengambil segelas air putih, es batu, dan gelas kosong yang akan ia gunakan untuk tempat susu soda.
Setelah selesai mengambil barang-barang yang di butuhkan, ia kembali berjalan ke ruang keluarga dan duduk di tempatnya semula. Nayara melirik jam dinding yang terpajang di atas pintu. Jam kini menunjukan pukul 10.23.
Suara langkah menuruni tangga terdengar makin jelas. Tak lama dari arah tangga muncul lah Nayla yang memakai piyama bermotif salah satu tokoh film kartun yang sering ditayangkan di televisi, yaitu doraemon.
Nayla mendekati Nayara dan langsung duduk dekat Nayara tepatnya di samping Nayara. Mengelus rambut panjang Nayara lalu mencium puncak kepala anak gadis nya itu. Nayara menoleh, tersenyum kecil karena perlakuan manis yang dilakukan mamanya itu.
"Gimana Erland?" Tanya Nayla tiba-tiba, membuat Nayara mengerutkan keningnya
"Gimana Erland?" Ulang Nayara.
Nayla mengangguk, "iya, maksud nya Erland anak nya gimana?" Ulang Nayara secara rinci.
"Oh," tangan Nayara terulur mengambil gelas yang berisi susu soda, lalu meminum nya. "Nyebelin." Lanjutnya singkat.
"Nyebelin gimana?"
Nayara menghela napas. Ia sangat malas jika harus menceritakan kejadian tadi siang Erland yang membuat dirinya malu. Jika saja mamanya tidak memiliki sifat kepo yang akut, Nayara tak akan mau bercerita. Tetapi Nayara akan mencoba berusaha menolak untuk bercerita.
"Ya, gitu" jawab nya acuh tak acuh. Kini matanya fokus ke televisi karena film yang ia tunggu-tunggu akan di mulai.
"Gimana? Cerita sama Mama dong, Nay!" Pinta mama nya dengan nada merajuk sambil menggoyang-goyangkan salah satu tangan Nayara. Nayara menggeram, heran dengan tingkah mama nya yang kekanak-kanak an.
"Ih, mama apaan si? Itu film horor nya udah mulai," ucap Nayara kesal.
"Cerita sama Mama dulu."
Mama nya memang keras kepala. Selalu saja Nayara yang mengalah. Nayara jadi ragu, sebenarnya yang menduduki posisi anak siapa? Dirinya atau mama nya?
Akhirnya Nayara menceritakan kejadian tadi siang di depan indomaret. Sesuai dugaan, respon mama nya adalah tertawa terbahak-bahak. Nayara hanya mampu memutar bola mata malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAYLAND
Teen FictionErland Ganendra Atmadja. Badboy SMAGAR sekaligus most wanted. Dikagumi oleh banyak kaum hawa. Nayara Auristela Hermawan. Bukan badgirl atau pun siswi terpopuler. Hanya murid biasa yang selalu masuk peringkat tiga besar di kelas nya. Apakah mereka sa...