Meeting

316 40 6
                                    

"Anna! Anne! Disini!"

Ivanna dan Jeanne nama panggilan mereka kalau disatukan serasa mereka kembaran yang jalan kemana saja bebarengan.

"Siang kak," dan suara mereka selalu bebarengan seperti anak padus

"Duduk! Buset persiapan banget kalian, udah bawa piring somay"sambut Jacob sambil mengunyah kerupuk yang nggak tahu siapa pemilik aslinya

"Dari pada pesen lagi, ntar buang waktu malahan"jawaban Jean dihadiahi jempol oleh Jacob dan kata mantab

"Gw tuh heran alesan kalian ikut mapala apaan? Model kalian tuh cocoknya ikut dance klub"pertanyaan Will memecahkan keheningan saat mereka semua fokus dengan makanan mereka

"Kelihatan ya kak? Kalo aku tuh kalah taruhan sama temen aku, jadinya masuk ke mapala deh"jawabn Anna sambil mengingat Dare or Dare bodoh yang dia lakukan bersamaan dengan Carrisa dan Sonya, dare lain merupakan ancaman saat dirinya kalah dan Anna tak bisa mengelak

"Lah kalo kamu?" Jean yang awalnya hanya mendengarkan sekarnag menjadi target juga

"Pingin aja kak nyoba yang baru, hehe" ide Dare or Dare ketiga temannya muncul saat Jean cerita dia akan join Mapala, setelah hom-pim-pa Anna kalah dan mengikuti atau bisa juga menemani Jean di komunitas baru yang sangat berbanding terbalik dengan kepribadiannya

"Kakak sekalian alesannya apa,?"gantian dong masa maba doang yang bisa di introgasi, pikir Anna saat melontarkan pertanyaan itu

"Uhokkk batuk gw anjir, kak Jacob dulu aja dah,"bukannya respon seperti yang dilakukan Will barusan makin membuat penasaran orang baru yang nggak tahu apa-apa tentang alasan merka

"Iseng! Sama gw kayak lu iseng doang, eh ternyata seru"jawab Jacob cepat sambil menyendok saus batagornya yang sudah kandas berapa menit lalu

"Wehe udah pada ngumpul semua, bahas apaan neh"

"Lagi bahas alasan bisa masuk ini klub, kalau kakak alasannya apa?"Posisi Darren yang berdiri didekat kedua cewek itu membuat Jean langsung menodong pertanyaan kepada si pendatang baru

"Gw gegara dipaksa sama Pang.."jawabnya setengah tertahan, dan baru dia sadari kalau Jacob dan William sudah melotot ke arah Darren

" SALAH! Gw tuh diimingin sama Will bakal ditraktir pangsit selama setaon! Makanya gw ikut aja, kan lumayan setaon lu ditraktir pangsit,"

"Jadi, lu pada ada ide kita bakal kemana?"tanya suara yang dari tadi sibuk dengan laptopnya, Daren seketik kaget kalau ternyata Ian ada ditengah-tengah mereka dari tadi,bukan salahnya kan? Dia baru datang juga

"Ada bang!

"Kemana?

"Kemana aja bang Ian mau, gw turutin heheheh"Jawaban Will mendapat dengusan dari Jacob dan Darren

"Gunung deh. Maba pasti ngarepnya ke gunung buat pertama kali masuk mapala, ya nggak Jean,?"

"Hehehe kak, masih inget aja yang minggu lalu"

"Halo para rakyatku,"peserta terahkir akhirnya datang juga, Sebastian yang selalu ontime malah datang paling belakang dengan tampang sumringah tidak bersalahnya

"Asem banget sih, ini orang baru nongol sekarang"siapa lagi kalau bukan Jacob yang berani berkata seperti itu.

Jacob dan Sebastian punya nama panggilan yang beda cuman satu huruf. Jacob panggilannya tertua karena umurnya paling tua diantara yang lain, kalau Sebastian tetua karena jiwa kepemimpinannyda dan Sebas merupakan tua kedua.

"Paling ya ke Heidi"sindiran Ian hanya dibalas senyuman kecil dari Sebastian,yah mengingat hanya Ian yang tahu persoalan rumit Sebastian.

"Emang lu pada udah bahas sampe mana sih,"tanyanya sambil duduk di ujung kursi panjang

"Tujuan pertama kita buat Mapala"

"Lah anak barunya aja baru dua biji, ya mending cari lagi. Kita bulan depan mau ikut acara promisi UKM,lu lupa Jac makanya kita rapat ini hari"

"Oh tentu saja gw lupa,"

"Jadi kita bakal rapat ulang lagi masalah, kegiatan bulan depan"

"Anjir Jac! Ga dari tadi, udah lu mulai dulu. Gw laper nih"

"Lagi? Lu baru makan nasi padang lauk 3 macem Ian,"jawaban Jacob hanya angin lalu bagi Ian, dirinya langsung berdiri dan ngeloyor ke stand makanan didepan

"Jadi, guys alesan kita masuk Mapala itu, karena pas kita jadi maba Mapala ini hampir dinonaktifkan dan kita kayak kepaksa masuk, eh malah keterusan gegara seru" Jacob yang awalnya toleh kanan kiri melihat situasi dan kondisi langsung bercerita alasan mereka masuk Mapala

"Kok baru ngomong sekarang kak? Kok nggak tadi,?"tanya Anna yang kaget saat Jacob membahas topik yang sudah berlalu

"Karena ada bang Ian, sensitif topiknya. Berhubungan dengan hati"jawab Darren sambil memegang dadanya dan memejamkan mata menghayati

"Ngapain bahas ini sih,?"

"Salah sendiri dateng telat, nggak lihatkan tadi anak-anak bahas topik ini dengan santainya padahal ada Ian

"Santai apaan sih, gw berusaha memalingkan isu ya"Will yang tidak terima dengan Jacob langsung membela diri

"Udah selesai ceritanya Jac"

"Huk, kapan gw cerita? Gw ngusulin ide ke Seb buat acara bulan depan kok"

"Mana? Kertasnya si Will kosong gitu. Keliatan bang dari warungnya Cak Amir, lu lagi ngomongin gw.

"Hehe, ya maapin gw Ian

"William! Lu kemana aja anjir, seminggu ngilang"suara cempreng yang agak setengah berteriak itu membuat semuanya menileh ke sumbernya

"Berisik lu ya, nggak usah teriak di kuping gw bisa kali"protes Darren kepada Vera yang berdiri tepat di belakangnya

"Udah lu berdua berisik amat jadi makluk hidup. Ver kenalin ini anggota cewek mapala"William yang sudah khatam dengan pertengkaran tidak penting Darren dan Vera langsung cepat mengalihkan topik.

From: Lando
Where are you baby?

Pesan singkat yang baru muncul dari hp Jean sontak membuat Anna menyenggolnya.

"Kak,kalau aku tinggal sekarang bisa? Ada urusan penting yang mendadak nih"jawabnya setengah terburu-buru

Ekspresi muka Jean membuat semua yang ada mengiyakan untuknya pergi secepatnya, dan detik kemudia seisi meja itu melihat Jean yang berjalan setengah berlari kearah parkiran mobil

"Temen kamu kenapa,?"sontak Anne yang mereka introgasi

"Mendadak kak urusannya, tidak bisa diganggu gugat lagi"

Ambigu, kata itu yang dipikirkan Ian dengan jawaban yang diberikan Anna.

tbc

::
Gaes,tanya doang ini works gimana sih buat kalian? Thanchuu~~

Mapala | DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang