Kisah yang menjadi awal

19 2 0
                                    

"Hidup ini adalah hasil dari perbuatan orang tua kita terdahulu.
Baik buruknya merupakan takdir yang harus dilalui."


Author p.o.v

Flashback on,

"Mas aku sudah tidak tahan lagi, kita harus pergi dari rumah ini. Aku tak mau terus-menerus dibuat sakit hati oleh ibumu." kata Rosa ibu Bulan.

"Iya Ros aku tahu apa yang kamu rasakan saat ini begitu berat. Kamu harus bertahan demi aku dan Bulan." kata Hendro ayah Bulan.

"Kalau memang mas tidak mau meninggalkan rumah ini bersamaku. Maka biarkan aku pergi bersama Bulan ke rumah ibuku." ibu Bulan mulai menangis sambil memeluk bulan yang baru berusia delapan bulan.

"Jangan pergi Ros, kau tahu kan aku tidak bisa hidup tanpamu dan Bulan. Tetaplah disini dan bersabarlah kita lewati semua ini bersama-sama. " Hendro terus membujuk istrinya untuk tetap disini.

"Sudah lah mas, mas sudah katakan itu berkali-kali dan aku terus menuruti mas untuk tetap di sini. Namun, untuk saat ini aku harus melakukan ini demi rumah tangga kita. Apa mas tidak ingin kita hidup bahagia seperti kebanyakan keluarga di luar sana?  Aku sudah menyerah mas, maafkan aku." Ros berkata sambil menggendong Bulan.

"Jika mas tetap mau tinggal di sini, biar aku dan Bulan yang pergi." Ros berkata sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar dari rumah itu.

Hendro terus mengejar istrinya dan memintanya untuk tetap tinggal.

"Sudahlah Ndro, biarkan dia pergi. Memang dia tidak suka dengan ibu, kau juga harus tinggalkan dia." kata Susi ibu Hendro.

"Iya mas aku pergi. Pikirkan baik-baik siapa yang akan mas pilih." Rosa pergi dan menyetop taksi yang kebetulan lewat.

"ROSA,DENGARKAN AKU. TOLONG JANGAN PERGI!" Hendro berkata namun sudah terlambat karena taksi yang ditumpangi Rosa sudah berjalan.


~  🌜 ~


"Assalamualaikum bu ini Rosa." kata Rosa sambil masuk ke Rumahnya.

"Wa'alaikumsalam Rosa, kenapa kamu kesini malem-malem. Ini Bulan sehat kan. Ada masalah apa? Cerita sama ibu!" kata Diah ibu Rosa.

"Mertuaku bu, dia sudah tidak bisa lagi diajak bersahabat. Dia menyuruh mas Hendro dan aku berpisah." Rosa mulai menangis dan membiarkan Bulan digendong neneknya.

"Sudahlah kamu harus sabar, diskusikan dengan Hendro baik-baik. Sebelum perceraian menjadi pilihan. Jika masih bisa diperbaiki kalian tidak harus berpisah dan menjadikan Bulan sebagai korban. Ingat dia butuh kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya." Diah terus menenangkan Rosa yang masih terus menangis.

"Apa Hendro tidak bisa memberitahu ibunya untuk bersikap baik kepadamu Ros." Harjo ayah Rosa ikut berbicara.

"Tidak ayah, mas Hendro terlalu takut dengan ibunya sampai dia menuruti semua yang ibunya katakan." Rosa menjelaskan dengan penuh ketegaran.

"Seharusnya Hendro tidak boleh seperti itu. Dia sudah punya istri dan anak. Jadi dia tidak bisa mengorbankan keluarganya demi menuruti semua yang Susi katakan." Harjo masih berusaha sabar.

"Iya ayah, Rosa sudah bertahan namun mas Hendro tetap tidak bisa memberikan keputusan." kata Rosa sambil menangis dan memeluk Bulan yang sedang berada pada gendongan ibunya.

"Sudah sekarang berikan kesempatan Hendro untuk memikirkan keputusannya." Harjo kasihan dengan putrinya yang mempunyai masalah dan rumah tangganya yang sedang di ujung kehancuran.

~  🌜 ~

    
Bulan sekarang sudah berumur 2 tahun. Dan Rosa tidak bisa hidup dengan kebimbangan yang menyelimuti Hendro lagi.

"Mas sudah cukup aku lelah harus seperti ini lagi. Daripada kamu harus bolak-balik ke sini dan ke rumah ibumu setiap hari. Kamu tahu kan Bulan sering menanyakan keberadaan mas di rumah ini saat mas pergi." Rosa mencoba untuk mengungkapkan apa yang mengganjal dalam hatinya.

"Iya aku tahu, tapi ini adalah cara yang terbaik agar kita bisa tetap bersama." jawab Hendro.

"Tidak mas, aku mau minta kita akhiri pernikahan ini. Sebelum usia Bulan bertambah besar." Kata Rosa.

"Maksudmu apa?  Kau mau minta cerai dari aku Ros? Pikirkan sekali lagi apa yang akan terjadi pada Bulan kalau kita berpisah." kata Hendro.

"Tidak mas, keputusanku sudah bulat aku mau minta cerai. Besok tanda tangani saja surat cerai yang datang ke rumahmu." kata Rosa.

"Ros, kamu benar-benar keras kepala. Kita sudah bertahan sejauh ini dan kau mau menyerah begitu saja." kata Hendro dengan frustasi.

"Terserah mas mau bilang apa. Aku hanya mau kita cerai." Rosa meninggalkan Hendro dengan disertai rasa berat hati karena ia masih mencintai Hendro. Namun ia juga tidak bisa bertahan lagi dengan situasi yang sedang mereka hadapi.

Sejak perceraian kedua orang tua Bulan, Bulan akhirnya dititipkan di rumah Diah dan Harjo di desa Batursari.

Flashback off

~  🌜 ~

Ditunggu vote dan comment nya teman-teman😊.

31 Januari 2019,
Wonosobo

The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang