Saat jam pelajaran usai, Tiara buru-buru merapikan buku-buku nya dan segera keluar dari kelas.
"Ju, itu si Tiara kenapa ? kok keluar duluan ?" tanya Alan penasaran
"Tau. Mau ke toilet kali dia" Jawab Junior sambil merapikan buku-buku nya "yuuk"
"Riana" panggil Tiara
"napa lu ? mau pulang sekarang ?"
"gak. Gue mau ke lapangan, mau latihan buat lomba"
"lomba lagi lu "
"iya. Lo pulang nya bareng Junior ya. Terus gue kayak nya bakal pulang malam deh, jadi lo balik aja ke rumah lo. Gak enak kalau lo gue tinggal sendiri di rumah"
"terus ntar lo gimana ? berani tidur sendiri ?""yaaa. Gampang lah itu. Gue tidur di lapangan juga bisa. Udah yaa, gue udah telat. Daaa" kata Tiara sambil berlalu cepat meninggalkan Riana
"eeehhh Raa. Tiaraa ?"
Saat itu juga, Alan dan Junior sedang berjalan menuju parkiran. Riana menghampiri mereka.
"Junior, Alan" sapa Riana
"eh Ri, lihat Tiara gak ?" tanya Alan
"Tiara udah ke lapangan. Mau latihan katanya"
"kok dia gak bilang-bilang sih kalau mau latihan" ucap Junior
"emang kalian lagi marahan ya ?"
"tau ni si Junior" jawab Alan
"kok gue ?"
"ya kan elo yang tadi buat Tiara kesal"
"udah ah. Junior, anterin gue balik ke rumah Tiara ya. Gue mau ngambil pakaian gue. Kata Tiara, dia bakal pulang malam, ntar gue kesepian lagi di rumah nya"
"ya udah deh. Yuuk" ajak Junior sambil memberikan helmnya pada Riana. Namun pikiran Junior belum bisa lepas dari Tiara. Dia masih terus memikirkan tentang wanita itu.
"lo gak balik Lan ?" tanya Riana
"gue dari tadi nyari Tania kok gak ketemu-ketemu ya ? lo gak lihat dia ?"
"dia mah udah balik dari tadi" jawab Riana
"hah ? balik ? sama siapa ?"
"gak tau gue" jawab Riana sambil memakai helm nya dan naik ke atas motor Junior
"kita duluan ya" pamit Junior
Namun tak ada jawaban dari Alan. Alan memikirkan Tania yang sifat nya akhir-akhir ini mulai berubah. Sudah jarang pulang bareng Alan, chat nya juga jarang di balas. Alan sangat mencintai Tania, dan dia sangat tak ingin kehilangan Tania. Alan selalu mengorbankan segala nya hanya demi Tania. Namun satu yang tak bisa di korban kan nya, yaitu kebersamaan nya dengan Junior dan Tiara. Secinta-cinta nya Alan pada Tania. Tania akan selalu menjadi urutan kesekian dalam hidup Alan setelah kedua sahabat nya itu.
Di tempat lain, Tiara dengan giat dan semangat nya berlatih. Menerima arahan, pemanasan, dan latihan-latihan kecil lain nya.
"ini perlombaan khusus cabang Atletik yang di selenggarakan tiap 4 tahun sekali. Dan peserta nya hanya dari tinggkatan SMA. Beruntunglah kalian yang mendapatkan tahun ini. Kalian harus berlatih dengan keras, karena seleksi tahap 1 akan di selenggarakan 2 minggu lagi. Jika kalian lolos tahap 1, maka kalian akan menuju ke tahap selanjutnya hingga pada perlombaan puncak nya tiga bulan lagi. Itu adalah perlombaan Nasional. Latih fisik dan mental kalian baik-baik, karena jika kalian sudah sampai pada tahap Nasional, maka nama kalian akan tercatat di sana, dan akan sangat banyak jalur yang dapat memudahkan kalian untuk masuk ke Universitas ternama dengan prestasi kalian. Bisa jadi kalian juga akan mewakili Indonesia untuk perlombaan Internasional" kata Pimpinan pelatih mereka. Semua bertepuk tangan dengan semangat nya. Semangat mereka semakin membara. Mereka berlatih hingga jam 7 malam. Selesai latihan, mereka masing-masing akan di antar menggunakan kendaraan sekolah menuju ke rumah mereka masing-masing.
Tiara berjalan menuju rumah nya. Tadi dia minta di turun kan di depan gang perumahan nya. Tiara berjalan sambil sedikit bersenandung. Dari kejauhan, dia melihat ada 2 orang pria sedang duduk di bangku pekarangan rumah Junior dengan menggunakan sarung dan terdapat dua gelas kopi di atas meja pekarangan. Dia tau itu adalah kedua sahabat nya. Junior dan Alan.
Saat melihat Tiara berjalan mendekati mereka, mereka berdua pun segera berdiri dan memperhatikan setiap langkah dari Tiara.
"ngapain lo berdua duduk di depan rumah ? pake sarung lagi. Mau ngeronda lo berdua ?" tanya Tiara dengan wajah santai nya
"lo latihan dimana sih ? kok gak di tempat biasa ?" tanya Alan
"di Gedung B, gedung yang baru itu" jawab Tiara sambil menyesap kopi dari salah satu gelas di atas meja itu
"terus lo pulang nya naik apa ?" tanya Alan
"di anter bus sekolah" "lo berdua nyariin gue ke gedung gue biasa latihan ?"
"iyaaa. Tapi gak ada. Handpone lo gak aktif lagi, kirain lo marah sama kita" ucap Junior sambil melipat tangan nya di depan dada
"hahaha. Terus lo berdua di sini nungguin gue ?" tanya Tiara penuh kemenangan, karena berhasil membuat kedua sahabat nya khawatir.
"tau ah, gue mau pulang dulu. Ngantuk" ucap Alan sambil berlalu pergi
"gue juga. Ngantuk gue" ucap Junior pun sambil berlalu pergi meninggalkan Tiara sendirian
"eh, lo berdua kok malah ninggalin gue sendirian ? gue marah beneran ni yaa" teriak Tiara pada dua sahabat nya
"da da Tiara. Selamat Tidur" teriak Alan yang sedang berjalan memasuki halaman rumah nya
"semoga mimpi indah" sambung Junior yang telah berada depan pintu rumah nya. Seketika itu juga, terdengar suara serentak pintu yang tertutup.
"iiihh, nyebeliiinn. Mana gue tidur sendirian lagi di rumah" geram Tiara sambil berjalan ke arah rumah nya dengan sedikit perasaan takut.

YOU ARE READING
Mellifluous
Romance3 orang sahabat, Tiara, Junior, dan Alan. Selalu bersama sejak kecil, menghabiskan waktu bersama. selalu saling melindungi dan menyayangi. hingga pada titik mereka dihadapkan pada sebuah kebimbangan hidup. cinta hadir dalam hidup mereka masing-masin...