"Patah hati itu nyata."
Author p.o.v
Malam ini adalah malam dimana pesta ulang tahun Reno di rayakan.
Bulan sedang bersiap-siap sambil menunggu kehadiran Senja.
Bulan menelfon Senja mengabarkan bahwa dia sudah siap. Tak lama dari itu Senja langsung mengangkat telfonnya.
"Halo,Pus lo dimana? Udah jalan belom? Gue udah siap ni." kata Bulan.
"Oke Lan, gue hampir sampe." kata Senja.
Tak berselang waktu lama Senja pun datang dengan mengendarai motornya.
Setelah memarkirkan motor miliknya, Senja pun masuk ke rumah Bulan.
"Eh ada Senja rupanya, udah dari tadi di sini?" tanya nenek Bulan ke Senja.
"Baru aja nek, Bulan ada di dalam kan nek?" jawab Senja.
"Iya di dalem, nenek panggilin dulu ya." kata nenek Bulan.
"Iya nek makasih." jawab Senja.
Nenek bulan memang sudah lama mengenal Senja dari SD karena Senja juga sering main ke rumah Bulan dan menginap di sini.
Tak lama dari itu Bulan keluar dari kamar dan langsung menemui Senja.
"Udah lama lo di sini Pus?" tanya Bulan.
"Enggak kok baru aja. Mau langsung berangkat sekarang?" jawab Senja.
"Iya. Eh gimana nih penampilan gue, nggak malu-maluin kan?" tanya Bulan.
"Enggak kok lo cantik banget malem ini, tapi tetep cantikan gue sih." jawab Senja sambil cengengesan.
"Ah lo mah apa, beneran kan? Nggak bohongin gue kan lo?" kata Bulan.
"Ya siapa lagi yang mau bohongin lo. Kaya pernah aja gue bohong sama lo." kata Senja.
"Hehe ya kali aja kan." kata Bulan.
"Udah ayo cepetan berangkat, nanti telat ke pestanya. Pasti sekarang kak Reno nggak sabar lagi nungguin lo Lan." kata Senja walau sulit membohongi diri sendiri.
"Wkwk iya deh ayo, gue ambil kado gue dulu ya." kata Bulan langsung pergi ke kamarnya, tak lama kemudian dia datang dengan membawa kado yang dibungkus dengan kertas warna ungu.
"Wih kadonya warna janda." kata Senja sambil tertawa.
"Ih lo kok gitu sih. Ini tu udah gue bungkus spesial buat kak Reno pakai warna kesukaan gue tau." kata Bulan sambil cemberut.
"Udah-udah, becanda gue. Lo ngado apaan emang." kata Senja.
"Gue ngado sesuatu yang bisa bikin hati kak Reno meledak." kata Bulan.
"Wih ngeri kali bahasamu cuy." kata Senja.
"Hehe biarin dong. Ayo berangkat sekarang." kata Bulan.
"Ayo." kata Senja.
Sebelum pergi mereka menemui nenek dan kakek Bulan untuk meminta izin.
"Pus, ini sebenernya rumah kak Reno dimana ya?" kata Bulan.
"Eh gue lupa ngasih tahu lo ya. Sebenernya tu kak Reno rumahnya bukan Kledung." kata Senja.
"Ha terus yang bener dimana?" tanya Bulan.
"Ya ada lah, lo nanti juga bakal tahu." kata Senja.
"Ya udah deh kalau gitu. Ngomong-ngomong lo tahu darimana rumahnya kak Reno bukan di Kledung?" tanya Bulan penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Moon
Teen Fictionperjuangan seorang gadis untuk terus bertahan dalam menghadapi persoalan yang muncul dalam kehidupan kesehariannya. . . . siapakah seseorang yang dikirim Tuhan untuk menguatkannya.