Persimpangan

7 0 0
                                    

"YEEEEEEEEEEE" teriak hampir semua orang di tribun yang menonton nya. Alan dan Junior tidak hanya berteriak, namun terdiam beberapa menit saat Tiara menatap kedua sahabat nya dari bawa sana dan beberapa butir air mata membasahi pipi nya.

Tiara menjadi juara nya. Nama nya terpampang pada layar stadiun tersebut. Tiara naik ke tangga juara dan menerima Piala, medali dan piagam penghargaan serta uang tunia yang lumayan besar jumlah nya.

Setalah acara penyerahan kejuaraan, Tiara segera berlari menuju lobi ruang tunggu dan mendapati kedua sahabat nya sedang duduk bersandar di atas sofa.

"woiiii" teriak Tiara dari kejauhan

Melihat Tiara memegang piala dan sebagai nya, Alan dan Junior pun segera melangkah mendekati nya dengan senyum yang penuh riang. Mereka bertiga berpelukan dengan erat nya sambil tertawa bahagia.

"eh Ra ?" kata Junior sambil melepaskan pelukan mereka

"apa ?" tanya Tiara heran

"tadi lo nangis ya ?" tanya Junior mencoba memastikan

"iyaa, lo nangis ya tadi ?" Alan pun mencoba memastikan

"gak lah. Siapa juga yang nangiis ? kan gue menang. Ngapain nangis ?"

"alah, gak usah boong deh, kita lihat kok tadi"

"iiiiihhh apaan sih. Mending lo berdua gendong gue sampai parkiran" kata Tiara sambil tersenyum jahil ke arah kedua sahabat nya sambil menaikan alis mata nya

"ogah ah. Lo kan berat. hahahahha" kata kedua nya sambil berlari meninggalkan Tiara

"iiiishhh, awas aja ya lo berdua"

Tiara kembali ke dalam untuk bertemu dengan pelatih dan teman-teman nya. Serta membersihkan diri nya dan mengganti pakaian nya agar terlihat lebih segar. Setelah itu, Tiara berjalan ke parkiran menghampiri kedua sahabat nya. Alan dan Junior sengaja datang menggunakan mobil Alan karena mereka tak mau jika Tiara naik motor saat selesai perlombaan.

"alay banget sih lo berdua pake acara bawa mobil segala" kata Tiara sudah berada dalam mobil

"bawel lo" jawab Alan sambil menjalan kan mobil nya.

"traktir gue makan" kata Tiara sambil memainkan handpone nya

"kan lo menang. Harus nya lo dong yang traktir" protes Junior

"kapan kita buat kesepakatan kayak gitu ?"

"laahh, itu yang tadi sebelum perlombaan" kata Alan mencoba mengingatkan

"kan gak ada kata sepakat" jawab Tiara dengan santai nya. Sementara di kursi depan, Alan dan Junior hanya menepuk jidat mereka dan saling tatap dengan wajah yang tak bisa di jelaskan.

"pizza ya" kata Tiara masih dengan mimik wajah santai nya

Selesai makan, mereka pun langsung pulang ke rumah karena Tiara yang mengeluh bahwa dia sangat capek seusai perlombaan tadi.

Sesampainya di depan rumah Tiara, sebelum keluar dari mobil Tiara berkata "besok gue gak sekolah, gue di kasih libur sehari. Selamat belajar besok, jangan kangen gue yaaa. hahaha"

"iiihh, kepedean lo. Justru sekolah jadi tenang kalau lo gak ada" balas Junior dan di sambung oleh tertawa dari Alan "hahhaha. bener tu bener"

Mendengar itu, Tiara menjadi kesal dan langsung keluar dari mobil dan menutup pintu mobil dengan bantingan yang keras. Junior dan Alan hanya saling pandang dan kemudian melajukan mobilnya menuju ke halam rumah Alan.

Sesampainya di rumah, Junior merasa cemas dengan keadaan Tiara. Dia terus memikirkan Tiara yang sendirian di rumah. Junior tahu bahwa Tiara pasti sangat lelah seusai perlombaan, dan tidak ada satu pun orang di rumahnya. Akhirnya, Junior memutuskan untuk menghampiri Tiara ke rumah nya. Dengan sebotol minyak urut di genggaman nya, Junior masuk kedalam rumah Tiara dan mendapati Tiara sedang berbaring di atas sofa dengan wajah lelahnya.

MellifluousWhere stories live. Discover now